... Bahan Tenun Tebal Pelapis Ban: Panduan DIY untuk Proyek Needlework

Rahasia Bahan Tenun Tebal Pelapis Ban dalam Kerajinan Tangan dan DIY

Kain Interfacing (Lapisan Pendukung)

Interfacing adalah lapisan pakaian yang ditambahkan untuk membuat pakaian menjadi keras dan kaku. Selain itu, penggunaan kain interfacing juga bertujuan membentuk bagian tertentu pada pakaian agar lebih awet dan tahan lama. Jenis lapisan satu ini biasanya dipasang di kerah kemeja, manset atau area kancing. Seperti halnya interlining, kain interfacing yang sering digunakan ada juga ada yang berjenis woven, non woven, dan rajutan.

Bahan pelapis atau kain furing memang paling umum digunakan pada pakaian yang berkualitas. Peran utama kain pelapis dalam konstruksi fashion yaitu sebagai pembentuk, penopang kain, mejaga kekuatan kain, serta membuat pakaian lebih tahan lama. Tak berhenti disitu saja karena kain pelapis ini juga akan memberikan efek kenyamanan yang lebih pada penggunanya.

Guna memenuhi kebutuhan kain furing dan lining, BahanKain.com menyediakan berbagai jenis kain yang sering direkomendasikan sebagai lining baju. Ketebalan yang beragam akan memudahkan Anda untuk memilik mana yang lebih sesuai dengan keinginan dan peruntukannya.

BahanKain.com juga menjual kain voal yang mempunyai 84 variasi warna. Segera hubungi kami dan konsultasikan segala jenis kebutuhan kain Anda, atau mau cek koleksi kain kami, Disini.

Belanja koleksi kain BahanKain.com juga bisa melalui Shopee dan Tokopedia Mekar Jaya Tekstil, langsung klik link berikut ini ya:

Cara memilih Interfacing

Pola menjahit bisa menjadi acuan dalam memilih kebutuhkan interfacing. Namun, tetap saja ada beberapa hal yang harus pertimbangkan seperti:

Jenis dan karakter kain (bahan busana) sangat memengaruhi pemilihan interfacing. Jika bahannya tahan terhadap panas, interfacing berperekat (fusible interfacing) bisa menjadi solusi praktis. Sebaliknya, apabila kainnya kurang bisa menahan panas, kain pelapis biasa adalah opsi paling aman.

2. Berat atau Ketebalan kain

Kain pelapis juga tersedia dalam ketebalan yang bervariasi. Jadi, coba dan mencocokkan dulu ketebalan pelapis dan kain. Meski hal itu tak berlaku dalam beberapa model pakaian.

· Interfacing berbobot ringan akan sesuai untuk gaun dan rok plisket. Ataupun model busana lain yang menggantung bebas tapi butuh sedikit penguat dan tidak menimbulkan banyak gesekan.

· Bahan pelapis dengan berat sedang, bisa diandalkan untuk memperkuat area pakaian yang lebih banyak digunakan. Seperti pada kerah, lubang kancing, dan elemen struktural garmen lain. Interfacing ini dapat menambah kekuatan kain tanpa menghilangkan kelenturannya. Hasilnya pakaian akan tetap nyaman dikenakan.

Lapisan Dalam (Interfacing)

Interfacing adalah bahan pelapis yang ditempel pada sisi kain yang tidak terlihat atau “bagian belakang” untuk membuat area garmen lebih kaku.

Fungsi Interfacing adalah:

  • Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher
  • Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian busana
  • Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu seperti ujung dan detail pada busana
  • Memperkuat dan mencegah bahan renggang

Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda.

Kontruksi Interfacing

Dilihat dari kontruksinya interfacing dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

Interfacing woven (tenunan)

Jenis tenunan yang arah seratnya memanjang saling mengikat. Dalam penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat. Jenis ini akan membentuk pakaian lebih bagus & stabil.

Contoh bahan interface woven adalah : rambut kuda, trubinais, cufner.

Rambut kuda terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda (bulu binatang), kuat, lentur, tebal, dan tidak berperekat. Berfungsi u ntuk menopang bentuk dan memperindah busana, contoh pada jas dan torso.

Trubinais teksturnya sedang sampai kaku, berperekat atau tidak berperekat, diproses fusi atau laminate. S ebagai pengeras, pembentuk pada kerah, manset, dan ban pinggang, memberi ketegasan pada detail busana.

Cufner ada yang memiliki ketebalan bertingkat (tebal tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang yang digunakan), tipis sampai tebal, tekstur halus, berperekat untuk melapisi bagian muka, memberi bentuk pakaian, memperbagus jatuhnya bahan ( drape ).

Mengenal Bahan Pelapis Busana

Bahan pelapis sangat berpengaruh terhadap pembentukan pakaian/busana yang bermutu. Bahan Pelapis adalah bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang fungsinya antara lain untuk membentuk, menopang kain, menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan, tekanan dan tahan rendaman, dan juga untuk memberi rasa nyaman saat dipakai seperti memberi rasa sejuk, hangat, dan menghindari rasa gatal di kulit.

Dalam pembuatan busana, bahan pelapis digolongkan menjadi 4 jenis yaitu:

  • lapisan bawah (underlining),
  • lapisan dalam (Interfacing),
  • lapisan antara (Interlining), dan
  • bahan pelapis (lining), biasa disebut furing.

Masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dan mempengaruhi tampilan suatu busana.

Interfacing adalah kain pendukung yang digunakan di area yang membutuhkan stabilitas lebih dari sekadar berat kain. Misalnya interfacing dalam kerah, manset, waistband, plakat, dan kadang-kadang pada keliman (hem). Pada busana tertentu interfacing diterapkan pada seluruh bagian garmen, bahkan lebih dari satu jenis bahan yang dipakai.

Lining digunakan untuk membantu menyembunyikan detail konstruksi bagian dalam dari pakaian, dan juga untuk membantu mempermudah saat memakai atau melepas pakaian. Kain pelapis ini biasanya licin dan halus. Lining dikerjakan secara terpisah dari garmen dan ditempel dengan jahit tangan atau mesin.

Underlining adalah kain yang ditambahkan ke kain utama untuk memperbaiki bentuk dan bisa juga untuk mengurangi transparasi bahan yang tipis atau anyamannya jarang. Underlining ditempel ke kain utama pada sisi belakangnya (sisi buruk) sebelum dijahit (joint) menjadi pakaian.


Tags: bahan tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia