... Desa Tenun Sukarara: Tempat Terbaik untuk Belajar Kerajinan Jarum dan DIY

Keajaiban Desa Tenun Sukarara - Tradisi dan Keindahan di Dunia Rajutan

Daya Tarik Desa Adat Sukarara

Kerajinan Tenun Lombok

Desa Adat Sukarara memiliki daya tarik tersendiri dikalangan wisatawan, desa yang satu ini dikenal sebagai destinasi wisata yang menghasilkan kain tenun. Kain tenun yang dibuat di desa ini ditenun secara langsung oleh perempuan yang ada di desa ini.

Proses pembuatan kain tenun ditempat ini dilakukan secara tradisional dengan bahan pewarna yang juga alami. Sehingga kain yang dihasilkan sangat cantik dan indah.

Kain tenun yang diproduksi kebanyakan adalah songket. Songket yang dihasilkan pun sudah banyak dipasarkan secara internasional.

Wisatawan yang berkunjung pun bisa langsung mencoba untuk belajar menenun. Ada banyak perempuan di desa ini yang mendemonstrasikan keterampilan dalam menenun motif yang berbeda-beda.

Proses belajar pun dilakukan secara perlahan, mulai dari memasukkan benang, membuat motif, hingga menjahitnya.

Rumah Adat Suku Sasak

Di Desa Adat Sukarara wisatawan juga dapat melihat-lihat bentuk bangunan rumah adat suku Sasak yang biasanya disebut dengan sade. Rumah adat suku sasak ini memiliki arsitektur bangunan yang terbuat dari bahan-bahan tradisional seperti kayu dan ilalang.

Bangunan rumah ada suku Sasak ini terdapat pada bagian depan Desa Sukarara yang terdiri dari dua bangunan. Wisatawan bisa berfoto dan melihat ke bagian dalam rumah adat tersebut.

Menggunakan Pakaian Suku Sasak

Wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Adat Sukarara bisa berkeliling-keliling dengan menggunakan baju adat tradisional Suku Sasak.

Pakaian adat untuk perempuan disebut dengan lambung dan songket, sedangkan pakaian untuk laki-laki disebut dengan pegon. Pakaian adat ini biasanya berwarna hitam dengan sedikit hiasan.

1. Motif Wayang

Motif wayang merupakan salah satu motif yang sudah ada sejak masa pemerintahan raja Panji Sukarara dan Dinde Terong Kuning. Motif ini terdiri dari dua bentuk manusia yang digambarkan berbentuk wayang dan diantaranya terdapat sebuah objek yang menyerupai payung. Motif wayang ini menyerupai bentuk pasangan dengan sebuah payung dalam acara nyongkolan.

Selain itu, terdapat beberapa objek geometris sebagai penghias yang mengelilingi motif utama diantaranya bentuk segitiga yang digabungkan hingga menyerupai seperti bentuk bunga. Bunga tersebut ialah bunga tanjung. Di bagian bawah kain songket juga ditambahkan dengan gabungan beberapa motif geometris yang berfungsi sebagai pembatas bagian tepi bawah kain. Pembatas kain tersebut menggunakan jenis pola pinggiran dimana motif diletakkan pada pinggir kain secara berhungan.

Warna dasar yang digunakan adalah warna gelap seperti warna merah marun. Warna motif menggunakan warna yang kontras seperti warna putih, biru muda, atau warna kuning cerah. Motif wayang termasuk ke dalam motif dekoratif dimana objek utama pada motif wayang meniru bentuk manusia yang kemudian digayakan menjadi bentuk wayang. Pola yang digunakan adalah pola tebar dimana motif diletakkan pada jarak yang teratur. Jenis motif ini juga hanya menutupi sebagian dari kain dasar. Prinsip pembuatan pola menggunakan prinsip pengulangan dan selang – seling berlawanan.

Makna simbolik yang terkandung dalam kain ini ialah manusia tidak dapat hidup sendiri, harus saling terbuka dan menghormati satu sama lain. Ajaran tersebut sangat dipengaruhi oleh Islam. Seperti halnya dalam kisah pewayangan masyarakat suku Sasak yang menceritakan tentang kisah seorang raja bijaksana yang hidup berdampingan dengan rakyatnya. Tokoh Jayangrana merupakan seorang raja Mesir yang memeluk agama Islam. Dia adalah raja yang sangat bijaksana dan terbuka. Dia selalu menghormati orang lain sehingga rakyat sangat segan kepadanya.

Lokasi Desa Adat Sukarara

Desa Adat Sukarara tercatat secara administratif berlokasi di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Desa ini tak jauh dari Desa Sade yang juga merupakan desa adat dan menjadi desa wisata yang juga dikunjungi banyak wisatawan. Baca informasi terlengkap mengenai Desa Sade pada tautan berikut : Desa Sade

Ketika wisatawan akan mengunjungi Pantai Kuta Mandalika, wisatawan akan melewati desa yang satu ini. Sehingga ketika berkunjung ke wisata pantai di Lombok Tengah jangan lewatkan Desa Adat Sukarara.

Dari Kota Mataram untuk menuju ke desa adat ini wisatawan akan menempuh perjalanan hanya 40 Menit dengan jarak yang perlu ditempuh sejauh 25 KM. Sedangkan jika dari Bandara Internasional Lombok hanya memakan waktu 20 Menit dengan jarak 12 KM.

Berikut adalah lokasi lebih detail Desa Adat Sukarara di Aplikasi Google Maps :

Keunikan Desa Sukarara

tenunsengkang.com

Selain keunikan kerajinan tangan dari Desa Sukarara Lombok, terdapat keunikan lain dari warga Desa Sukarara itu sendiri. Diketahui bahwa menenun merupakan salah satu syarat wajib bagi mereka yang ingin menikah. Hal ini sebenarnya bermaksud untuk melestarikan kerajinan tenun songket.

Selanjutnya, terdapat keunikan lainnya, yakni hasil tenunan yang unik terasa halus dan cocok untuk dipadukan dengan pakaian Anda sehari-hari, kain tenun yang dibuat langsung dari warga sekitar, menenun menjadi sebuah tradisi, dan terdapat rumah tradisional suku sasak.

Tiket Masuk Desa Adat Sukarara

Harga tiket masuk ke Desa Adat Sukarara adalah gratis. Wisatawan hanya perlu mengeluarkan sumbangan seikhlasnya saja ketika masuk desa.

Untuk biaya parkir kendaraan di Desa Adat Sukarara adalah Rp.10.000,- untuk satu unit motor, dan Rp.20.000,- untuk satu unit kendaraan mobil.

Setiap harga yang tercantum di sini adalah harga yang berlaku ketika tulisan ini dibuat, harga dapat berubah sewaktu-waktu namun tetap tidak akan jauh berbeda dari harga yang kami cantumkan.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia