Menjelajahi Kreativitas - Cara Mengganti Alat Tenun dengan Pasien di Atas Tempat Tidur
Posisi Fowler
Posisi Fowler, juga dikenal sebagai posisi semi-duduk, adalah posisi tempat tidur di mana kepala tempat tidur dinaikkan 45 hingga 60 derajat. Variasi posisi Fowler meliputi: Fowler rendah (15 hingga 30 derajat), semi-Fowler (30 hingga 45 derajat), dan Fowler tinggi (hampir vertikal).
Posisi ortopneik atau tripod menempatkan pasien dalam posisi duduk atau di sisi tempat tidur dengan meja di atas untuk bersandar dan beberapa bantal di atas meja untuk beristirahat.
- Memaksimalkan ekspansi paru. Pasien yang mengalami kesulitan bernafas sering ditempatkan dalam posisi ini karena memungkinkan ekspansi maksimal dada.
- Membantu pengeluaran napas adekuat. Posisi ortopneik sangat bermanfaat bagi pasien yang memiliki masalah menghembuskan napas karena mereka dapat menekan bagian bawah dada ke tepi meja overbed.
Alat tenun mesin (ATM)
Selanjutnya adalah jenis alat tenun dengan menggunakan teknologi mesin atau sering disingkat ATM. Alat tenun jenis ini biasanya terdapat pada perusahaan tekstil skala besar. Alat tenun mesin dirancang dengan teknologi canggih rapier. Penggunaan ATM ini lebih efisien waktu dan tenaga.
Hanya dengan sekali proses, mesin ini dapat menghasilkan bermeter-meter kain tenun. Alat tenun mesin ini memiliki bentuk yang besar, yang mana dapat menghasilkan kain tenun yang lebih panjang dan lebar.
Pengoperasiannya masih menggunakan tenaga manusia, namun hanya untuk memantau proses penenunan mesin dengan menekan beberapa tombol otomatis. Berbeda dengan ATBM yang masih menggunakan pengrajin untuk menenun kainnya. Kain tenun yang dihasilkan dengan menggunakan mesin ini lebih halus dan teratur.
Itulah pembahasan mengenai beberapa jenis alat tenun yang digunakan pengrajin tenun. Beberapa jenis alat untuk menenun diatas hingga kini masih digunakan. Tak peduli ada mesin berteknologi, yang tradisional pun masih dipakai oleh sebagian masyarakat pengrajin tenun di beberapa daerah pedesaan.
Pedoman untuk Pengaturan Posisi Pasien
Tindakan yang tepat diperlukan selama pengaturan posisi pasien untuk mencegah cedera bagi pasien dan perawat. Ingatlah prinsip dan pedoman ini saat memposisikan klien:
- Jelaskan prosedurnya. Berikan penjelasan kepada klien tentang mengapa posisinya harus diubah dan bagaimana hal itu akan dilakukan. Komunikasi yang baik dengan pasien akan membuat mereka lebih mungkin untuk mempertahankan posisi baru yang diberikan.
- Dorong pasien untuk membantu sebisa mungkin. Tentukan apakah klien dapat sepenuhnya atau sebagian membantu dalam perubahan posisi. Ini akan menjadi bentuk latihan gerak, meningkatkan kemandirian, dan harga diri bagi pasien.
- Dapatkan bantuan yang memadai. Ketika berencana untuk memindahkan atau memposisikan ulang pasien, mintalah bantuan dari sejawat lain atau keluarga pasien. Penentuan posisi mungkin bukan tugas satu orang, apalagi jika pasien bedrest total.
- Gunakan alat bantu mekanik. Papan tempat tidur, papan luncur, bantal, lift dan sling pasien dapat memudahkan dalam mengubah posisi pasien.
- Angkat tempat tidur pasien. Sesuaikan atau posisikan tempat tidur pasien sehingga beratnya berada di tingkat pusat gravitasi perawat.
- Rubah poisisi tiap 2 jam sekali. Perhatikan bahwa posisi apa pun, benar atau salah, dapat merugikan pasien jika dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. Mereposisi pasien setiap 2 jam membantu mencegah komplikasi seperti luka tekan dan kerusakan kulit.
- Hindari gesekan dan menggeser. Saat menggerakkan pasien, angkat daripada menggeser untuk mencegah gesekan yang dapat mengikis kulit sehingga lebih rentan terhadap kerusakan kulit.
- Mekanika tubuh yang tepat. Amati mekanika tubuh yang baik untuk keselamatan Anda dan pasien Anda.
- Posisikan diri dekat dengan klien.
- Hindari memuntir punggung, leher, dan panggul dengan menjaganya agar tetap sejajar.
- Tekuk lutut Anda dan jagalah agar tetap lebar.
- Gunakan lengan dan kaki Anda dan bukan punggung Anda.
- Kencangkan otot perut dan otot gluteal sebagai persiapan untuk bergerak.
- Orang dengan beban terberat mengoordinasikan upaya perawat dan memulai dengan hitungan ke 3.
Tags: cara tenun alat