... Panduan Belanja Kain Tenun Pelepah Pisang Sulawesi untuk Hobi Jahitan Anda

"Harga Kain Tenun Pelepah Pisang Sulawesi - Pengetahuan Penting untuk Pembeli"

Pengunjung Bisa Melihat Proses Pembuatan Tenun


Di salah satu sudut Desa wisata tenun To'barana Toraja, pengunjung akan melihat kompres beberapa tongkonan rumah adat Toraja. Pada sela-sela rumah adat tersebut akan terdapat lapak penjual kain lengkap dengan demonstrasi tenun.

Para pengunjung bisa membeli kain tenun langsung dari para pengrajinnya. Tidak hanya itu, para pengunjung juga bisa melihat langsung proses pembuatan yang dikerjakan dengan tradisional.


Kain tenun Tana Toraja memang memiliki kedudukan yang sangat tinggi pada budaya masyarakat. Tidak hanya memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat penolak balas saja. Tetapi, kain tenun juga menjadi simbol kemakmuran bagi para pemiliknya.


Pada masa lalu yang bisa memiliki kain tenun hanyalah kaum bangsawan saja atau orang-orang kaya. Hal itu karena harga kain tenun sama dengan harga kerbau. Maka dari itu, hanya kaum bangsawan atau orang kaya saja yang bisa membeli kain tenun.

Harga kain tenun pelepah pisang sulawesi

Melimpahnya limbah pohon pisang akibat diambil hanya buahnya, memunculkan keresahan tersendiri. Di tangan orang-orang kreatif, limbah pisang bisa berubah wujud menjadi bermacam barang baru yang punya nilai ekonomi.

Rani Rufaidah, Oki Kurniawan, dan Dedy Rachmad Setiawardhana dari Universitas Trilogi, Jakarta, menggali potensi limbah pelepah pisang. Dalam penelitian mereka, limbah pelepah pisang dieksplorasi untuk dijadikan produk interior, yaitu kap lampu yang estetik.

Pohon pisang umumnya hanya berbuah sekali dan jika sudah berbuah maka pohon pisang akan mati. Biasanya pohon pisang hanya dimanfaatkan pada bagian buah dan daunnya, sedangkan bagian lainnya hanya dibiarkan atau ditebang lalu dibuang begitu saja. Kalaupun ada yang memanfaatkannya, biasanya tidak mengeksplorasi kelebihan pelepah pisang.

“Pelepah pisang biasanya hanya dimanfaatkan sebagai produk aksesoris dan lintingan rokok, padahal karakter serat daunnya yang kuat membuatnya berpotensi untuk dieksplorasi hingga bisa dijadikan produk lain yang bernilai jual tinggi,” tulis para peneliti.

Mereka menyebut, pohon pisang merupakan tanaman yang sangat mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia dan tidak memerlukan perawatan yang begitu rumit. Indonesia memiliki lebih dari 230 jenis pisang.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi pisang di Indonesia mencapai 8,18 juta ton pada 2020. Jumlah itu meningkat 12,39% dari 7,28 juta ton pada 2019.

Sebagai informasi, produksi adalah banyaknya hasil menurut bentuk hasil yang ditetapkan dan merupakan penjumlahan laporan per unit. Sementara, jumlah tanaman menghasilkan adalah jumlah tanaman yang mampu menghasilkan buah berdasarkan waktu musim panennya.

Secara tren, produksi pisang Indonesia cenderung meningkat selama lima tahun terakhir. Jadi, bisa dibayangkan berapa banyak limbah pohon pisang yang dihasilkan dari angka produksi yang besar tersebut.

Pembalut dari pelepah pisang

Sama seperti di Indonesia, India pun punya masalah serupa dengan limbah pohon pisang. Negara ini juga memproduksi berton-ton pisang setiap tahunnya, namun setengah dari setiap pohon yang tumbuh, berakhir menjadi sampah.

Sebuah perusahaan bernama Saathi kemudian terpikir untuk memanfaatkan limbah tersebut dengan mengolahnya menjadi pembalut wanita yang biogradable alias bisa terurai. Ide ini tak hanya mengurangi limbah pohon pisang, tetapi juga sekaligus mengurangi sampah pembalut wanita yang tidak bisa terurai.

Didirikan pada 2015, hanya sepertiga dari wanita di India menggunakan atau bisa membeli pembalut. Hal ini tentunya membuat para wanita yang sedang menstruasi merasa tidak nyaman dan bisa berdampak pada kesehatan reproduksi mereka karena tidak higienis.

Para pendiri Saathi, Kristin Kagetsu dan Tarun Bothra pun ingin membantu para wanita ini tanpa harus menambah sampah plastik yang berasal dari pembalut yang tidak ramah lingkungan. Maka, mereka mengeksplorasi limbah pohon pisang.

Mereka pun bertemu dengan seorang peneliti bernama Chirag Desai yang juga mencari cara untuk memanfaatkan limbah pohon pisang. Chirag dan timnya mengubah serat pohon pisang menjadi bermacam produk, mulai dari pupuk, kain, bahkan permen. Dia kemudian berbagi pengetahuan dengan para pendiri Saathi.

“Pasar untuk produk-produk berbahan dasar alam sedang tumbuh. Mereka (pendiri Saathi) bertemu kami, tinggal dengan kami selama sepekan untuk belajar bagaimana mengekstrak serat pohon pisang,” ujarnya.

Teknik mencuci kain tenun dengan tangan

Caranya pun cukup mudah. Anda hanya perlu merendam perlahan kain tenun dengan campuran air dingin dan deterjen cair dengan formula rendah bahan kimia ataupun lerak.

Selama proses cuci, ada beberapa hal yang harus Anda hindari, seperti:

  • Hindari kegiatan mengucek ataupun memelintir kain tenun.
  • Dilarang membilas menggunakan air panas.
  • Hindari penggunaan deterjen bubuk karena dikhawatirkan dapat menempel dan merusak serat kain.
  • Jangan menggunakan mesin cuci karena bisa merusak bentuk asli kain.

Karena kain tenun tergolong khusus, maka cara tersebut bisa menghindari risiko rusaknya tampilan estetika kain tenun.


Tags: tenun lawe

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia