Keindahan dan Kerajinan Baju Tenun Kalimantan
Kain Ulap Doyo di Masa Kini
Foto: kain ulap doyo untuk fesyen (detik.net)
Di tangan desainer ini, kain Ulap Doyo tampak lebih modern, kekinian dan bisa dipakai untuk sehari-hari.
Misalnya Billy Tjong yang merilis koleksi busana berbahan tenun doyo pada beberapa tahun silam.
Bahkan pada 2015, ada perancang senior Itang Yunasz yang mengangkat keindahan kain tersebut untuk salah satu koleksinya.
Beberapa unsur tenun ikat serat ulap doyo dihadirkan dengan print dengan material yang lebih terjangkau masyarakat.
Namun, saat ini ia mencampurnya dengan benang poliester sehingga tidak terlalu mahal.
Sementara itu, harga kain khas Kalimantan Timur ini dijual dengan harga yang beragam.
Mereka bisa dijual seharga Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu.
Moms pun bisa membelinya jika suatu hari punya kesempatan untuk mengunjungi Kalimantan Timur.
Sumber
- https://wolipop.detik.com/fashion-news/d-4681481/ibu-kota-pindah-ke-kaltim-ini-kain-tenun-khasnya-yang-jadi-warisan-budaya
- https://lokadata.id/artikel/tenun-ulap-doyo-khas-dayak-benuaq
Kain Sasirangan
Kain sasirangan merupakan kain khas suku Banjar yang ada di Kalimantan Selatan. Kain ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke 7. Produksi pembuatan kain yang dahulu kala bernama kain langgundi ini berpusat di Jalan Seberang Masjid, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Konon kabarnya kain ini memiliki kekuatan supranatural yaitu mampu menyembuhkan segala macam penyakit dan hal buruk lainnya. Proses pembuatannya pun harus melewati ritual terlebih dahulu.
Berdasarkan cerita yang dipercayai oleh masyarakat suku banjar kain ini dibuat oleh seorang Patih yang berasal dari kerajaan Dipa. Beliau adalah patih Patih Lambung Mangkurat yang kala itu sedang bertapa selama 40 hari 40 malam di atas sungai dengan menggunakan perahu rakit. Arus sungai membawanya ke suatu tempat yang bernama kota Bagantung. Di sana ia mendengar sebuah tangisan dari segumpal buih. Tangisan tersebut diduga merupakan tangisan dari seorang Putri Junjung Buih.
Kain Tenun Corak Insang
Kain tenun ini merupakan kain yang biasa digunakan oleh orang-orang Melayu khususnya di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pada tahun 1777 yaitu pada masa Kesultanan Kadriyah kain ini digunakan oleh para bagsawan dan hanya dipakai di wilayah istana saja. Kain tenun corak insang digunakan pada saat acara pertemuan antar kerajaan atau sebagai oleh khas kerajaan.
Diberi nama corak insang sebab motif kain ini terinspirasi dari anggota tubuh seekor ikan yaitu bagian insang. Insang dianggap memiliki filosofi yaitu alat kehidupan dan hasil akal budi yang akan digunakan dalam hidup. Motif ini juga menggambarkan kehidupan masyarakat Pontianak yang bermukim di sepanjang sungai Kapuas.
Sejarah Kain Tenun Ikat Sintang
Untuk diketahui, pada masa lampau suku Dayak membuat kain tenun menjadi sakral. Menurut kepercayaan leluhur, dunia terbagi menjadi dua kehidupan yaitu kehidupan atas dan kehidupan bawah. bentuk sakral dari kain tenun bagi masyarakat dayak terdapat pada benang dan motif. Karena kain tenun merupakan benda sakral, maka kain tenun menjadi pakaian wajib dalam setiap upacara adat masyarakat dayak.
- Penyiapan bahan baku berupa kapas.
- Proses pemintalan menjadi benang.
- Pembuatan pola benang dengan proses ikat.
- Mewarnai benang. Pewarnaan ada yang menggunakan pewarna kimia dan pewarna alam. Pewarna alam yang pengrajin gunakan berasal dari akar pohon, daun-daunan, kulit kayu serta tumbuhan.
- Menenun benang menjadi kain.
Tak hanya menggunakan teknik tradisional, peralatan tradisional pun tetap bertahan sampai sekarang. Alat pemintal dan penenun yang mereka pakai sangat sederhana, tidak seperti ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang banyak pemakaiannya di berbagai daerah di Indonesia seperti Tenun Donggala atau Tenun Garut.
5. Kalimantan Utara
Kain khas Kalimantan yang terakhir datang dari daerah ibukota Tanjung Selor.
Meski dikenal dengan kain tenunnya, masyarakat baru-baru ini mengembangkan motif batik.
Motif tersebut diadaptasi dari hiasan dan tradisi budaya suku Dayak, yang memiliki beragam filosofi.
Contohnya saja, pelajaran hidup, kearifan lokal daerah, atau nilai falsafah. Batik khasnya dikenal dengan nama batik tarakan.
Dibuat menggunakan bahan dan warna alami, sehingga sangat ramah bagi kelestarian lingkungan.
Corak di dalamnya terinspirasi dari flora dan fauna lokal. Batik ini biasanya dipakai pada acara-acara penting.
Harga dibanderol dengan angka ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada kerumitan motif dan bahan dasar yang dipakai.
Itulah 5 jenis kain khas Kalimantan berdasarkan provinsinya. Apakah Moms ingin membelinya sebagai buah tangan?
Tags: tenun baju kalimantan