... Peluang Usaha DIY Kerajinan Batu Alam di Indonesia: Panduan Lengkap

Peluang Bisnis Kerajinan Batu Alam dalam Dunia Rajutan dan DIY di Indonesia

Nilai Ekspor Kerajinan

Data menyebutkan bahwa produk dari industry kerajinan mengalami kenaikan jumlah ekspor sebanyak 24,87%. Hal ini dikemukakan oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) pada Agustus 2021. Produk-produk hasil tangan Indonesia ini mengalami peningkatan di berbagai negara di belahan dunia.

Peningkatan terbesar terjadi dari negara Amerika Serikat yang berkontribusi sebesar 44,4% diijuti oleh Malaysia sebesar 12,6%, Jepang dengan 7,8%, dan Belanda sebesar 3,7%. Peningkatan ini banyak dikarenakan adanya stimulus ekonomi dari pemerintah Amerika Serikat untuk memulihkan ekonominya. Sehingga, masyarakat didorong untuk mengonsumsi barang dan jasa.

Sehingga, mengakibatkan permintaan atas produk kerjainan dari Indonesia juga meningkat. Walaupun naik, HIMKI mengaku bahwa ini belum optimal. Masih banyak peluang untuk membesarkan ekspor produk kerajinan. Peningkatan nilai ekspor ini perlu juga ditingkatkan kualitas produk agar para importir memesan kembali produknya dan menjadikan lebih banyak lagi produk yang akan diekspor.

Walaupun pandemic belum berakhir, produk kerajinan ini sangat diminati oleh masyarakat luar negeri. Sebagai contoh, produk kerajinan Indonesia mencatatkan nilai ekspor selama Januari-Mei 2021 ke Jepang sebanyak 10,32 juta dolar. Keadaan ini memberikan angin segar kepada para pengrajin di seluruh Indonesia terutama para pengrajin UKM.

Produk yang paling digemari di Jepang adalah topi renda dan penutup kepala lainnya yang sangat unik khas Indonesia yang nilai ekspornya sendiri mencapai 4,15 juta dolar. Kerajinan lainnya juga turut serta dalam memberikan kontribusi ekspor sepert bingkai kayu sebesar 2,18 juta dolar, keranjang rotan sebesar 562 ribu dolar, keranjang anyaman berbahan tumbuhan sebesar 435 ribu dolar, dan wig sintesis sebsesar 423 ribu dolar.

Pada produk batik sendiri terjadi kenaikan ekspor selama semester satu 2020 yaitu meningkat sebesar 19% dari semester satu 2019 atau setara 17,99 juta dolar. Data menyembutkan bawha terjadi penurunan tran pada ekspor batik dari tahun ke tahun. Pada 2015 ekspor batik mencapai US$ 185,04 juta, lalu menurun di 2016 menjadi US$ 156,03 juta dan 2017 merosot ke US$ 73,79 juta. Berikutnya 2018 ekspor batik US$ 52,33 juta dan 2019 naik tipis menjadi US$ 54,36 juta.

Minat Wisatawan Seluruh Dunia untuk Pariwisata Berbasis Komunitas Indonesia

Baru-baru ini, sebuah snapshot dari Google Trends mengungkapkan data menarik tentang popularitas atau ketertarikan turis global terhadap pariwisata berbasis komunitas. Di puncak daftar, kita temukan Sri Lanka dengan skor sempurna, diikuti oleh Filipina dan Kenya berbagi posisi dengan skor yang mengesankan.

Indonesia berdiri tidak kalah jauh. Data terbaru menunjukkan bahwa negara kita mengisi posisi keempat paling populer untuk dikunjungi dalam hal pariwisata berbasis komunitas, sejajar dengan Malaysia.

Minat ini mencerminkan dinamika sosial dan budaya yang kaya, serta keingintahuan wisatawan yang mendalam terhadap masyarakat Indonesia. Namun, apa yang sebenarnya menarik perhatian wisatawan global? Ini menandakan adanya sebuah narasi yang lebih besar, sebuah cerita tentang perlunya inovasi pada pariwisata berbasis komunitas di Indonesia.

Meski begitu, minat publik terhadap pariwisata berbasis komunitas juga mengalami pasang surut. Grafik Google Trends menunjukkan pada Mei 2023, kita melihat adanya peningkatan minat yang signifikan, mencapai puncaknya. Ini mungkin menandakan sebuah liburan musim panas yang sangat ditunggu-tunggu.

Menjelang September 2023, ada sedikit lonjakan kembali, mungkin karena adanya banyak yang mencari info liburan musim dingin. Ketika kita memasuki akhir Desember 2023, ada penurunan tajam. Mungkin ini disebabkan oleh pergeseran fokus publik ke kegiatan liburan dan perayaan bersama keluarga dan teman-teman.

Artinya, tidak ada yang konstan dalam minat pariwisata berbasis komunitas. Namun, jika ditarik rata-rata, minat wisatawan dunia terhadap program ini selalu ada. Karenanya, penting untuk terus memantau dan memahami dinamika ini agar kita dapat tetap relevan dan menyesuaikan strategi kita.

Ini Alasan Kerajinan dari Indonesia Semakin Mendunia

Ada berbagai macam alasan mengapa produk kerajinan Indonesia menjadi semakin mendunia. Berikut alasannya:

1. Kriya Unik

Kriya Indonesia mempunyai citarasa dan sentuhan seni yang tinggi. Kita bisa melihat, produk-produk kriya yang berasal dari Indonesia, semuanya mempunyai sentuhan seni sangat tinggi.

Bahkan, tidak sedikit seni yang memiliki arti atau filosofi makna yang mendalam. Sehingga karya tersebut tidak hanya sengaja dibuat, namun juga sarat akan makna.

Produk seperti inilah yang sangat sulit untuk ditandingi bahkan ditiru oleh bangsa lain. Apalagi untuk penikmat seni, tentu saja mereka lebih menyukai karya yang benar-benar memiliki makna.

2. Testimoni Turis

Pengalaman turis yang melakukan pembelian produk di Indonesia. Tidak sedikit turis luar negeri yang berkunjung ke Indonesia setiap tahunnya.

Ketika kembali ke negara asal, biasanya mereka membawa buah tangan. Buah tangan inilah yang menjadi contoh jika produk dari Indonesia benar-benar berkualitas dan tidak kalah dengan bangsa lain.

3. Harga Terjangkau

Di banderol dengan harga yang terjangkau. Selain memiliki kualitas bagus, hasil karya seni dari Indonesia juga memiliki harga bersaing bahkan tergolong lebih murah dibandingkan dengan produksi dari negara lain.

Contohnya saja untuk kain batik dengan kualitas tinggi sudah bisa diperoleh dengan harga Rp 1 juta per meter. Padahal mungkin di negara lain bisa di banderol dengan harga jutaan.

Dengan kualitas yang sama-sama bagus, tentu saja pembeli lebih memilih produk dengan harga lebih terjangkau.

4. Detail

Pengerjaan secara mendetail. Semua produk karya seni Indonesia dikerjakan secara unik dan detail, Anda bisa melihat dari produk tas rajut.

Macam-macam Kerajinan Khas dari Indonesia

Kerajinan dari Indonesia ada berbagai macam, bahkan terdapat sentra kerajinan yang sudah tersebar hingga di berbagai daerah Indonesia.

1. Kerajinan batik

Batik menjadi budaya Indonesia. Di era modern, kain batik bukan hanya seperti kain tradisional, namun sudah berubah menjadi seni dengan berbagai macam corak khas.

Kerajinan tangan ini bisa memikat hati negara lain karena memiliki motif unik yang berasal dari berbagai macam daerah. Apalagi masih ditambah dengan sentuhan warna sehingga menambah kecantikan kain.

Bahkan, di berbagai kesempatan banyak artis luar negeri, yang tampil di depan publik dengan menggunakan pakaian dari kain batik.

2. Ukir kayu

Karya dari Indonesia selalu menonjolkan sebuah keindahan dan kerumitan, baik pada desain atau pada motif. Namun, inilah nilai yang menjadi sebuah daya tarik.

Ukiran kayu juga demikian. Kayu dari Indonesia sangat berkualitas karena berada di negara tropis. Bukan hanya itu, pahatan yang dibuat juga sangat bagus.

Kota yang terkenal dengan seni ukir kayunya adalah jepara. Hasil ukiran dari kota ini mulai dari patung, kaligrafi dan yang lainnya berhasil menembus pasar Eropa.

3. Wayang

Terkenal sebagai tradisi budaya Jawa, ternyata masyarakat luar negeri juga tertarik dengan kerajinan khas Indonesia ini.

Dulunya, wayang sangat identik dengan hal mistis. Namun dengan perkembangan jaman, wayang menhjadi hiasan interior rumah karena bentuknya yang sangat artistik dan unik.

Masyarakat luar negeri sangat kagum dengan hasil karya ini, sehingga turis yang datang ke Indonesia biasanya membawa wayang sebagai cenderamata.

4. Anyaman bambu

Anyaman bambu dibuat dengan menggunakan tangan secara manual. Namun meskipun demikian, hasil dari anyaman ini tetap saja berkualitas dan sangat rapi.

Dampak Pandemi dan Peluang Pertumbuhan

Pandemi COVID-19 memberikan berbagai dampak bagi seluruh lapisan masyarakat. Industri kerajinan juga terdampak akibat penyakit menular lewat tetesan ini. Dampaknya banyak terasa pada biaya logistijk yang meningkat.

Contohnya adalah hambatan proses pengurusan sertifikat layak fungsi, masih berlakunya sistem verifikasi legalitas kayu yang meningkatkan biaya, stabilitas harga dan pasokan kayu, kelangkaan bahan baku rotan, dan masalah bahan-bahan penunjang produk kerajinan seperti mur, baut, dan juga kain tekstil.

Pelaku UKM mebel dan angkota HIMKI menyebutkan bahwa terjadinya peningkatan biaya muat barang sebesar 500% pada 2020. Di mana sebelum pandemic, biaya muat berkisar 2.800 dolar AS unuk mengirim barang ke Jerman. Sedangkan saat pandemic ini, harganya naik menjadi 12.800 dolar AS untuk mengirimkan barang ke Jerman dan membutuhkan sekitar 20.000 dolar AS untuk mengirimkan barang ke Amerika Serikat.

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia menyatakan bahwa tetap optimis dengan kondisi pemulihan sekarang ini. Ia menuturkan bahwa industry ini masih memiliki peluang yang besar dan akan terus mengalami pertumbuhan.

Ia juga percaya bahwa dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah selagi memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia dapat menjadikan Indonesia sebagai pemimpin pasar untuk industri kerajinan di Asia Tenggara.

Peluang ini juga sejalan dengan hasil penelitian Research And Markets yang menyebutkan bahwa infusti furnitur dan kerjinan global akan tumbuh sebesar 18,9% atau menjadi 671,07 miliar dolar AS yang sebelumnya sebesar 564,17 miliar dolar AS.


Tags: kerajinan usaha indonesia bisnis

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia