"Harga Kain Tenun Desa Sade - Memahami Nilai dan Signifikansinya"
Sejarah Desa Sade
Desa Sade merupakan kampung asli bagi Suku Sasak yang masih memegang teguh adat istiadatnya. Perkampungan adat ini terletak di Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Keunikan dan daya tarik dari kampung ini sendiri sudah terkenal ke sejak tahun 1975. Hingga akhirnya pada tahun 1989 desa ini resmi menjadi desa wisata berdasarkan SK Gubernur NTB No.2 tahun 1989.
Desa ini sendiri memiliki luas sekitar tiga hektare yang diisi oleh 152 kepala keluarga atau sekitar 700 orang. Sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani musiman dan juga penenun.
Selama berkunjung Anda dapat melihat berbagai aktivitas khas Suku Sasak serta mengenal budayanya. Mulai dari kesenian, rumah-rumah adat, hingga makanan khas Lombok yang halal asli bisa Anda rasakan sehingga liburan jadi lebih berkesan.
Alamat
Lokasi Desa Adat Sade terletak di Jl. Raya Sade, Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Anda bisa kunjungi tempat ini dengan mudah menggunakan layanan rental Innova bulanan di Lombok plus sopir terdekat.
Jam Buka
Kawasan wisata ini buka setiap hari dari pagi hingga sore malam hari. Namun waktu terbaik berkunjung biasanya dari pagi hingga sore dengan begitu Anda bisa belajar lebih banyak hal.
Hari | Jam Buka |
---|---|
Senin – Minggu | 08.00 WITA – 19.00 WITA |

Tips Buat Kamu Yang Mau Berkunjung ke Desa Sade
Ketika Anda berencana mengunjungi Desa Sade di Lombok, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, menghormati adat dan tradisi setempat adalah hal yang sangat penting. Desa ini memiliki aturan-aturan tertentu, seperti pengunjung dilarang menggunakan celana yang panjangnya di atas lutut dan dilarang berteriak atau saling menyakiti sesama. Oleh karena itu, pastikan Anda mematuhi aturan tersebut untuk menjaga harmoni dan menghargai budaya lokal. Jika Anda lupa membawa celana panjang, jangan khawatir karena Anda bisa meminjam kain tenun yang disediakan oleh warga desa.
Kedua, manfaatkan kesempatan berkunjung ke Desa Sade untuk belajar lebih dalam tentang budaya dan tradisi Suku Sasak. Anda bisa melihat proses pembuatan kain tenun khas Sasak, mengunjungi ‘pohon cinta’, atau bahkan mengikuti upacara adat jika berkesempatan. Jangan lupa juga untuk mencicipi kuliner khas Lombok dan membeli kain tenun sebagai oleh-oleh. Selalu ingat untuk berinteraksi dengan warga setempat dengan penuh rasa hormat dan kesopanan.

Aktivitas & Spot Desa Sade
Berbagai pesona yang tersaji di Sade, Lombok, yang membuat tempat ini menjadi destinasi liburan yang tidak boleh Anda lewatkan. Beberapa hal yang membuat tempat ini begitu spesial antara lain:
1. Rumah Adat Suku Sasak Ende
Sebuah representasi fisik dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat setempat. Rumah tradisional ini dibangun dari bambu, baik untuk tiang maupun dinding. Atapnya ditutupi dengan alang-alang, sementara itu lantainya dilumuridengan kotoran sapi. Tampilan rumah adat Sade ini tentunya memberikan nuansa etnik dan autentik yang kuat.
Struktur arsitektural rumah ini dibagi menjadi tiga zona utama: tempat tidur laki-laki, tempat tidur perempuan, dan tempat kelahiran, mencerminkan struktur sosial dan peran gender dalam masyarakat Sasak.
Selain itu, ada juga variasi dalam jenis rumah di desa ini. Bale Kodong, misalnya, adalah rumah khusus untuk orang tua atau warga yang baru menikah. Sementara itu, Bale Bonter digunakan sebagai tempat bagi pejabat desa, dan Bale Tani adalah rumah tinggal umum bagi warga. Dengan demikian, rumah-rumah ini tidak hanya menunjukkan warisan budaya, tetapi juga struktur sosial dan hirarki dalam masyarakat Suku Sasak.
2. Pagelaran Atraksi Peresean
Peresean, atau yang juga dikenal sebagai Tari Perang, adalah salah satu tradisi budaya yang paling mendalam dan menarik dari Suku Sasak. Dalam pertunjukan ini, dua pemuda beradu keahlian dengan menggunakan penjalin, atau semacam pedang yang terbuat dari batang rotan, dan ende, sebuah tameng yang dibuat dari kulit kerbau tebal. Pertandingan ini bukan hanya sekedar tontonan, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang dalam.
Tarian ini memiliki latar belakang yang unik. Pada awalnya, Peresean dilakukan sebagai ritual untuk memanggil hujan di saat musim kemarau. Namun seiring waktu, fungsi tarian ini berubah menjadi hiburan bagi wisatawan yang berkunjung. Meskipun demikian, esensi dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tarian ini tetap dipertahankan, menjadikannya sebagai simbol kuat dari kekayaan budaya Suku Sasak.

Keunikan Desa Sade
Desa Sade memiliki rumah yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu Bale Bonter, Bale Kodong, dan Bale Tani.
Masing-masing rumah memiliki fungsi yang berbeda. Bale Bonter berfungsi sebagai rumah pejabat desa. Bale Bonter juga berfungsi sebagai tempat persidangan adat.
Sementara Bale Kodong berfungsi sebagai tempat tinggal untuk orang-orang yang sudah jompo. Tempat tersebut juga digunakan untuk orang sudah menikah namun belum memiliki tempat tinggal.
Bale Tani berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani.
- Membersihkan lantai dengan kotoran kerbau
Masyarakat Desa Sade memiliki kebiasaan membersihakn lantai rumah dengan kotoran kerbau atau sapi sekitar semiinggu sekali.
KOMPAS.com/ELSA CATRIANA Tarian Peresean di Desa Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)
Tujuannya supaya lantai bersih dari debu-debu yang melekat, menguatkan lantai, dan berfungsi untuk mencegah serangga, terutama nyamuk agar tidak masuk ke dalam rumah.
Rumah Desa Sade memiliki desain yang sederhana. Rumah berdinding anyaman bambu, atap alang-alang kering, dan lantai yang terbuat dari campuran tanah liat dengan sekam padi.
Bangunan rumah Desa Sade juga tahan gempa. Rumah-rumah di Desa Sade masih terlihat kokoh meskipun wilayah tersebut pernah diguncang gempa.
Desa Sade memiliki tradisi unik yakni, tradisi kawin culik. Dimana pada saat akan menikah, pemuda menculik pujaan hatinya untuk mengakhiri masa lajang.
Tempat pertemuan laki-laki dan perempuan, sebelum perempuan diculik, adalah di depan pohon cinta Desa Sade.
Para gadis di Desa Sade diwajibkan untuk dapat menenun. Jika seorang gadis belum bisa menenun, maka ia tidak diperbolehkan menikah.
Para wanita di Desa Sade rata-rata bermata pencaharian sebagai penenun. Maka, sepanjang jala Desa Sade banyak penjual kain tenun.
KOMPAS.com/ELSA CATRIANA Pohon cinta di Desa Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Tags: tenun