10 Inspirasi Kreatif - Menghias dengan Cantik Dress Tenun Jepara
Harga Jual Tenun Troso
Satu lembar Kain Tenun Troso harganya bervariasi dari mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Untuk tenunan jenis katun dibanderol mulai Rp 135.000 sampai Rp 500.000 rupiah per lembarnya, Sedangkan untuk jenis kain sutra dibanderol paling murah Rp 500.000 sampai paling mahal Rp 3.000.000 per lembarnya.
Tentu saja harga kemeja yang sudah jadi lebih mahal dari harga kainnya. Jauh lebih mahal daripada harga kain Batik Cap. Harga tersebut tergolong wajar mengingat Kain Tenun Troso dibuat meggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan tenaga manusia. Harga kemejanya yang sudah jadi tentu saja lebih mahal daripada harga bahannya.
Kain tenun troso jepara
Perkembangan penjualan Kain Tenun Troso pun kian hari kian ramai. Pelaku perdagangan kain tenun ini pun bukan hanya berasal dari penduduk lokal Jepara saja, namun juga dari berbagai daerah. Tingginya permintaan konsumen dan besarnya pasar mengakibatkan harga jual Kain Tenun Troso relatif stabil dan menggembirakan.
Tingginya permintaan konsumen ini meluas bahkan sampai ke manca negara akibat maraknya penggunaan social media dan media informasi lainnya. Apalagi saat ini ditunjang dengan perdagangan secara online dari berbagai situs jual beli. Semua hal tersebut memacu kegairahan pasar, baik bagi produsen, konsumen dan penjual semua diuntungkan.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan mengenai Kain Tenun Troso, semoga dapat sedikit membantu Anda yang ingin mengetahuinya. Akhir kata, semoga kesehatan dan kesuksesan selalu menaungi Anda.
Ragam Motif Tenun Troso
Penggunaan ATBM dalam proses pembuatan tenun memang sangat berpengaruh pada penampilan fisik dan motif. Itulah kenapa motif-motif yang dihasilkan pada kain tenun Jepara sangat menarik dan unik. Beragamnya jenis dan motif tenun yang dihasilkan menunjukkan kreatifitas pengrajin tenun di daerah kelahiran RA Kartini tersebut.
Salah satu keunikan Kain Tenun Troso adalah pada motifnya. Selain indah, motif kain tenun ini tidak melulu bernuansakan tradisional, klasik atau etnik. Namun juga citarasa modern dengan motif-motif kontemporernya.
Adapun jenis motif yang biasa ditemukan pada tenun troso yang populer antara lain : misris, blanket, rangrang dan baron. Motif-motif tersebut sangat khas dan tidak ditemukan pada setiap daerah penghasil tenun. Semua dapat di temuan di sentra Tenun Troso dengan proses pembuatan kerajinan yang masih tradisional.
Selain itu, kain tenun troso juga memiliki beberapa motif lainnya seperti : motif krisna, motif ukir, motif rantai, motif mawar, motif bambu, motif burung, motif naga, motif lilin, motif antik, motif cempaka, motif dewi sri, motif kecubung, motif sby, motif obama dan lain-lain.
Banyaknya variasi motif membuat Kain tenun Troso dapat dipergunakan oleh semua khalayak dan pada berbagai acara atau keperluan.
Proses Pembuatan Tenun Ikat
Meski alat yang pengrajin gunakan masih sederhana, proses pembuatan tenun Troso terbilang cukup rumit. Benang-benang sebagai bahan utama pembuat kain sebelumnya harus melalui proses pewarnaan terlebih dahulu kemudian berlanjut proses jemur untuk mengeringkan pewarnaan pada benang. Proses ini bernama menter atau pewarnaan.
Jika warna benang sudah kering, benang kemudian digulung dan dipasang pada ATBM. Jika benang sudah terpasang dan tertata, maka proses menenun bisa mulai berjalan. Kerumitan proses tersebut berlanjut dengan proses pewarnaan yang berjalan secara manual. Namun, justru hal ini membuat motif pada kain tenunan memiliki keunikan tersendiri.
Alat yang masih tradisional serta cara pembuatan tenun Troso yang sangat rumit menghasilkan kain yang tahan lama dengan motif yang indah dan detail. Penggunaan kain tenun ini pun cukup luas karena bisa dipakai oleh semua wanita dari berbagai kalangan tanpa adanya batas atau aturan adat.
Penulis: Tutla Ayuhanna, alumni Universitas Negeri Semarang. Tinggal di Jepara
Sejarah Tenun Troso
Desa Troso, terletak 15 km ke arah tenggara dari pusat kota Jepara. Dari sinilah proses perkembangan sentra industri tenun berawal, berkembang dan mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Menurut legendanya, sejarah Kain Tenun Troso dimulai saat masuknya Agama Islam di wilayah Jawa tengah dan sekitarnya. Yaitu pada masa berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
Kain ini dipakai pertama kali oleh Mbah Senu dan Nyi Senu saat menemui Ulama Besar Mbah Datuk Gunardi Singorojo saat sedang berdakwah di Desa Troso. Kemudian pada masa awalnya kain tenun ini dibuat khusus sebagai pelengkap pakaian raja. Sejak saat itulah keterampilan membuat kain tenun troso dimiliki oleh warga Desa Troso dan diwariskan secara turun temurun.
Pada sekitar tahun 1935, sebelum masa kemerdekaan Indonesia, para pengrajin Tenun Troso membuat Kain Tenun Gedong. Kemudian saat keahlian mereka semakin berkembang, mereka mulai membuat kain Tenun Pancal, yaitu pada sekitar tahun 1943.
Pada saat tahun 60-an terjadi sebuah perkembangan signifikan pada industri tenun di daerah ini. Dimana saat itu para perajin tenun secara besar-besaran mulai beralih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) menggantikan alat tenun tradisional. Produksi kain tenun lurik, mori dan sarung ikat mengalami perkembangan pesat secara jumlah maupun kualitas.
Saat itu adalah masa keemasan dan kejayaan Kain Tenun Troso. Namun pada akhir tahun 70-an industri tenun Troso mulai mengalami kelesuan ekonomi. Banyak perusahaan tenun mengalami gulung tikar. Peristiwa ini diakibatkan karena mulai berdirinya perusahaan tenun besar di Indonesia yang menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
Pengrajin tradisional tak mampu bersaing dalam hal harga sehingga industri tenun tradisional tidak berkembang dan bahkan banyak mengalami kebangkrutan.
Pada awal tahun 80-an, industri Tenun Troso sempat mengalami kebangkitan. Unit-unit usaha di pedesaan sempat tumbuh kembali. Produksi tenun tradisional Troso muncul kembali di pasaran.
Tenun Jepara, Warisan Budaya dari Desa Troso
TENUN.id – Jepara merupakan salah satu daerah penghasil tenun di Indonesia. Kerajinan daerah ini terkenal dengan nama kain Tenun Troso karena proses pembuatan yang terletak di desa Troso, Kecamatan Pecangaan.
Kita akan mengenal tenun berasal dari daerah pesisir utara Pulau Jawa yaitu Jepara. Seperti namanya, kain tenun Jepara memang awalnya hanya melibatkan masyarakat desa yang terletak 15 KM dari kota Jepara ini. Namun kini, kain Jepara tidak hanya melibatkan pengrajin desa Troso saja, namun juga mulai merambah desa sekitar. Cara pembuatan kain tenun yang mereka gunakan sebagian besar masih tradisional.
Sebagai salah satu warisan budaya, tenun Troso Jepara tetap terjaga eksistensinya. Terlihat dengan adanya produksi tenun yang terus berlangsung hingga saat ini di daerah Troso. Sejak pertama kali pembuatan pada tahun 1935, kerajina tenun Troso terus bertahan dari generasi ke generasi.
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, pembuatan tenun Troso Jepara mengalami beberapa perkembangan terutama pada motif yang menjadi ragam hias. Meskipun demikian, tenun Troso masih mempertahankan keaslian proses tradisionalnya. Hal yang membuat kain tenun ini tetap eksis bersama kain-kain tenun dari daerah lainnya seperti tenun rangrang Nusa Penida dan Tapis Lampung.
Tags: tenun dress