Keindahan dan Keunikan Kain Tenun Songket - Panduan dan Inspirasi DIY untuk Pekerjaan Jarum
Proses pembuatan songket Pandai Sikek
Songket Pandai Sikek masih dibuat serba manual dan tradisional dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Karena proses pembuatan yang lama dan rumit, tak heran jika harga kaun ini dikenal mahal, tergantung dari ukuran, jenis, kehalusan, hingga kerumitan motif.
Kain songket ini dibuat dari benang emas yang dihasilkan melalui teknik pakan tambahan. Caranya dengan menyungkit helai-helai benang lungsi sesuai ukuran dan motif yang diinginkan. Kemudian, benang emas dimasukkan bersama benang pakan secara menyilang.
Pembuatan songket tersebut memiliki teknik yang dikenal dengan nama tuhuak. Konon, teknik ini bisa membuat songket dengan kualitas beragam. Pengelompokan tuhuak bisa disesuaikan dengan jumlah benang pakan yang ada di antara benang lungsi, biasanya dua, empat atau enam benang pakan di antara benang lungsi.
Ada dua jenis songket yang dihasilkan perajin tenun di Pandai Sikek, yaitu songket balapak dan songket batabua. Songket balapak juga biasa disebut tenun sarek, hiasan motif dari benang emas atau perak memenuhi seluruh permukaan kain. Sedangkan songket batabua atau songket babintang, penyebaran motif hanya pada bagian tertentu saja.

9 Keunikan Motif dari Songket Silungkang di Sumatera Barat
Infosumbar.net – Dalam kehidupan masyarakat Minangkabau terdapat berbagai jenis kriya yang muncul sebagai tuntutan budaya masyarakat tradisi seperti: kriya ukir, tenun/songket, sulam,tembikar/keramik, kriya anyam dan lain sebagainya.
Bentuk kriya ini pada umunya sederhana namun pada akhirnya disempurnakan sesuai kebutuhan nagari-nagari yang ada di alam budaya Minangkabau.
Di antara benda kriya yang dimaksud ada yang digunakan untuk kebutuhan fungsional, dalam pengertian dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan ada pula yang dipakai karena tuntutan upacara adat pada tradisi Minangkabau.
Produk kriya yang terkait dengan upacara adat yang dimaksud adalah Kain Tenun Songket.
Kain tenun ini umumnya dipakai pada setiap perayaan dan upacara adat masyarakat tradisi Minangkabau seperti Upacara Adat, perkawinan, upacara adat pengangkatan penghulu, upacara adat turun mandi, dll.
Berikut ini beberapa motif hias yang terdapat pada pakaian adat (kain songket) Silungkang, antara lain adalah:

1. Motif Pucuak Rabuang (Pucuk Rebung)
merupakan Tafsiran nilai guna yang banyak. pengrajin mematrikan motif ini ke dalama ukiran dan kain tenunan sehingga makna dari nilai yang serba guna ini menjadi suri tauladan bagi masyarakat adat tersebut. motif memiliki bentuk dasar seperti gonjong rumah adat, hal ini dapat dilihat pada falsafah adat yakni:
Ketek Paguno, Gadang Tapakai (kecil dapat digunakan, besar terpakai oleh masyarakat)
Rebung ini adalah anak bambu yang keluar dari umbinya. Bentuknya seperti tumpal (kerucut) dan bersisik, kecil enak dimakan, jika rebung ini sudah besar dinamakan bambu, perlambangan dari bambu ini adalah “Muda berguna, Tua terpakai menjadi contoh kaumnya.
Dapat ditafsirkan bahwa nilai mendidik yang tersirat dari motif Pucuak Rabuang yakni pemimpin yang kuat dan punya ilmu pengetahuan serta berkharisma tinggi tentu disegani oleh banyak orang. Selain itu rebung juga mengandung nilai kepemimpinan yang tentu belum mampu menjadi pemimpin, namun ia dapat menjadi bagian dari proses regenerasi kepimpinan
BACA JUGA : Lakukan 3 Hal Ini, Anda Tidak Akan Bertemu Anak Tawuran di JalanKain Songket Pandai Sikek, Jenis Tenun Klasik dan Mewah dari Minangkabau
Indonesia tak hanya punya batik sebagai kain tradisional identitas bangsa. Ada pula jenis kain tradisional lain yang tak kalah cantik dan memiliki nilai-nilai kebudayaan, salah satunya adalah songket. Songket merupakan jenis kain tenunan yang berasal dari Sumatra dan tergolong dalam keluarga tenun brokat.
Dari beberapa jenis songket, ada satu yang menarik perhatian, yaitu songket Pandai Sikek. Sesuai namanya, songket ini berasal dari daerah Pandai Sikek, sebuah daerah di Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Sejak zaman dahulu, Pandai Sikek memang dikenal sebagai sentra kerajinan tenun songket yang indah. Ciri khas songketnya adalah ditenun dengan benang emas dan perak yang memberikan efek mewah dan berkilau.
Mengenal Kain Songket – Sejarah, Persebaran serta Cara Pembuatan Kain Songket Yang Memiliki Efek Kemilau Cemerlang
Mengenal Kain Songket – Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti “mengait” atau “mencungkil.“ Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya, mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.
Kain Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak. Hiasan ikat kepala tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Melayu.
Songket merupakan kain istimewa karena tidak dikenakan sehari-hari. Songket dinilai terlalu mewah jika digunakan sejari-hari. Oleh karena itu songket juga lebih sering digunakan untuk upacara-upacara adat.
Songket tidak bisa digunakan secara sembarangan, karena dalam setiap warna serta ragam hias dimiliki masing-masing memiliki makna yang melambangkan si pemakainya. Misalnya songket yang dikenakan untuk acara perkawinan berbeda dengan songket yang dikenakan untuk acara adat lainnya.
Kain Songket Nusantara
Tags: tenun gambar