Keajaiban Desa Tenun Sukarara - Tradisi dan Keindahan di Dunia Rajutan
Beragam Aktivitas Menarik
Tenun Sasak, Lombok (IDN Times/Sunariyah)
Selama mengunjungi Desa Sukarara, terdapat beragam aktivitas yang dapat dilakukan oleh para wistawan, antara lain:
· Mempelajari banyak hal tentang desa sukarara saat berkunjung, seperti sejarah, tradisi, budaya.
· Wisatawan dapat mempelajari teknik tenun yang dibimbing oleh warga sekitar, dimulai dari membuat benang, menenun, memakai mesin tenun, dan hasilnya boleh dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
· Wisatawan dapat membeli kain tenun langsung dari perajinnya, selain itu terdapat kerajinan tangan lainnya seperti gantungan kunci, kaos, topi, dan lain sebagainya.
· Terdapat rumah tradisional sasak yang cocok untuk dijadikan spot foto, serta wisatawan bisa mengenakan baju adat suku sasak.

Keterampilan warisan
Tenun Sukarara diwariskan turun-temurun di kalangan warga Desa Sukarara, terutama perempuan. Amin mengenal tenun sedari lahir karena ibunya yang warga Sukarara juga menenun. Begitu pula saudara-saudara perempuannya.
”Semua perempuan di Sukarara ini menenun. Mereka sementara berhenti menenun kalau tiba masa tanam dan panen padi. Di masa ini, sebagian besar penenun mengutamakan pekerjaan di sawah,” tutur Amin.
Awalnya, kain yang diproduksi digunakan sendiri. Sampai kini, kain-kain untuk upacara adat, seperti pernikahan, juga mereka tenun sendiri. Begitu pula dengan kain kafan juga ditenun di desa ini, bahkan menggunakan benang yang dipintal sendiri dari kapas.
Sukarara mulai kedatangan tamu yang hendak membeli kain tenun sekitar tahun 1980. Saat itu, menurut Amin, sudah ada warga Sukarara yang menjadi pengepul kain tenun dan dicari oleh tamu.
Amin melihat peluang yang belum tergarap, yakni mewujudkan ruang pamer yang lebih layak untuk memajang karya warga Sukarara. Apalagi, saat itu belum ada jalan bypass penghubung bandara dan Kota Mataram sehingga posisi Sukarara ”di belakang” desa lain yang kemudian lebih dikenal sebagai penghasil tenun.
Tahun 2002, Amin bersama teman-temannya meminta izin kepala desa untuk memanfaatkan balai karya desa untuk ruang pamer kain tenun warga. ”Waktu itu, tujuan kami ingin memudahkan tamu yang ingin mencari kain tenun Sukarara agar mereka tidak perlu keliling kampung untuk mencari kain tenun,” katanya.
Amin, yang sebelumnya bekerja sebagai pemandu wisata lokal di Lombok, juga sering mendapatkan informasi bila ada tamu atau pejabat yang akan berkunjung ke Sukarara. Ia lantas membagikan informasi itu kepada warga sekitar. Warga pun segera membawa kain tenun ke balai karya dengan harapan kain bisa terjual.

5 Jenis Motif Kain Tenun Khas Desa Sukarara, Lombok Tengah dan Makna Motif Nya
Motif kain tenun atau songket khas Desa Sukarara pada umumnya terbentuk dari perpaduan motif geometris seperti persegi panjang, persegi empat, garis memanjang, dan segitiga. Motif yang akan dibuat ditentukan pada saat proses penghanaian benang pakan dengan alat tradisonal. Motif atau reragian terbentuk dari persilangan benang pakan dan benang lungsin. Benang pakan merupakan benang dengan arah vertikal mengikuti panjang kain, sedangkan benang lungsin adalah benang dengan arah horizontal atau mengikuti lebar kain. Meski banyak motif kain songket yang ada saat ini, hanya beberapa motif saja yang sangat dikenal oleh masyarakat di Desa Sukarara. Diantaranya adalah motif wayang, subahnale, keker atau merak, bintang empet, dan alang atau lumbung.

Keunikan Desa Sukarara
tenunsengkang.com
Selain keunikan kerajinan tangan dari Desa Sukarara Lombok, terdapat keunikan lain dari warga Desa Sukarara itu sendiri. Diketahui bahwa menenun merupakan salah satu syarat wajib bagi mereka yang ingin menikah. Hal ini sebenarnya bermaksud untuk melestarikan kerajinan tenun songket.
Selanjutnya, terdapat keunikan lainnya, yakni hasil tenunan yang unik terasa halus dan cocok untuk dipadukan dengan pakaian Anda sehari-hari, kain tenun yang dibuat langsung dari warga sekitar, menenun menjadi sebuah tradisi, dan terdapat rumah tradisional suku sasak.

Tags: tenun