Kain Tenun Sulawesi - Keindahan Tradisi dan Keterampilan DIY dalam Kerajinan Sulam1 / 2
Kain Tenun Sumba : Warisan Dunia dari NTT
Kain tenun Sumba adalah kain tenun yang berasal dari provinsi NTT atau Nusa Tenggara Timur, tepatnya di daerah Sumba. Motif yang kaya makna dan cara pembuatan yang asli membuat harganya sangat mahal. Namun, sebanding dengan nilai yang ada pada selembar wastra khas Indonesia.
Indonesia memang kaya dengan ragam teknik kain tradisional. Ada yang berbentuk songket seperti di Palembang dan Bali. Ada juga teknik menjelujur pada kain sasirangan. Selain itu, masih banyak cara pembuatan tradisional yang menarik dari berbagai daerah Nusantara. Contohnya teknik ikat tenun Sumba NTT.
Tenun Sumba yang melegenda ini sekarang sudah diakui menjadi warisan dunia loh. Masing-masing wilayah di Sumba memang memiliki ragam dan corak tersendiri. Baik itu kain tenun yang berasal dari daerah Sumba Timur dan Barat, keduanya memiliki ciri khas masing-masing.
Pewarnaan Alami dan Tradisional
Kain tenun Sulawesi asli umumnya menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau bahan alam setempat. Warna-warna yang digunakan mencerminkan lingkungan sekitar dan kekayaan alam Sulawesi. Pewarnaan alami ini memberikan sentuhan organik pada kain tenun, membedakannya dari produksi massal yang menggunakan pewarna sintetis. Keberlanjutan juga menjadi nilai tambah, karena pewarnaan alami lebih ramah lingkungan.
Pewarnaan alami dan tradisional pada kain tenun Sulawesi adalah salah satu ciri khas yang memberikan keunikan dan keaslian pada setiap karya seni tenun. Beberapa bahan pewarna alami yang sering digunakan di Sulawesi melibatkan tumbuhan, akar, kulit, dan bahkan serangga.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna alami yang umumnya dijumpai di Sulawesi:
1. Cokelat dari Kulit Mangrove dan Kayu Manis
Asal: Terutama di Sulawesi Selatan.
Ciri Khas: Warna cokelat yang hangat dihasilkan dari kulit mangrove atau kayu manis. Proses pewarnaan ini memberikan nuansa alami dan tahan lama pada kain tenun.
2. Merah dari Kulit Secang dan Bunga Morinda
Asal: Banyak ditemui di Sulawesi Tengah dan Timur.
Ciri Khas: Pewarna merah pada kain tenun seringkali berasal dari ekstrak kulit secang atau bunga morinda. Pewarnaan merah yang intens memberikan keindahan dan kehangatan pada karya tenun.
3. Kuning dari Kunyit dan Daun Mangga
Asal: Umumnya digunakan di Sulawesi Utara.
Ciri Khas: Pewarna kuning alami dihasilkan dari bahan seperti kunyit atau daun mangga. Warna kuning yang cerah dan segar memberikan sentuhan keceriaan pada kain tenun.
4. Biru dari Daun Indigofera
Asal: Sering dijumpai di Sulawesi Tengah.
Ciri Khas: Pewarna biru alami yang dihasilkan dari daun indigofera. Warna biru yang khas memberikan nuansa tradisional dan elegan pada kain tenun.
Tags: tenun ciri lawe