"Harga Kain Tenun Pelepah Pisang Sulawesi - Pengetahuan Penting untuk Pembeli"
Pembalut dari pelepah pisang
Sama seperti di Indonesia, India pun punya masalah serupa dengan limbah pohon pisang. Negara ini juga memproduksi berton-ton pisang setiap tahunnya, namun setengah dari setiap pohon yang tumbuh, berakhir menjadi sampah.
Sebuah perusahaan bernama Saathi kemudian terpikir untuk memanfaatkan limbah tersebut dengan mengolahnya menjadi pembalut wanita yang biogradable alias bisa terurai. Ide ini tak hanya mengurangi limbah pohon pisang, tetapi juga sekaligus mengurangi sampah pembalut wanita yang tidak bisa terurai.
Didirikan pada 2015, hanya sepertiga dari wanita di India menggunakan atau bisa membeli pembalut. Hal ini tentunya membuat para wanita yang sedang menstruasi merasa tidak nyaman dan bisa berdampak pada kesehatan reproduksi mereka karena tidak higienis.
Para pendiri Saathi, Kristin Kagetsu dan Tarun Bothra pun ingin membantu para wanita ini tanpa harus menambah sampah plastik yang berasal dari pembalut yang tidak ramah lingkungan. Maka, mereka mengeksplorasi limbah pohon pisang.
Mereka pun bertemu dengan seorang peneliti bernama Chirag Desai yang juga mencari cara untuk memanfaatkan limbah pohon pisang. Chirag dan timnya mengubah serat pohon pisang menjadi bermacam produk, mulai dari pupuk, kain, bahkan permen. Dia kemudian berbagi pengetahuan dengan para pendiri Saathi.
“Pasar untuk produk-produk berbahan dasar alam sedang tumbuh. Mereka (pendiri Saathi) bertemu kami, tinggal dengan kami selama sepekan untuk belajar bagaimana mengekstrak serat pohon pisang,” ujarnya.
Kap lampu dari pelepah pisang
Salah satu kelebihan dari karakteristik pelepah pohon pisang ialah mempunyai serat sebagai bahan pengisi dalam komposit, yang berfungsi sebagai penguat dari matriks.
Karakteristik dari serat pada pelepah pisang bisa digunakan sebagai pengganti bahan pembuat kain dan juga berdaya simpan tinggi, sehingga serat pisang memenuhi syarat sebagai bahan akustik untuk penyerapan bunyi.
“Untuk meningkatkan harga jual dan kualitas dari pelepah pohon pisang perlu adanya terobosan baru dengan pemanfaatan pelepah pohon pisang dengan teknik pembuataan secara biodegradable atau teknik alami yang tidak menggunakan bahan kimia sintetis agar mengurangi limbah yang dapat merusak lingkungan,” kata tiga peneliti itu dalam laporannya.
Teknik eksplorasi yang mereka gunakan adalah dengan tetap mengikuti konsep biodegradable , agar produk tersebut bila habis masa pakainya dapat terurai di alam.
Adapun teknik eksplorasi yang dilakukan adalah bahan alami, teknik cetak atau press , dan teknik oven serta teknik perebusan. Untuk membuat kap lampu dari limbah pelepah pisang, mereka melakukan penghancuran atau penggilingan pelepah pisang. Kemudian, pelepah pisang melewati proses oven dan press untuk dijadikan sebuah komposit dengan campuran dari bahan-bahan alami yang dapat terurai.
Selanjutnya, hasil komposit tersebut dipilih berdasarkan analisis dari karakteristik yang didapatkan pada hasil komposit, berdasarkan hasil eksplorasi yang sudah sesuai dengan karakteristik yang diinginkan yaitu kuat, tahan lama, alami dan tahan panas, kemudian diaplikasikan menjadi produk armatur lampu.
Deretan Oleh-Oleh Khas Makassar
Ini dia Moms deretan oleh-oleh khas Makassar yang bisa Moms pilih sesuai selera untuk dibagikan!
Oleh-oleh khas Makassar yang pertama adalah kain tenun Sengkang. Kain tenun ini adalah salah satu kerajinan khas suku Bugis.
Sengkang berasal dari nama daerah kain tenun ini, Moms yaitu Kota Sengkang yang berjarak 190 KM dari kota Makassar.
Kain ini memiliki ciri dan motif yang khas dengan warna mencolok. Menariknya, setiap pola diketahui memiliki makna tersendiri.
Moms bisa membelinya di Toko Aneka Sutra yang dijual dengan harga terjangkau. Namun, harga bisa berubah, ya Moms.
- Lokasi: JL Gunung Lompobattang 18, Makassar, 90114, Pisang Utara, Ujung Pandang, Pisang Utara, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 13930
- Kisaran harga: Rp150.000
Teknik menyetrika kain tenun
Suhu yang panas dapat membuat warna dari kain tenun menjadi memudar. Untuk itu, saat Anda menyeterikanya, Anda perlu menggunakan lapisan di atas kain. Tujuannya, agar plat panas dari seterika tidak bersentuhan secara langsung dengan kain.
Selain proses mencuci, menjemur, dan menyeterika, proses penyimpanan kain tenun juga perlu Anda perhatikan. Berbeda dari pakaian umumnya, Anda cukup menggantung kain tenun di dalam lemari agar lebih tahan lama.
Merawat kain tenun memang tidak sulit, bukan? Teknik ini sebetulnya lebih mudah ketimbang mencuci pakaian biasa.
Namun, jika Anda masih ragu untuk mencuci kain tersebut sendiri, maka Anda bisa meminta bantuan jasa dry cleaning professional agar kualitas kain tetap terjaga.
Nah, untuk Anda yang sedang mencari kain tenun tradisional, Anda bisa mencoba mengunjungi situs belanja Ruparupa.
Situs belanja satu ini tidak hanya menyediakan berbagai perlengkapan rumah tangga dan home decor, tetapi Anda bisa mendapatkan berbagai produk fashion, craft, hingga cemilan tradisional khas Indonesia rilisan dari Pendopo. Rasakan eksotisme budaya Indonesia bersama Pendopo.
Selain itu, kami juga punya sejumlah rekomendasi produk fashion dari Pendopo. Apa saja itu? Simak, yuk!
Tags: tenun lawe