... Panduan Lengkap: Harga Kain Tenun Serat Akar Kayu Cendana untuk Kerajinan Jarum dan DIY

Harga dan Keunikan Kain Tenun Serat Akar Kayu Cendana dalam Dunia Jahitan dan DIY

Harga

Ingin membeli kain endek? Pastikan kamu menyiapkan budget yang tidak sedikit. Karena harga kain endek ini mulai dari ratusan ribu hingga putuhan juta rupiah. Tergantung kualitas benang dan bahan dasar yang digunakan dalam proses pembuatannya. Seiring berjalannya waktu, motif endek semakin berkembang dan mudah dipadukan dengan jenis kain lainnya untuk menghasilkan busana yang indah.


Dengan harga yang terbilang mahal tentu kain endek harus dirawat dengan cara yang benar supaya lebih awet dan tahan lama. Nah, berikut ini cara merawat kain endek yang wajib Sahabat terapkan:

1. Cucilah secara manual dan cukup dikucek saja. Jangan menyikat apalagi mencucinya dengan mesin cuci karena dapat merusak tekstur permukaan dari kain tersebut.

2. Gunakan sabun khusus seperti sabun lerak atau sampo rambut yang teksturnya lebih lembut untuk mencuci kain endek. Ingat, jangan pakai deterjen biasa ya.

3. Pada saat penjemuran pun cukup di angin-anginkan saja, agar tidak terpapar matahari secara langsung sehingga warna dari kain endek tidak cepat pudar dan warnanya tetap cemerlang.

4. Hindari menyetrika permukaan kain endek. Setrikalah bagian dalam kain dengan suhu sedang.

5. Simpan kain endek dengan dilapisi kain tipis khusus supaya tidak dirusak oleh ngengat

Itulah sejarah singkat, ragam motif dan fungsi kain tenun endek khas pulau Dewata, Bali yang sangat indah.

Untuk cek koleksi benang dan produk tekstil lainnya, silahkan klik DISINI.

Dapatkan penawaran dan harga spesial untuk pembelian benang dalam jumlah grosir.

Proses Pembuatan Kain Tenun Sumba

Proses pembuatan kain tenun sumba – Sumber: FrameATrip.com

Kain tenun sumba timur khususnya biasanya dibuat selama tiga tahun lamanya. Tak heran jika kamu harus membayar dengan uang yang cukup mahal untuk membeli sebuah kain tenun yang berasal dari sumba timur. Kenapa bisa selama itu?

Alasannya adalah pembuatan kain tenun sumba timur ini memiliki 42 tahap pengerjaan. Awal mula pembuatannya ini dimulai dengan meramu tumbuhan dan hewan sebagai bahan pewarna kain.

Tahapan lain dalam pembuatan kain Sumba ini juga menguji kesabaran seperti menyimpannya dalam keranjang tertutup untuk mematangkan warnanya.

Dalam tahap ini kain itu dibiarkan tidur, seperti kita menidurkan anak. Dalam proses ini penenun membiarkan alam ikut campur agar kain menjadi lebih indah.

Baca juga artikel lainnya:

Kain tenun menurut asalnya

Kegiatan menenun sebenarnya sudah ada sejak tahun 500SM, terutama di daerah Mesopotamia, Mesir, India, dan Turki. Kain tenun di Indonesia berkembang sejak masa Neolitikum (prasejarah), ditandai dengan ditemukannya benda-beda prasejarah seperti tenunan, alat memintal, dan bahan yang jelas terlihat adanya tenunan pada kain yang terbuat dari kapas. Kain tenun ini ditemukan di situs Sumba Timur, Gunung Wingko, Yogyakarta, Gilimanuk, dan Melolo.

Berikut ini kain tenun menurut asal daerahnya:

1. Kain Tenun Palembang


Ada dua jenis kerajinan tenun di Palembang, yakni Kain Tajung dan Songket. Songket ditenun menggunakan benang emas dan perak, kain Tajung atau Sewet Tajung Gebeng ditenun menggunakan benang sutera. Cukup mewah dan sering menjadi pilihan orang-orang sebagai kain bawahan untuk menghadiri acara yang bersifat formal.

2. Kain Tenun Minangkabau

    Kain Songket Balapak

Biasanya kaum bangsawan akan memilih kain songket balapak dengan teknik dua agar benang emas pada motif terlihat lebih padat dan rapat. Rakyat biasanya akan memilih teknik empat dan enam supaya waran kuning keemasan pada ragam hias tidak terlalu dominan.

3. Kain Tenun Medan (Batak)

Tenun Batak biasa disebut Ulos, yakni kain yang berbentuk selendang. Kain ini ditenun dengan benang berwarna emas dan perak serta didominasi oleh warna merah, hitam, dan putih. Kain ulos digunakan sebagai pakaian sehari-hari tapi juga sebagai bagian dari upacara adat. Ada tiga cara mengenakan ulos:

  • Siabithononton (dipakai di badan)
  • Sihadanghononton (dililit di kepala atau ditenteng)
  • Sitalitahononton (dililit di pinggang)

Emas hijau

Koenunu mengatakan Kabupaten Timor Tengah Selatan mencoba menarik orang untuk menanam kembali kayu cendana dengan menerbitkan Peraturan Nomor 24 Tahun 2001. Namun, peraturan itu tidak sepenuhnya memberikan hak kepemilikan kepada rakyat. Kebijakan mengharuskan pada saat panen, pemilik kayu cendana harus membayar retribusi sebesar 10% dari harga minimum yang ditentukan oleh bupati.

"Ini seperti melepaskan kepala tetapi masih memegang ekor. Orang-orang masih tidak peduli. Mereka lebih suka mengabaikan cendana, tidak ada yang istimewa dengan pohon-pohon itu.", kata Christian.

"Setiap pohon berusia 20-30 tahun sekarang bernilai 30 juta-40 juta rupiah.", kata Koenunu. Para pembeli kebanyakan berasal dari luar negeri dan membeli langsung dari pemilik tanah. Menurut Elizabeth, cendana yang tumbuh dengan baik di NTT masuk dalam jenis Santalum album, jenis yang menghasilkan minyak cendana terbaik di dunia.

Namun, antusiasme masyarakat untuk menanam dan melestarikan cendana masih terhalang oleh beberapa peraturan. Pasal 25/2011 dari Perda Timor Tengah Selatan dan peraturan lokal di kabupaten lain masih tidak melindungi hak-hak masyarakat. Hal ini dibicarakan saat Organisasi Kayu Tropis Internasional (International Tropical Timber Organization - ITTO) mulai bekerja di NTT melalui program FGLG dengan dukungan penuh dari Kementerian Kehutanan. Empat kabupaten yaitu Flores Timur, Alor, TTS, dan Sumba Timur diidentifikasi sebagai lokasi proyek.

Elizabeth mengatakan bahwa ketika program FGLG dimulai pada tahun 2010, tim segera meninjau peraturan yang ada dan menindaklanjuti dengan diskusi dengan semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, parlemen, akademisi, hingga masyarakat umum.

Perlahan tapi pasti melalui pendekatan pengaturan, dua kabupaten yaitu Timor Tengah Selatan dan Sumba Timur, kini dalam proses mempersiapkan peraturan baru yang mendukung masyarakat. Peraturan baru di kabupaten Timor Tengah Selatan akan menggantikan Peraturan Nomor 25/2001. Satu titik penting misalnya tidak lagi mengharuskan pemilik membayar 10% dari harga jual minimum kepada bupati.

Permasalahan Selanjutnya

Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi konservasi cendana. Bupati Kabupaten Timor Tengah Selatan Paul Mella menyadarinya. Dia mengatakan kabupaten sedang mempersiapkan kompensasi bagi orang-orang yang tidak akan menebang pohon induk cendana mereka. Pohon induk adalah pohon yang menghasilkan biji cendana. Pohon-pohon tersebut berumur sekitar 20 tahun.

"Dalam proses penyusunan peraturan provinsi, pemerintah akan memberikan insentif 100 ribu rupiah per tahun. Ketika kami sedang membahas peraturan baru, kami ingin insentif menjadi lebih tinggi. Mungkin untuk setiap pohon induk, kami akan memberikan kompensasi sebesar 200 ribu rupiah. Jika pemilik tidak tahu apakah pohon itu cukup tua untuk dianggap sebagai pohon induk, kami akan memberikan 150 ribu rupiah.", kata Paul.

Namun Paul mengakui bahwa dia belum memikirkan tentang cara melindungi harga kayu cendana di tingkat petani. Saat ini pemerintah masih fokus untuk menanam kembali cendana. (*)


Tags: tenun kayu

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia