Keajaiban Desa Tenun Sukarara - Tradisi dan Keindahan di Dunia Rajutan
2. Motif Subahnale
Prinsip pola dimana – mana juga digunakan untuk membuat permukaan kain terisi seragam. Prinsip pola penyusuna berlawanan juga diterapkan dengan cara berlawanan dalam pengulangan warna. Di bagian bawah atau samping kain songket, terdapat beberapa gabungan motif geometris yang dijadikan sebagai pembatas tepi kain. Bentuk geometris gabungan tersebut menyerupai bentuk segitiga dan belah ketupat. Warna dasar yang digunakan dalam membuat songket motif subahnale ini adalah hitam dan merah marun.
Masyarakat Desa Sukarara percaya nama songket subahnale diangkat dari sebuah cerita yang sangat terkenal. Konon ada sebuah kisah yang menceritakan tentang seorang gadis penenun yang sedang membuat songket subahnale ini. Ketika proses menenun, gadis itu sangat lelah dan harus bersabar menunggu ketika kain songket ini selesai. Karena kerumitan motifnya, kain songket ini butuh waktu yang cukup lama dalam penyelesaiannya. Ketika proses menenun selesai, gadis itu terheran melihat keindahan kain yang dibuatnya sehingga mengucapkan kata subhanallah atau subahnale sebagai ungkapan pujian atas kekuasaan Allah Swt. Cerita inilah yang dipercaya masyarakat luas tentang sejarah awal mula kain songket subahnale.
Beragam Aktivitas Menarik
Tenun Sasak, Lombok (IDN Times/Sunariyah)
Selama mengunjungi Desa Sukarara, terdapat beragam aktivitas yang dapat dilakukan oleh para wistawan, antara lain:
· Mempelajari banyak hal tentang desa sukarara saat berkunjung, seperti sejarah, tradisi, budaya.
· Wisatawan dapat mempelajari teknik tenun yang dibimbing oleh warga sekitar, dimulai dari membuat benang, menenun, memakai mesin tenun, dan hasilnya boleh dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
· Wisatawan dapat membeli kain tenun langsung dari perajinnya, selain itu terdapat kerajinan tangan lainnya seperti gantungan kunci, kaos, topi, dan lain sebagainya.
· Terdapat rumah tradisional sasak yang cocok untuk dijadikan spot foto, serta wisatawan bisa mengenakan baju adat suku sasak.
5 Jenis Motif Kain Tenun Khas Desa Sukarara, Lombok Tengah dan Makna Motif Nya
Motif kain tenun atau songket khas Desa Sukarara pada umumnya terbentuk dari perpaduan motif geometris seperti persegi panjang, persegi empat, garis memanjang, dan segitiga. Motif yang akan dibuat ditentukan pada saat proses penghanaian benang pakan dengan alat tradisonal. Motif atau reragian terbentuk dari persilangan benang pakan dan benang lungsin. Benang pakan merupakan benang dengan arah vertikal mengikuti panjang kain, sedangkan benang lungsin adalah benang dengan arah horizontal atau mengikuti lebar kain. Meski banyak motif kain songket yang ada saat ini, hanya beberapa motif saja yang sangat dikenal oleh masyarakat di Desa Sukarara. Diantaranya adalah motif wayang, subahnale, keker atau merak, bintang empet, dan alang atau lumbung.
Lia Tera Amin, Menenun Kemajuan Desa Sukarara
Kain tenun bukan sekadar komoditas. Di dalamnya ada seni dan tradisi. Pemahaman ini yang mendorong Amin mengonsep toko barang seninya.
Bunyi kayu beradu dari alat tenun kembali mewarnai Desa Sukarara di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, NTB. Sisa pandemi Covid-19 mulai menghilang bersamaan dengan kembalinya lembar demi lembar kain tenun yang dihasilkan warga Sukarara. Kunjungan wisatawan pun mulai bergeliat lagi di salah satu sentra tenun di Pulau Lombok ini.
Semaraknya tenun Sukarara terlihat di toko benda seni Patuh yang ada di Dusun Belong Lauk, Sukarara. Pemilik Patuh, Lia Tera Amin (50), sibuk menyapa para tamu yang mampir ke tokonya, Kamis (6/7/2023).
Area parkir Patuh tidak pernah sepi dari hilir-mudik mobil dan bus pengunjung. Pengunjung langsung disuguhi aktivitas menenun oleh ibu-ibu Sukarara yang dipekerjakan di Patuh. Tidak hanya melihat, pengunjung juga bebas berinteraksi dengan para penenun.
Jika masih penasaran akan aktivitas tenun di Sukarara, pengunjung akan dipandu berkeliling Dusun Belong Lauk untuk menemui penenun di rumah-rumah warga sekaligus bercakap-cakap dengan mereka.
Sebagai ruang pamer, toko Patuh memajang kain-kain tenun dengan motif khas Sukarara dari teras hingga ruang utama. Semua pemandu, termasuk Amin, dengan sigap menerangkan nama-nama motif, seperti subahnale, bintang lalang semalam, krimping, dan keker. Sebagian terinspirasi dari hewan-hewan yang ditemui di desa ini.
Tags: tenun