"Keindahan dan Kekayaan Kain Tenun Sulawesi - Mengungkap Harga dan Kebudayaan"
Ragam Motif Tenun Pinawetengan
Berbicara mengenai corak atau ragam hiasnya, jadi motif utama kain tenun pinawetengan yang juga merupakan hasil kreasi masyarakat Minahasa awalnya memang hanya diproduksi dengan motif yang ada di watu pinawetengan yakni dalam bentuk print lengkap dengan nuansa khas Minahasa yang mencolok.
Berbagai macam corak khas Minahasa ditampilkan pada kain pinawetengan antara lain terdiri dari corak bunga matahari, lukisan orang, tulisan-tulisan kuno dan garis-garis hingga fauna bahari. Motif tersebut kemudian dikombinasi dengan berbagai warna utama seperti hitam, merah, cokelat, hijau, ungu dan biru.
Selain motif-motif yang sudah disebutkan di atas terdapat pula motif karema, motif lumi’muut dan motif toar yang menyerupai guratan dan gambar watu pinawetengan. Lebih lanjut ada juga motif lingkan wene yaitu motif yang menggambarkan dewi kesuburan dan motif ikan yang menunjukkan musim tertentu.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya peradaban manusia, aplikasi kreatif masyarakat Minahasa lambat laun juga terus berevolusi sehingga lahirlah motif terbaru dari galery pinawetengan yakni kain pinawetengan “motif cengkih” yang terbuat dari bahan satin dan tersedia dalam 7 warna.
Berawal dari situlah hingga saat ini jenis kain yang diproduksi berupa kain songket, kain tenun dan juga kain print dengan motif pinawetengan. Meski secara sepintas tampak sederhana namun perpaduan corak yang dihasilkan pada kain tenun pinawetengan umumnya akan terlihat menarik dan memiliki nilai seni tinggi.

2. Kain Tenun Bugis
Kain tenun Bugis atau yang dikenal dengan sebutan sarung sutra Bugis memilki corak dan warna yang cerah.
Dikutip dari Kementerian Luar Negeri, biasanya tenun Bugis dipakai dengan kebaya atau baju kurung.
Sarung sutra ini terdiri dari beberapa macam motif. Setiap motifnya tentu memilki artinya masing-masing.
Ada motif balo renni yang terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal. Menurut adat, perempuan yang masih muda dan perawan mengenakan kain bermotif ini.
Kalau ada pihak perempuan, pasti ada pihak laki-lakinya. Motif balo lobang merupakan pasangan dari balo renni dan banyak digunakan pria yang belum menikah.
Bedanya ada pada kombinasi garis. Sementara, motif lainnya adalah cobo yang berbentuk segitiga yang berjejer secara melintang.
Motif ini banyak digunakan pada kain yang dipakai oleh pria yang sedang melakukan proses pendekatan hingga proses melamar dalam adat Bugis.
Bisa dikatakn kalau motif ini menjadi simbol keteguhan hati sang pria dan keluarga dalam melamar sang pujaan hati.
Apabila berkunjung ke Makassar, kain tenun Bugis ini bisa banget dijadikan oleh-oleh, Moms.
Salah satu toko yang menjual kain khas Makassar ini adalah Toko Sutra Bugis di Jalan Metro Tj. Bunga No. 816, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Moms bisa mendapatkan kain ini mulai dari Rp20.000 sampai ratusan ribu per lembar.

Proses Pembuatan Tenun Pinawetengan
Adapun proses pembuatan kain tenun pinawetengan. Secara sederhana tahap-tahap yang harus dilalui untuk menciptakan kain pinawetengan yang indah dapat digambarkan sebgai berikut.
Waktu pengejaan yang dibutuhkan para pengrajin kain tenun untuk menghasilkan benang yang sudah berbentuk pola biasanya memakan waktu sekitar tiga minggu hingga satu bulan. Sementara untuk proses penyatuan benang pada alat tenun ikat, dalam satu hari bisa menghasilkan kurang lebih satu meter kain tenun.
Selain dalam bentuk tenunan, saat ini motif-motif pinawetengan juga dapat dijumpai pada kain poliester, cifon dan sutra. Harga jual dari kain pinawetengan inipun juga relatif berbeda tergantung jenis benang yang digunakan. Kalau proses pembuatannya cukup rumit dan butuh waktu lama maka harga jualnya juga pasti mahal.
Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan kita tentang ragam kain tradisional Indonesia yang tidak kalah menarik. Terima kasih.

Tags: tenun lawe