Keindahan dan Fungsi Kain Tenun dalam Dunia Kerajinan Tangan
Kerajinan Tenun: Pengertian, Sejarah, dan Jenisnya
Sejumlah perempuan menenun di baawah rumah Desa Gumananon, Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah. Sulawesi Tenggara. Desa Gumananon menjadi tempat warisan leluhur turun temurun terkait tenun Kamohu. (Dok. KemenKopUKM)
Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi KOMPAS.com - Kerajinan tenun menjadi salah satu kekayaan budaya, berupa kerajinan tangan, yang dimiliki Indonesia. Apa itu kerajinan tenun?

Fungsi Keseharian
Sejak mengenal peradaban manusia menggunakan kain tenun sebagai pakaian yang dikenakan untuk menutup tubuhnya. Kain tenun pada zaman dahulu berbentuk sarung atau selendang yang dikenakan sendiri maupun secara bersamaan.
Pada zaman dahulu kain tenun hanya digunakan oleh kalangan tua atau kalangan bangsawan tertentu karena kain tenun adalah sebagai salah satu penunjuk status sosial.
Dahulu kain tenun sudah menjadi barang yang eksklusif yang hanya dimiliki oleh golongan bangsawan atau raja. Pada saat itu kain tenun hanya digunakan untuk acara-acara tertentu saja seperti upacara adat dan acara menyambut tamu kehormatan.
Tetapi kini fungsi tersebut berkembang, sekarang ini sudah banyak masyarakat yang menggunakan kain tenun dalam berbagai aktivitas keseharian, misalnya untuk menghadiri acara formal, untuk sembahyang, bahkan seragam kantor.
Tak hanya sebagai pakaian, sekarang ini kain tenun pun sudah kian dikembangkan menjadi hiasan seperti kipas, tas, hingga dekorasi untuk rumah.

Fungsi Sosial Budaya
Dalam sehelai kain tenun terdapat kekayaan warisan budaya yang mencerminkan kehidupan masyarakat Indonesia. Nilai yang terkandung pada kain tenun meliputi adat istiadat, kebudayaan dan kebiasaan (Cultural Habit) yang merefleksikan jati diri masyarakat Indonesia.
Ragam hias yang terdapat dalam sehelai kain tenun biasanya mencerminkan hubungan manusia baik secara vertikal maupun horisontal.
Berikut ini adalah beberapa fungsi kain tenun di berbagai daerah di Indonesia:
Di Minangkabau dan Palembang, kain tenun atau kain songket umumnya digunakan pada acara adat seperti perkawinan, batagak gala (melantik penghulu), dan penyambutan tamu-tamu penting.
– Kain Ulos, Sumatra Utara
Kain Ulos dari Sumatera Utara mempunyai makna filosofi yang tinggi. Kain Ulos sering digunakan sebagai hadiah yang diberikan dalam berbagai upacara adat. Kain Ulos tidak boleh diberikan secara sembarangan. Ada ketentuan adat yang harus dipatuhi, misalnya Ulos tidak boleh diberikan oleh orang yang kedudukannya lebih rendah kepada orang yang kedudukannya lebih tinggi.
Kain ulos dibedakan menjadi tiga jenis yang masing-masing mempunyai fungsi dan makna yang berbeda-beda. Ulos Ragidup misalnya, merupakan Ulos yang melambangkan kehidupan. Ulos ini biasanya hantaran atau hadiah yang diberikan pada saat upcara pernikahan.
Ulos ini biasanya diberikan oleh orang tua mempelai wanita kepada ibu mempelai pria. Ulos Ragihotang biasanya digunakan untuk mengkafani jenazah. Sementara Ulos Sibolang merupakan pemberian untuk menghargai jasa seseorang.
– Tenun Endek & Gringsing, Bali
Tenun Endek dan Gringsing dari Bali dipercaya dapat berfungsi sebagai penolak bala dan penangkah wabah penyakit dan kematian, selain digunakan sebagai pakaian dan hiasan.
Kain Endek juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan keagamaan. Sekarang ini banyak masyarakat yang memberikan kain Endek sebagai cinderamata kepada teman atau tetangga untuk mempererat hubungan diantaranya.

Jenis Kain Tenun Indonesia
Jenis kain tenun Indonesia memiliki banyak ragam dan ciri khasnya, di antaranya adalah:
- Tenun Ikat : Tenun ikat adalah teknik menenun kain dengan cara mengikatkan benang sebelum diwarnai. Proses ini memungkinkan pembuatan pola-pola tertentu dan warna-warna yang khas.
- Tenun Songket : Tenun songket adalah teknik tenun dengan menambahkan benang emas atau perak pada kain. Songket biasanya digunakan pada acara-acara formal seperti pernikahan dan upacara adat.
- Tenun Batik : Tenun batik adalah teknik mengecat kain dengan menutupi bagian tertentu dengan lilin sehingga membentuk pola-pola yang diinginkan.
- Tenun Troso : Tenun Troso adalah teknik tenun tradisional dari daerah Troso, Jawa Tengah. Ciri khasnya adalah motif hewan atau flora yang tergambarkan pada kain.
- Tenun Lurik : Tenun lurik adalah jenis tenun tradisional dari Jawa yang memiliki pola-pola khas dan warna-warna yang cerah.
- Tenun Endek : Tenun endek berasal dari Bali dan Lombok. Endek memiliki motif yang rumit dan detail, dan penggunaan biasanya sebagai kain sarung.
- Tenun Gringsing : Tenun gringsing berasal dari Bali dan memiliki pola-pola unik yang dibuat dengan teknik khusus. Hanya beberapa orang yang masih bisa membuat tenun gringsing karena tekniknya yang sulit.
- Tenun Sutra : Tenun sutra adalah jenis tenun yang proses pembuatannya dengan menggunakan serat sutra yang dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Kain sutra biasanya memiliki tekstur yang lembut dan berkilau.
- Tenun Pandai Sikek : Tenun Pandai Sikek adalah teknik tenun tradisional dari Sumatera Barat. Kain Pandai Sikek biasanya menggunakan benang emas dan memiliki motif yang beragam.
- Tenun Kain Cual : Tenun kain cual berasal dari Sulawesi Tenggara. Kain cual biasanya digunakan untuk membuat baju adat dan memiliki motif yang unik.

Tags: tenun fungsi