Seni Memintal yang Memukau - Mengenal Benang Lawe dalam Kerajinan dan DIY
Makna filosofis balangan gantal
Salah satu hal yang menarik dari pernikahan adat Jawa adalah makna dan nilai-nilai keluhuran yang ada pada setiap upacaranya. Meskipun ada cukup banyak acara, setiap bagiannya mempunyai tujuan yang luhur dan bermakna baik bagi kedua pengantin. Salah satunya upacara balangan gantal.
Secara umum, upacara ini melambangkan pertemuan cinta kedua pasangan atau mereka sudah saling menemukan belahan hatinya. Namun, ada juga yang memaknai sebagai siapa yang akan mendominasi dalam rumah tangga dari kecepatan lemparannya.
Selain upacaranya, isian gulungan gantal juga ada makna filosofinya, lho. Kesempurnaan disimbolkan dari gulungan gantal yang lengkap.
Jambe dimaknai sebagai suara yang indah. Sedangkan gambir kuning menyimbolkan kecantikan. Kecocokan hati terwakilkan oleh tembakau hitam. Terakhir, benang lawe putih menjadi tanda pengikatnya.
Itu tadi penjelasan lengkap mengenai balangan gantal dalam pernikahan adat Jawa. Meskipun terlihat sederhana, upacara adat ini mempunyai makna yang mendalam dan berkesan. Tertarik untuk mengusung tema adat Jawa untuk pernikahan, Bela?
Penulis: Cesilia Sasanda Eka Putri Noveliana
Mantra Jaran Goyang
Mantra jaran goyang adalah sebuah ajian untuk pengasihan dan termasuk salah satu ilmu pelet paling ampuh. Karena bisanya digunakan untuk memikat hati seseorang dengan jarak jauh walaupun terhalang oleh beberapa rintangan.
Mantra jaran goyang adalah ilmu yang berpasangan dengan semar mesem. Sering disebut juga bahwa jaran goyang merupakan mantra atau ajian untuk pelet wanita. Bahwa jaran goyang memiliki arti yaitu sangat cepat apabila digunakan untuk menaklukkan hati seorang wanita ketimbang pria.
Perlu diingat, sebelum merapalkan mantra jaran goyang sebaiknya melakukan puasa putih selama 6 hari, dilanjutkan dengan 1 hari 1 malam pati geni. Selama masih dalam berpuasa mantra jaran goyang dibaca sebanyak 7 kali setiap malam. Adapun bacaan mantra tersebut adalah sebagai berikut.
Bismillahirohman Nirrohim,
Sun Matek Ajiku Si Jaran Goyang,
Tak Goyang Ing Tengah Latar,
Upet-Upetku Lawe Benang,
Pet Sabetake Gunung Gugur,
Pet Sabetake Lemah Bangka,
Pet Sabetake Ombak Gede Sirep,
Pet Sabetake Atine Si (Nama Orang Yang Dituju)
Bin (Nama Orang Tuanya)
Cep Sida Edan Ora Edan,
Sida Gendeng Ora Gendeng,
Sida Bunyeng Ora Mari-Mari,
Yen Ora Ingsun Sing Nambani.
Selanjutnya, jika kalian ingin menyadarkan cewenya dari pengaruh ajian jaran goyang, maka berikut ini doa dan penawar ajian jaran goyang.
Baca Juga: Khasiat Wirid Tawasul 7 Salamun, Tulisan Arab dan Cara MembacaSun matek ajiku si jaran goyang,
kaki danyang nyai danyang,
kompi jenggot sing nempel
neng nggone si (nama yang terkena jaran goyang)
balia nang Asalmu.
Assalamualaikum ,
wetan kulon,
lor kiduldalanmu mulih
Doa tersebut dibaca di dalam gelas berisi air putih, kemudian diminumkan orang orang yang terkena mantra jarang goyang.
Mantra Jaran Goyang, Asal Usul, dan Khasiat Kegunaannya
Kejawen.id – Masyarakat selama ini mungkin lebih mengenal nama jaran goyang sebagai judul lagu. Padahal sebelum muncul lagu tersebut, terlebih dahulu dikenal dengan ilmu pelet atau mantra jaran goyang.
Di mana mantra jaran goyang adalah sebuah doa untuk pengasihan dan termasuk ilmu pelet paling ampuh, karena diyakini bisa digunakan untuk memikat hati seseorang. Energi yang dihasilkan dari mantra tersebut bisa menjadikan seseorang mempunyai daya pikat yang sangat kuat.
Dalam hal ini, bisanya mantra jaran goyang biasanya digunakan pada kalangan remaja atau orang yang belum mendapatkan pasangan untuk lawan jenis. Nah menurut kepercayaan masyarakat Jawa, doa ini bisa menjadi salah satu untuk suami istri jika kepingin hubungannya menjadi lebih harmonis.
Di Indonesia hingga saat ini masih banyak orang yang mencari mantra jaran goyang untuk bisa segera mendapatkan pasangan. Oleh sebab itu, buat kalian yang ingin mengetahui apa mantra ini ada baiknya simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.
TATA CARA PELAKSANAAN
1. Acara mitoni didahului dengan sungkeman calon ibu dan calon ayah kepada eyang putri dan eyang kakung dari pihak calon ibu (CI), dilanjutkan eyang putri dan eyang kakung pihak calon ayah (CA).
2. Sungkeman CI dan CA kepada eyang-eyang dan sesepuh berjumlah tujuh (7) orang.
- Suami
- Eyang putri CI
- Eyang kakung CI
- Eyang putri CA (eyang kakung dari pihak saumi/ Calon Ayah (CA) tidak melakukan siraman karena bukan mahrom.
- Eyang sesepuh 7 orang
5. Calon ayah (CA) membelah kelapa cengkir sampai air kelapa keluar.
CA harus membelah dengan sekali ayun dan sekali tebas, hal ini diharapkan kelak CI tidak mengalami banyak kesulitan ketika melahirkan sang anak.
Pada acara adat mitoni, prosesi ini sering dikaitkan dengan jenis kelamin si jabang bayi. Jika air kelapa memancar keluar, pertanda bayinya laki-laki. Jika air kelapa hanya merembes, pertanda bayi tersebut perempuan.
Sekarang ini acara mitoni dan prosesi tersebut hanya sebagai simbol dan doa keselamatan bagi si jabang bagi seiring kemajuan jaman yang bisa memperkirakan jenis kelamin janin dengan bantuan teknologi.
6. CA membuka tali janur pada kain CI dengan sekali potong dengan menggunakan pisau yang sudah diberi doa-doa, sebagai simbol membuka jalan lahir, agar dimudahkan proses persalinannya kelak.
7. Brojolan (Simulasi melahirkan).
Dalam acara adat mitoni, diadakan rangkaian acara brojolan yang merupakan simbol dan doa serta simulasi proses melahirkan.
Cengkir dimasukkan melalui bagian dalam kain CI oleh eyang putri CI, lalu eyang putri CA bertugas untuk menangkap di bawahnya. Ketika cengkir itu berhasil ditangkap, CI akan mendoakan, yang artinya : lelaki atau perempuan tak masalah. Kalau lelaki hendaknya tampan seperti kumojoyo, dan jika perempuan semoga cantik layaknya kumoratih.
Lalu, layaknya bayi sungguhan, cengkir akan digendong oleh eyang putri CA dan dibawa lalu ditidurkan di kamar.
Tags: benang adalah lawe