... 5 Langkah Mudah Menggunakan Alat Tenun Gendong: Panduan DIY untuk Pemula

Keindahan Alat Tenun Gendong dalam Kerajinan Jarum dan DIY

Jenis-jenis gendongan bayi

Apabila dulu hanya terdapat gendongan kain, kini orangtua bisa memilih jenis gendongan sesuai dengan preferensi atau kebutuhan masing-masing.

Berikut jenis-jenis gendongan untuk si kecil yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan membeli:

1. Baby wrap / wrap carrier

Ini merupakan jenis gendongan depan yang kini sering digunakan orangtua karena praktis dan nyaman. Hal ini karena bahan gendongan elastis seperti licra atau spandeks.

Maka dari itu, Anda bisa mencoba beberapa variasi cara menggendong bayi sesuai dengan instruksi yang ada. Sebagai contoh, posisi depan, pinggul, atau bahkan di belakang.

Tidak hanya itu saja, karena bahannya elastis baby wrap dapat menutupi seluruh tubuh, menghangatkan, sekaligus memaksimalkan proses skin to skin.

Walaupun dapat digunakan sejak bayi baru lahir, kemungkinan baby wrap hanya bisa digunakan pada anak dengan berat badan maksimal 10 kg.

2. Woven wrap

Model dari jenis gendongan bayi yang satu ini mirip dengan baby wrap. Akan tetapi, ada perbedaan dari jenis bahan karena tidak elastis. Biasanya, bahan yang digunakan berupa katun, linen, wol, hingga tenun.

Maka dari itu, karena bahannya lebih kokoh maka gendongan ini memungkinkan Anda untuk menggendong bayi hingga balita yang lebih besar.

3. Ring sling

Berbeda dengan jenis sebelumnya, gendongan bayi yang satu ini memiliki dua buah ring di bagian ujung sebagai simpul pengikat.

Maka dari itu, Anda bisa menyesuaikan seberapa kencang ikatan agar mendapatkan pelukan yang sempurna.

Alat tenun mesin (ATM)

Selanjutnya adalah jenis alat tenun dengan menggunakan teknologi mesin atau sering disingkat ATM. Alat tenun jenis ini biasanya terdapat pada perusahaan tekstil skala besar. Alat tenun mesin dirancang dengan teknologi canggih rapier. Penggunaan ATM ini lebih efisien waktu dan tenaga.

Hanya dengan sekali proses, mesin ini dapat menghasilkan bermeter-meter kain tenun. Alat tenun mesin ini memiliki bentuk yang besar, yang mana dapat menghasilkan kain tenun yang lebih panjang dan lebar.

Pengoperasiannya masih menggunakan tenaga manusia, namun hanya untuk memantau proses penenunan mesin dengan menekan beberapa tombol otomatis. Berbeda dengan ATBM yang masih menggunakan pengrajin untuk menenun kainnya. Kain tenun yang dihasilkan dengan menggunakan mesin ini lebih halus dan teratur.

Itulah pembahasan mengenai beberapa jenis alat tenun yang digunakan pengrajin tenun. Beberapa jenis alat untuk menenun diatas hingga kini masih digunakan. Tak peduli ada mesin berteknologi, yang tradisional pun masih dipakai oleh sebagian masyarakat pengrajin tenun di beberapa daerah pedesaan.

Detail alat tenun ATBM

Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) | Ahmad Saifulloh/Shutterstock

Berbeda dengan alat gedog yang sudah ada sejak zaman leluhur, ATBM merupakan alat yang dihadirkan sebagai solusi untuk memenuhi industri tekstil rumahan yang sudah berjalan sebelum Indonesia merdeka.

ATBM sendiri merupakan pengembangan dari alat tenun model TIB, yaitu Textile Inrichting Bandung, sebuah lembaga yang sudah lebih dulu menghadirkan alat tenun dengan sistem yang lebih modern pada tahun 1912.

ATBM pertama kali digunakan di Kabupaten Wajo pada tahun 1950-an, di mana pada awalnya hanya digunakan untuk memproduksi kain sarung Samarinda. Baru pada tahun 1980-an mulai digunakan untuk memproduksi sarung sutra dengan motif balo tettong.

Jika melihat dari segi bagian tentu komponen yang dimiliki dari ATBM lebih kompleks, namun sebenarnya ada beberapa bagian yang memiliki fungsi sama seperti pada alat tenun gedog, hanya saja penamaannya berbeda.

Yang paling mencolok, ATBM memiliki injakan atau pedal berupa dua buah kayu panjang yang terletak di bagian bawah alat tenun, injakan tersebut akan digerakkan dengan kaki dan berfungsi untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada saat melalui proses keluar masuk rangkaian benang pakan dalam proses menenun.

Karena itu selain kain yang diproduksi oleh mesin, sebagian besar kain tenun yang selama ini banyak beredar di pasaran sebenarnya merupakan buatan ATBM, yang harganya terbilang jauh lebih murah dibanding kain hasil alat tenun gedog

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Catatan kaki [ sunting | sunting sumber ]

  1. ^ ab Rujukan kosong (bantuan)
  2. ^ Islami, Cantika Nur (2019-07-25). "Mempelajari Perbedaan Alat Tenun Gedog dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)". Indonesian Craft (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-26 . Diakses tanggal 2020-04-01 .
  3. ^ Ariani, Novi (2020-03-05). "Sejarah Tenun Ikat di Indonesia". Indonesian Handwoven (dalam bahasa Inggris) . Diakses tanggal 2020-07-11 .
  4. ^"Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)/ Kasuksak – LPK ANUGRAH – PENGRAJIN SONGKET TENUNAN" . Diakses tanggal 2020-04-01 .

Artikel bertopik tekstil ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Sejarah [ sunting | sunting sumber ]

ATBM pada mulanya diciptakan oleh insinyur di Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada tahun 1912, sehingga alat ini juga dikenal sebagai alat tenun model TIB. Alat ini pertama kali digunakan di Kabupaten Wajo pada tahun 1950-an untuk memproduksi kain sarung Samarinda. [2]

Sejarah tenun ikat di Indonesia dimulai saat Indonesia berada di bawah pengaruh budaya asing yang berasal dari daratan tenggara asia dan bahkan lebih jauh lagi. Hal tersebut dikarenakan letak Indonesia yang berada di persimpangan jalur migrasi kuno sehingga menjadi rute perdagangan melalui Asia dan Pasifik. Negara-negara lain yang singgah di Indonesia seperti Cina, India, Persia, Mesir, dan Eropa membawa budaya mereka dan pada akhirnya memberikan pengaruh bagi budaya Indonesia. [3]


Tags: tenun alat

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia