Seni Ukiran Kayu Suku Asmat - Inspirasi Luar Biasa untuk Kerajinan Sulam dan DIY
Contoh Hasil Kerajinan Ukiran Kayu Asmat
Salah satu benda hasil kerajinan ukiran yang cukup populer di dunia adalah panel-panel unik yang sering dimanfaatkan menjadi hiasan dinding. Panel-panel ukiran ini biasanya mempunyai pola ukiran hewan atau garis-garis tribal khas Asmat. Benda ini menjadi begitu terkenal karena keunikannya dan kemudahannya untuk dibawa dalam jarak jauh, mengingat para wisatawan biasanya membeli panel untuk dijadikan buah tangan.
Selain bentuk panel, jenis ukiran yang tak kalah terkenal adalah Patung Bis atau disebut leluhur dan Totem. Pembuatan kedua ukiran ini sangatlah berkaitan dengan kehidupan spiritual masyarakat Asmat. Mereka biasanya akan menggunakan satu batang utuh dari sebuah pohon lalu diukir hingga menyerupai manusia yang mereka anggap sebagai leluhur.
Untuk totem sendiri, biasanya dibuat dari sebuah batang pohon yang terbalik. Bagian akar akan ditaruh di atas karena mereka akan menggunakan akarnya yang panjang tersebut sebagai pelambangan kesuburan dan harus diletakkan di bagian atas totem. Kedua benda ini sangatlah sakral bagi masyarakat setempat dan biasanya akan ditempatkan pada tempat yang sakral pula seperti ditempatkan diJew (Rumah Bujang) atau pintu masuk desa Asmat.
Harga Ukiran Kayu Asmat
namun untuk Harga jual panel-panel anda bisa membeli nya dengan harga yang tidak terlalu mahal, untuk satu buah panel berukuran paling kecil umumnya dijual seharga 200.000-300.000 rupiah. menurut kami Harga ini cukup pantas karena panel-panel ini juga mempunyai nilai sertatingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam membuatnya.

Sejarah Perkembangan Suku Asmat
Menurut mitologis, orang Asmat percaya bahwa mereka berasal dari Dewa Fumeripits, Sang Pencipta.
Namun, secara antropologis, leluhur suku Asmat adalah bangsa Melanesoid. Mereka datang ke Indonesia ketika zaman es terakhir sekitar tahun 70.000 SM.
Saat itu, suhu turun drastis dan air laut membeku. Dampaknya, permukaan laut menjadi lebih rendah hingga 100 meter lebih dibandingkan saat ini.
Pulau-pulau baru pun bermunculan sehingga memudahkan makhluk hidup untuk melakukan migrasi dari kawasan Asia ke Oseania.
Salah satu bangsa yang bermigrasi adalah bangsa Melanesoid. Mereka bermigrasi dari timur hingga ke Papua dan Benua Australia.
Ketika zaman es berakhir tahun 5.000 SM, air laut mulai naik kembali hingga memisahkan kepulauan Papua dan Benua Australia.
Bangsa Melanesoid sendiri berasal dari Proto Melanesia, yaitu manusia Wajak yang merupakan penduduk asli Pulau Jawa. Mereka tinggal di Papua untuk beberapa waktu lamanya hingga bangsa Melayu datang.
Bangsa Melanesoid ini pulalah yang menurunkan suku-suku bangsa di Papua termasuk suku Asmat.

Tags: kayu ukiran