... 10 Contoh Produk Kerajinan DIY yang Meningkatkan Prestise Anda!

10 Contoh Produk Kerajinan Needlework DIY dengan Nilai Prestise Tinggi

Pengertian Kerajinan Bahan Keras

Kerajinan bahan keras adalah produk yang dibuat dari bahan keras buatan seperti kaca, plastik, logam, keramik, kaleng, botol, tutup botol, dan sebagainya. Jenis bahan tersebut dapat berupa bahan baru atau bekas kemasan yang sudah tidak dipakai, rusak, atau pecah.

Bahan-bahan tersebut diolah sedemikian rupa dengan teknik tertentu sehingga menghasilkan produk yang artistik dan fungsional. Dikutip dari buku Prakarya aspek Kerajinan kelas IX yang ditulis oleh Martono berikut beberapa teknik yang bisa digunakan untuk membuat kerajinan bahan keras buatan.

  • Teknik potong-sambung menggunakan gergaji, pisau, pahat, konstruksi dan sambungan paku, las, lem, press, ikat, dan tempel.
  • Teknik tempel atau mosaik dengan menempelkan benda-benda kecil yang berwarna.
  • Teknik bubut untuk membuat produk yang sifatnya bulat atau silindris.
  • Teknik lukis yakni melukis bahan tersebut agar terlihat lebih cantik dengan pilihan warna dan objek gambar yang diinginkan.

Saat mengolah kerajinan bahan keras buatan di rumah, terdapat beberapa prosedur yang perlu diperhatikan. Martono merunutkan prosedur tersebut dengan sederhana sebagai berikut.

  • Menentukan ide dasar yang akan dikembangkan menjadi produk.
  • Memilih serta menentukan bahan, alat, dan teknik yang digunakan untuk membuat kerajinan bahan keras buatan.
  • Pembuatan desain produk kerajinan bahan keras buatan.
  • Visualisasi atau perwujudan produk kerajinan menggunakan bahan keras buatan dan teknik yang tepat untuk berkarya.

Jenis-Jenis Kerajinan Bahan Keras

Kerajinan ini terdiri atas dua jenis, yaitu bahan keras alam dan buatan.

1. Bahan Keras Alam

Bahan keras alam adalah bahan untuk karya yang diperoleh dari alam sekitar dan merupakan sumber daya alam baik hutan, bumi, maupun perairan di alam, misalnya kayu, bambu, batu, rotan dan sebagainya yang berada di bentang alam Indonesia.

Kebanyakan orang memilih benda keras untuk produk fungsional yang membutuhkan penggunaan dalam waktu jangka panjang. Hal ini dikarenakan benda-benda tersebut terbuat dari benda keras dan memiliki kecenderungan kuat dan tahan lama, bahkan bertahun-tahun lamanya. Selain itu, bahan keras alam memiliki daya tarik tersendiri karena keaslian dan keistimewaan bahan asli yang natural dari alam.

Di Balik Pena: dr. Andreas Kurniawan Berbagi Tutorial Melalui Duka dan Mencuci Piring

Berikut adalah beberapa contoh bahan yang termasuk bahan keras buatan dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan adalah kayu, bambu, dan rotan yang akan dijelaskan karakteristiknya di bawah ini.

a. Kayu

Banyak pohon yang kayunya dapat dimanfaatkan untuk bahan keras alami. Beberapa macam jenis kayu tersebut di antaranya adalah, albasia, pinus, mahoni, jati, hitam, nangka, kelapa, lame, albasia, sungkai, kamper, meranti, dsb.

Masing-masing kayu memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda. Namun, selain keras kayu juga secara umum memiliki serat atau urat kayu, dan lingkaran tahun yang indah. Kayu bersifat tahan lama dan dapat dibentuk dengan diukir. Sebagian dapat memuai karena perubahan suhu, tidak demikian untuk kayu jati. Ada yang memiliki beban ringan seperti lame dan albasia, ada pula yang berat seperti jati.

b. Bambu

Bambu memiliki batang yang kuat, namun akan terjadi pelapukan jika terkena air secara terus menerus. Berbeda dengan kayu yang utuh, bamboo memiliki rongga kopling di dalamnya, dengan ukuran diameter 1 hingga 20 cm. Sehingga bahan ini dapat dibuat sebagai wadah dalam kerajinan. Bambu juga memiliki ruas batang yang unik. Terkadang dalam pembuatannya, bentuk alami bambu sangat ditonjolkan. Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas. Bambu dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuh.

Semangat Bangkit

Pandemi memang membuat banyak permasalahan kompleks, namun di satu sisi juga memberikan peluang yang besar bagi industri. Industri kerajinan sendiri masih memiliki banyak peminat dan banyak sekali yang bisa dilakukan oleh para pengrajin.

Dengan banyaknya peluang di masa depan, para pengrajin bisa meningkatkan standar dan kualitas produk selaras dengan meningkatan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah juga berupaya mendorong agar ekspor kerajinan dapat menjadi komoditas yang membuat neraca perdagangan Indonesia surpus dan menciptakan cadangan devisa bagi negara.

Selayaknya sebuah perahu naga, pemerintah dan para pengrajin harus bahu-membahu menggenjot perekonomian dan ekspor demi kapal industry kerajinan bisa tetap menglaju pada kecepatan yang tinggi.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Nilai Ekspor Kerajinan

Data menyebutkan bahwa produk dari industry kerajinan mengalami kenaikan jumlah ekspor sebanyak 24,87%. Hal ini dikemukakan oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) pada Agustus 2021. Produk-produk hasil tangan Indonesia ini mengalami peningkatan di berbagai negara di belahan dunia.

Peningkatan terbesar terjadi dari negara Amerika Serikat yang berkontribusi sebesar 44,4% diijuti oleh Malaysia sebesar 12,6%, Jepang dengan 7,8%, dan Belanda sebesar 3,7%. Peningkatan ini banyak dikarenakan adanya stimulus ekonomi dari pemerintah Amerika Serikat untuk memulihkan ekonominya. Sehingga, masyarakat didorong untuk mengonsumsi barang dan jasa.

Sehingga, mengakibatkan permintaan atas produk kerjainan dari Indonesia juga meningkat. Walaupun naik, HIMKI mengaku bahwa ini belum optimal. Masih banyak peluang untuk membesarkan ekspor produk kerajinan. Peningkatan nilai ekspor ini perlu juga ditingkatkan kualitas produk agar para importir memesan kembali produknya dan menjadikan lebih banyak lagi produk yang akan diekspor.

Walaupun pandemic belum berakhir, produk kerajinan ini sangat diminati oleh masyarakat luar negeri. Sebagai contoh, produk kerajinan Indonesia mencatatkan nilai ekspor selama Januari-Mei 2021 ke Jepang sebanyak 10,32 juta dolar. Keadaan ini memberikan angin segar kepada para pengrajin di seluruh Indonesia terutama para pengrajin UKM.

Produk yang paling digemari di Jepang adalah topi renda dan penutup kepala lainnya yang sangat unik khas Indonesia yang nilai ekspornya sendiri mencapai 4,15 juta dolar. Kerajinan lainnya juga turut serta dalam memberikan kontribusi ekspor sepert bingkai kayu sebesar 2,18 juta dolar, keranjang rotan sebesar 562 ribu dolar, keranjang anyaman berbahan tumbuhan sebesar 435 ribu dolar, dan wig sintesis sebsesar 423 ribu dolar.

Pada produk batik sendiri terjadi kenaikan ekspor selama semester satu 2020 yaitu meningkat sebesar 19% dari semester satu 2019 atau setara 17,99 juta dolar. Data menyembutkan bawha terjadi penurunan tran pada ekspor batik dari tahun ke tahun. Pada 2015 ekspor batik mencapai US$ 185,04 juta, lalu menurun di 2016 menjadi US$ 156,03 juta dan 2017 merosot ke US$ 73,79 juta. Berikutnya 2018 ekspor batik US$ 52,33 juta dan 2019 naik tipis menjadi US$ 54,36 juta.

Dampak Pandemi dan Peluang Pertumbuhan

Pandemi COVID-19 memberikan berbagai dampak bagi seluruh lapisan masyarakat. Industri kerajinan juga terdampak akibat penyakit menular lewat tetesan ini. Dampaknya banyak terasa pada biaya logistijk yang meningkat.

Contohnya adalah hambatan proses pengurusan sertifikat layak fungsi, masih berlakunya sistem verifikasi legalitas kayu yang meningkatkan biaya, stabilitas harga dan pasokan kayu, kelangkaan bahan baku rotan, dan masalah bahan-bahan penunjang produk kerajinan seperti mur, baut, dan juga kain tekstil.

Pelaku UKM mebel dan angkota HIMKI menyebutkan bahwa terjadinya peningkatan biaya muat barang sebesar 500% pada 2020. Di mana sebelum pandemic, biaya muat berkisar 2.800 dolar AS unuk mengirim barang ke Jerman. Sedangkan saat pandemic ini, harganya naik menjadi 12.800 dolar AS untuk mengirimkan barang ke Jerman dan membutuhkan sekitar 20.000 dolar AS untuk mengirimkan barang ke Amerika Serikat.

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia menyatakan bahwa tetap optimis dengan kondisi pemulihan sekarang ini. Ia menuturkan bahwa industry ini masih memiliki peluang yang besar dan akan terus mengalami pertumbuhan.

Ia juga percaya bahwa dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah selagi memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia dapat menjadikan Indonesia sebagai pemimpin pasar untuk industri kerajinan di Asia Tenggara.

Peluang ini juga sejalan dengan hasil penelitian Research And Markets yang menyebutkan bahwa infusti furnitur dan kerjinan global akan tumbuh sebesar 18,9% atau menjadi 671,07 miliar dolar AS yang sebelumnya sebesar 564,17 miliar dolar AS.


Tags: kerajinan contoh produk nilai

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia