Kain Tenun Sulawesi - Keindahan Tradisi dan Keterampilan DIY dalam Kerajinan Sulam1 / 2
Kenapa IFS Jakarta?
IFS Jakarta memiliki pengajar-pengajar berpengalaman yang tidak hanya memahami, tetapi juga berkontribusi secara signifikan pada dunia fashion. Dengan ilmu pengetahuan dan keahlian mereka, Kamu akan dibimbing oleh para ahli yang memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai jenis tekstil dan tenun.
IFS Jakarta memiliki fasilitas dan teknologi terkini untuk mendukung pembelajaran Kamu. Laboratorium tekstil yang lengkap dan peralatan modern memastikan bahwa Kamu tidak hanya memahami secara teoritis, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang relevan dengan industri.
Melalui kerjasama dengan berbagai pihak dalam industri, IFS Jakarta menawarkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan dunia nyata. Magang, proyek kolaboratif, dan kunjungan lapangan adalah bagian integral dari pengalaman belajar di IFS, memungkinkan Kamu menerapkan pengetahuan tentang tekstil secara langsung.
Bergabunglah dengan IFS Jakarta, dan Kamu akan mendapati bahwa pemahaman mendalam tentang semua jenis tekstil dan tenun bukan hanya menjadi keahlian, tetapi juga suatu gaya hidup. Dengan kurikulum yang terstruktur, pengajar yang berkompeten, dan fokus pada praktik langsung, IFS memastikan bahwa setiap langkah pembelajaran membawa Kamu lebih dekat untuk menjadi ahli dalam dunia tekstil.
Jangan biarkan kesempatan ini terlewatkan. IFS Jakarta adalah wadah yang membangun fondasi kokoh untuk memahami dan menciptakan keindahan melalui tekstil. Bergabunglah dengan kami, dan bersiaplah mengukir masa depan Kamu di dunia fashion dengan penuh kreativitas dan pengetahuan yang mendalam tentang tekstil dan tenun. Temukan keindahan dalam setiap serat, dan mulailah perjalanan Kamu menuju kesuksesan di IFS Jakarta.
Artikel Terkiat :
Tradisi dan Kain Tenun Donggala
Suku Donggala sering memakai kain tenun ini untuk keperluan perlengkapan pakaian adat Suku Pamona dan Suku Kaili. Konon, tenun ikat Donggala terlebih dulu ada sebelum Suku Bugis bermigrasi ke Donggala.
Menurut legenda tradisi Donggala zaman dahulu, kain tenun ini adalah hasil kerajinan dari wanita asli Donggala yang mendapat keahlian dari Dewa Tomanurun. Menurut legenda Dewa Tomanurun turun dari langit ke bumi dan mulai mengajarkan beberapa kepandaian – kepandaian yang potensial seperti halnya menenun kain.
Kegiatan menenun ini dilakukan banyak kaum wanita di suku Donggala sebagai selingan saja. Disamping itu juga melakukan kegiatan lain seperti mengasuh anak dan juga mengelola rumah. Para suami mereka melakukan kegiatan melaut dalam jangka waktu yang cukup lama, istri sibuk dengan kegiatan menenun. Aktifitas ini dapat menjadi kegiatan mengisi waktu luang istri yang ditinggal melaut oleh suami mereka.
Dalam tradisi Donggala, kain tenun ini memiliki makna yang mendalam. Karena melalui kegiatan menenun inilah para istri mencurahkan isi hatinya dan emosi mereka selama suami mereka
berlayar. Inilah sebabnya banyak tenun di berbagai daerah yang erat kaintannya dengan kondisi dan situasi tata kehidupan masyarakat setempat.
Penulis : Nur Aziz
Kain Tenun Berkualitas
Donggala memang terkenal sebagai penghasil kain tenun yang berkualitas dan bercorak indah. Karena tenun daerah ini berbahan dasar kain sutra yang diberikan tenunan – tenunan benang perak dan emas. Selembar sarung tenun Donggala asli dibuat dari benang yang halus dan berwarna – warni bak pelangi.
Satu lagi keunikan dari kain ikat Donggala adalah kain tenunnya memiliki motif yang umum atau bersifat universal. Jadi siapa saja baik dari kalangan atas maupun bawah bisa menggunakan kain tenun ikat ini. Jadi dari sini kain Donggala memiliki makna persamaan derajat yang tersimpan. Tidak ada perbedaan atau diskriminasi dari kalangan bawah dan kalangan atas, semua memiliki derajat yang sama di mata Tuhan.
Hal ini sangatlah berbeda dengan kain tenun yang berasal dari daerah lain di Indonesia. Seperti halnya kain ulos atau kain tenun yang berasal dari pulau Nusa Tenggara. Di sana, ada motif kain tenun yang dikhususkan untuk para bangsawan atau pembesar suku.
Baca Juga : Tenun Aceh
Perbedaan yang mendasar ada dari sisi pemakai. Tenun ikat Donggala yang dibuat untuk kaum tua biasanya memiliki motif – motif dengan warna dasar yang cenderung gelap. Sedangkan gambar tenun Donggala untuk kaum muda memiliki motif dengan warna dasar cerah.
Tags: tenun ciri lawe