... Panduan Lengkap: Ciri Kain Tenun Sulawesi Asli untuk Kerajinan Jarum dan DIY

Kain Tenun Sulawesi - Keindahan Tradisi dan Keterampilan DIY dalam Kerajinan Sulam1 / 2

Proses Pembuatan Tenun Pinawetengan

Adapun proses pembuatan kain tenun pinawetengan. Secara sederhana tahap-tahap yang harus dilalui untuk menciptakan kain pinawetengan yang indah dapat digambarkan sebgai berikut.

Waktu pengejaan yang dibutuhkan para pengrajin kain tenun untuk menghasilkan benang yang sudah berbentuk pola biasanya memakan waktu sekitar tiga minggu hingga satu bulan. Sementara untuk proses penyatuan benang pada alat tenun ikat, dalam satu hari bisa menghasilkan kurang lebih satu meter kain tenun.

Selain dalam bentuk tenunan, saat ini motif-motif pinawetengan juga dapat dijumpai pada kain poliester, cifon dan sutra. Harga jual dari kain pinawetengan inipun juga relatif berbeda tergantung jenis benang yang digunakan. Kalau proses pembuatannya cukup rumit dan butuh waktu lama maka harga jualnya juga pasti mahal.

Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan kita tentang ragam kain tradisional Indonesia yang tidak kalah menarik. Terima kasih.

Fungsi Kain Tenun Sumba

Selain berfungsi sebagai bahan pakaian, penggunaan kain tenun Sumba juga sering untuk upacara adat dan tingkatan sosial seseorang di masyarakat. Semakin banyak jumlah kain tenun yang mereka miliki, beragam corak dan warnanya, maka semakin tinggi juga kedudukan pemiliknya di mata masyarakat.

Sedangkan pada upacara pemakaman, kain tenun yang terbaik akan selalu hadir untuk menutupi jenazah. Hal ini sebagai penghargaan pada almarhum. Bagi para pelayat pun biasanya membawa kain tenun sebagai tanda belasungkawa.

Selain corak yang memiliki makna, pemilihan warna kain tenun untuk setiap acara pun berbeda. Misalnya, untuk acara pernikahan lebih sering memakai kain tenun bewarna terang seperti merah. Dan untuk kematian, akan menggunakan warna hitam atau biru. Sedangkan untuk upacara adat biasa bisa memakai warna kain tenun apa saja.

Melihat dari keindahan tenun Sumba ini bisa kita katakan jika wastra ini merupakan hasil karya seni. Tidak heran jika tenun Sumba menjadi salah satu warisan dunia dari Indonesia.

Penulis : Ikke Dwi A. Alumni jurusan Jurnalistik Universitas Padjajaran yang juga seorang pecinta kain tradisional dan tinggal di Bandung.

Tradisi dan Kain Tenun Donggala

Suku Donggala sering memakai kain tenun ini untuk keperluan perlengkapan pakaian adat Suku Pamona dan Suku Kaili. Konon, tenun ikat Donggala terlebih dulu ada sebelum Suku Bugis bermigrasi ke Donggala.

Menurut legenda tradisi Donggala zaman dahulu, kain tenun ini adalah hasil kerajinan dari wanita asli Donggala yang mendapat keahlian dari Dewa Tomanurun. Menurut legenda Dewa Tomanurun turun dari langit ke bumi dan mulai mengajarkan beberapa kepandaian – kepandaian yang potensial seperti halnya menenun kain.

Kegiatan menenun ini dilakukan banyak kaum wanita di suku Donggala sebagai selingan saja. Disamping itu juga melakukan kegiatan lain seperti mengasuh anak dan juga mengelola rumah. Para suami mereka melakukan kegiatan melaut dalam jangka waktu yang cukup lama, istri sibuk dengan kegiatan menenun. Aktifitas ini dapat menjadi kegiatan mengisi waktu luang istri yang ditinggal melaut oleh suami mereka.

Dalam tradisi Donggala, kain tenun ini memiliki makna yang mendalam. Karena melalui kegiatan menenun inilah para istri mencurahkan isi hatinya dan emosi mereka selama suami mereka

berlayar. Inilah sebabnya banyak tenun di berbagai daerah yang erat kaintannya dengan kondisi dan situasi tata kehidupan masyarakat setempat.

Penulis : Nur Aziz

Teknik Tenun Tradisional yang Rumit

Membeli kain tenun Sulawesi dari pengrajin lokal juga dapat menjadi cara untuk memastikan keasliannya. Banyak komunitas pengrajin lokal di Sulawesi yang mempertahankan tradisi ini dengan penuh dedikasi. Dukungan langsung terhadap pengrajin lokal bukan hanya memastikan keaslian produk, tetapi juga turut serta dalam pelestarian warisan budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Ini menjadi bukti komitmen warga lokal untuk melestarikan ciri kain tenun sulawesi asli.

Di dunia fashion yang terus berkembang, keahlian dalam memahami dan mengaplikasikan berbagai jenis tekstil dan tenun menjadi kunci kesuksesan. Italian Fashion School (IFS) Jakarta hadir sebagai peluang langka untuk mengeksplorasi keindahan dan kompleksitas dunia tekstil dalam industri mode. Jika Kamu memiliki hasrat untuk memahami ciri khas pewarnaan alami dan tradisional pada kain tenun Sulawesi, IFS adalah tempat yang tepat untuk melibatkan diri dalam pengetahuan mendalam seputar tekstil.

Ragam Motif Tenun Pinawetengan

Berbicara mengenai corak atau ragam hiasnya, jadi motif utama kain tenun pinawetengan yang juga merupakan hasil kreasi masyarakat Minahasa awalnya memang hanya diproduksi dengan motif yang ada di watu pinawetengan yakni dalam bentuk print lengkap dengan nuansa khas Minahasa yang mencolok.

Berbagai macam corak khas Minahasa ditampilkan pada kain pinawetengan antara lain terdiri dari corak bunga matahari, lukisan orang, tulisan-tulisan kuno dan garis-garis hingga fauna bahari. Motif tersebut kemudian dikombinasi dengan berbagai warna utama seperti hitam, merah, cokelat, hijau, ungu dan biru.

Selain motif-motif yang sudah disebutkan di atas terdapat pula motif karema, motif lumi’muut dan motif toar yang menyerupai guratan dan gambar watu pinawetengan. Lebih lanjut ada juga motif lingkan wene yaitu motif yang menggambarkan dewi kesuburan dan motif ikan yang menunjukkan musim tertentu.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya peradaban manusia, aplikasi kreatif masyarakat Minahasa lambat laun juga terus berevolusi sehingga lahirlah motif terbaru dari galery pinawetengan yakni kain pinawetengan “motif cengkih” yang terbuat dari bahan satin dan tersedia dalam 7 warna.

Berawal dari situlah hingga saat ini jenis kain yang diproduksi berupa kain songket, kain tenun dan juga kain print dengan motif pinawetengan. Meski secara sepintas tampak sederhana namun perpaduan corak yang dihasilkan pada kain tenun pinawetengan umumnya akan terlihat menarik dan memiliki nilai seni tinggi.


Tags: tenun ciri lawe

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia