"Harga Kain Tenun Desa Sade - Memahami Nilai dan Signifikansinya"
Mengenal Desa Sade, Desa Adat Suku Sasak: Keunikan, Harga Tiket, dan Aturan
Luas Desa Sade sekitar 5,5 hektar dan memiliki sekitar 150 rumah. Setiap rumah terdiri satu kepala keluarga. Semua penduduk Desa Sade adalah suku Sasak Lombok. Baca juga: Uniknya Rumah Adat di Desa Sade Lombok, Beratap Alang-alang dan Jerami Penduduk Desa Sade masih satu keturunan karena mereka melakukan perkawinan antar saudara.
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Parajin kain songket di Desa Sade, Lombok.
Mata pencaharian penduduk Desa Sade adalah petani. Mereka menanam padi di sawah tadah hujan sehingga tidak ada irigasi dengan masa panen setahun sekali. Di tengah menunggu masa panen, penduduk Desa Sade memiliki pekerjaan sampingan menenun untuk memenuhi kebutuhan pokok. Jarak tempuh Desa Sade dari Kota Mataram sekitar 43 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam. Perjalanan ke Desa Sade dari Mataram dapat melalui Jalan By Pass Bandara Internasional Lombok.

Keunikan Desa Sade
Desa Sade memiliki rumah yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu Bale Bonter, Bale Kodong, dan Bale Tani.
Masing-masing rumah memiliki fungsi yang berbeda. Bale Bonter berfungsi sebagai rumah pejabat desa. Bale Bonter juga berfungsi sebagai tempat persidangan adat.
Sementara Bale Kodong berfungsi sebagai tempat tinggal untuk orang-orang yang sudah jompo. Tempat tersebut juga digunakan untuk orang sudah menikah namun belum memiliki tempat tinggal.
Bale Tani berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani.
- Membersihkan lantai dengan kotoran kerbau
Masyarakat Desa Sade memiliki kebiasaan membersihakn lantai rumah dengan kotoran kerbau atau sapi sekitar semiinggu sekali.
KOMPAS.com/ELSA CATRIANA Tarian Peresean di Desa Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)
Tujuannya supaya lantai bersih dari debu-debu yang melekat, menguatkan lantai, dan berfungsi untuk mencegah serangga, terutama nyamuk agar tidak masuk ke dalam rumah.
Rumah Desa Sade memiliki desain yang sederhana. Rumah berdinding anyaman bambu, atap alang-alang kering, dan lantai yang terbuat dari campuran tanah liat dengan sekam padi.
Bangunan rumah Desa Sade juga tahan gempa. Rumah-rumah di Desa Sade masih terlihat kokoh meskipun wilayah tersebut pernah diguncang gempa.
Desa Sade memiliki tradisi unik yakni, tradisi kawin culik. Dimana pada saat akan menikah, pemuda menculik pujaan hatinya untuk mengakhiri masa lajang.
Tempat pertemuan laki-laki dan perempuan, sebelum perempuan diculik, adalah di depan pohon cinta Desa Sade.
Para gadis di Desa Sade diwajibkan untuk dapat menenun. Jika seorang gadis belum bisa menenun, maka ia tidak diperbolehkan menikah.
Para wanita di Desa Sade rata-rata bermata pencaharian sebagai penenun. Maka, sepanjang jala Desa Sade banyak penjual kain tenun.
KOMPAS.com/ELSA CATRIANA Pohon cinta di Desa Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Tips Buat Kamu Yang Mau Berkunjung ke Desa Sade
Ketika Anda berencana mengunjungi Desa Sade di Lombok, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, menghormati adat dan tradisi setempat adalah hal yang sangat penting. Desa ini memiliki aturan-aturan tertentu, seperti pengunjung dilarang menggunakan celana yang panjangnya di atas lutut dan dilarang berteriak atau saling menyakiti sesama. Oleh karena itu, pastikan Anda mematuhi aturan tersebut untuk menjaga harmoni dan menghargai budaya lokal. Jika Anda lupa membawa celana panjang, jangan khawatir karena Anda bisa meminjam kain tenun yang disediakan oleh warga desa.
Kedua, manfaatkan kesempatan berkunjung ke Desa Sade untuk belajar lebih dalam tentang budaya dan tradisi Suku Sasak. Anda bisa melihat proses pembuatan kain tenun khas Sasak, mengunjungi ‘pohon cinta’, atau bahkan mengikuti upacara adat jika berkesempatan. Jangan lupa juga untuk mencicipi kuliner khas Lombok dan membeli kain tenun sebagai oleh-oleh. Selalu ingat untuk berinteraksi dengan warga setempat dengan penuh rasa hormat dan kesopanan.

Tags: tenun