... Panduan Lengkap Batik Tenun Bali untuk Pekerjaan Jahitan & DIY | Pengetahuan Batik Terkini!

Seni Tenun Batik Bali - Karya Indah dalam Dunia Sulaman dan Kerajinan Tangan

Penggunaan Kain Tenun Endek Bali

Pengerjaan kain tenun endek sempat mengalami pasang surut karena proses pembuatannya yang sangat lama. Tapi hingga saat ini kain tenun endek masih dilestarikan oleh kaum wanita Bali karena Pemda setempat memberikan apresiasi yang cukup tinggi.

Kain endek ini berbentuk lembaran atau kain panjang, sarung, dan selendang yang disebut dengan istilah anteng. Sarung kain endek umumnya dipakai oleh kaum lelaki Bali dengan ciri khas sambungan di bagian tengah ataupun samping. Sedangkan kaum wanita menggunakan lembaran kain panjang tanpa sambungan.

Kain endek untuk perempuan ini mempunyai ciri khas berupa motif hias ikat di bagian pinggir sedangkan bagian tengahnya tetap berwarna polos. Berbeda dengan kain endek jaman sekarang yang juga dihiasi satu motif di bagian tengahnya. Selain itu berikut beberapa fungsi dari kain endek:

1. Pelengkap acara adat

Awalnya kain endek hanya digunakan untuk melengkapi acara adat atau upacara keagamaan. Tak sedikit masyarakat yang memakai kain ini untuk menghadiri acara-acara besar dan sembahyang ke pura.

2. Seragam sekolah

Pemerintah Bali pun membuat kebijakan sekolah dan kantor sebagai seragam wajibnya sebagai upaya pelestarian tenun endek di provinsi Bali.

3. Kerajinan tangan

Kain endek juga dibuat beragam produk inovasi diantaranya yaitu kipas, tas, hiasan dinding dan berbagai dekorasi rumah lainnya.

4. Simbol ikatan tali persaudaraan

Pada prinsipnya kain endek adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi tubuh, ikatan tali persaudaraan dan cindera mata pada teman ataupun sahabat.

5. Dipercaya sebagai penolak bala

Kain tenun endek juga digunakan sebagai unsur dekoratif di tempat upacara di pura, rumah, atau di pusat desa. Kain endek cepuk dan babali dipercaya mampu menolak hal-hal negatif atau penolak bala. Sementara tenun endek dengan motif gringsing diyakini mampu menangkal wabah penyakit.

Ciri Khas Tenun Gringsing

Sebagai catatan, menurut para ahli kain dan tekstil dunia, Kain tenun Gringsing termasuk kain tenun yang langka. Hanya ada 3 tempat di dunia ini yang mengusai teknik menenun Gringsing, yaitu India, jepang, dan Tenganan (Indonesia).

Seorang pakar kain bernama Urs Ramseyer (1984) yang menulis buku berjudul Clothing, Ritual and Society in Tenganan Pegeringsingan Bali, menduga bahwa masyarakat Tenganan adalah merupakan imigran dari India kuno karena juga penganut Dewa Indra.

Para imigran tersebut kemungkinan membawa teknik dobel ikat melalui pelayaran dari Orrisa atau Andhra Pradesh, kemudian mengembangkannya secara independen di Tenganan. Adapun kemungkinan lainnya adalah, para imigran tersebut menguraikan kutipan-kutipan dari beberapa jenis tenun patola untuk dikembangkan di Nusantara.

Kain Tenun Gringsing adalah satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat. Proses pembuatannya memerlukan waktu 2-5 tahun, bahkan ada yang 10 th. Umumnya, masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus.

Kata Gringsing berasal dari kata ‘gring’ yang artinya ‘sakit’ dan ‘sing’ yang artinya ‘tidak’. Sehingga bila keduanya digabungkan artinya menjadi ‘tidak sakit’. Oleh karena itu Kain tenun Gringsing diyakini mempunyai kekuatan mistis sebagai penolak bala.

Sebagai catatan, di Bali, berbagai upacara seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lainnya dilakukan dengan bersandar pada kekuatan Kain Tenun Gringsing ini.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia