... Panduan Lengkap Jas Tenun NTT: Cara Membuat Sendiri dengan Mudah!

"Peluang Ekonomi Melalui Kain Tenun NTT"

Jenis dan Motif Kain NTT

Foto: kain tenun NTT (tripsumba.com)

Menurut proses produksi, jenis dan motif kain NTT ini terbagi menjadi beberapa jenis. Yaitu, tenun ikat, tenun buna, dan tenun lotis atau sotis atau songket.

1. Tenun Ikat

Seperti namanya, tenun ikat memiliki proses pembentukan motif dengan cara pengikatan benang. Di NTT, benang lungsi lah yang akan diikat dan akan menghasilkan motif yang unik.

Dalam pembuatan kain tenun ikat, maka benang akan digabungkan secara memanjang dan melintang.

2. Tenun Buna

Alhasil, teknik ini menghasilkan motif dengan berbagai warna yang begitu memikat mata.

3. Tenun Lotis

Ini adalah kain khas NTT yang sering disebut dengan kain songket dan memiliki proses pembuatan yang mirip dengan tenun buna.

Warnanya identik dengan warna dasar gelap seperti hitam, cokelat, biru tua, dan merah hati.

Perajin tenun biasa menggunakan pewarna alami seperti tauk, mengkudu, kunyit, dan tanaman lainnya.

Yakni, bisa mempercepat proses pengerjaan, tahan luntur dan sinar, tahan gosok, serta warnanya juga lebih beragam.

Selain itu, di masyarakat NTT, motif tenun dapat mencirikan dari mana si pemakai berasal. Sebab, dalam motif tenun tergambar ciri khas suatu suku atau pulau yang ia diami.

Motif di kain tenun merupakan wujud dari kehidupan masyarakat dan bentuk ikatan emosional yang erat dengan masyarakat tersebut.

Masyarakat NTT begitu bangga dan senang menggunakan tenunan asal sukunya, dan sebaliknya mereka akan canggung dan malu jika menggunakan tenunan dari suku lain.

Tiap kerajaan, kelompok suku, wilayah dan pulau juga menciptakan sejumlah pola atau motif hiasan yang khas pada tenunannya.

Kemudian, diturunkan dengan cara mengajarkan kepada anak cucu mereka supaya kelestarian seni tenun terus terjaga.

Jenis-jenis [ sunting | sunting sumber ]

Berdasarkan cara membuat [ sunting | sunting sumber ]

  • Tenun ikat, motif diciptakan dari pengikatan benang. Pada daerah lain yang diikat ialah benang pakan maka pada kain tenun di NTT dibuat dengan cara kain lungsi yang diikatkan.
  • Tenun Buna, berasal dari Timor Tengah Utara, yaitu pola tenunan dibentuk dari benang yang sudah dicelupkan terlebih dahulu ke pewarna. Benang tersebut disisipkan ke tenunan benang horizontal/pakan, sehingga teknik ini disebut juga teknik pakan tambahan.
  • Tenun Lotis, Sotis atau Songket: Teknik ini juga menggunakan benang berwarna tanpa diikat. Motif diciptakan dari benang vertikal (lungsi) yang melompat lebih dari 1 benang horizontal (pakan).
  • Tenun Naisa, umumnya dengan motif segitiga. Motif dibuat seperti menganyam benang horizontal pada benang vertikal membentuk segitiga, sehingga antar segitiga ada celah yang terbentuk. Teknik tenun naisa juga dikenal dg nama lain tapestri bercelah, seperti teknik yang digunakan untuk membuat tenun Rangrang dari Bali.

Berdasarkan kegunaan [ sunting | sunting sumber ]

Semuanya mempunyai persamaan umum yakni cenderung berwarna dasar gelap karena zaman dahulu masyarakat belum mengenal adanya pewarna buatan sehingga menggunakan pewarna alami dengan pilihan warna yang terbatas.

Berdasarkan persebaran [ sunting | sunting sumber ]

1. Tenun ikat: Hampir tersebar di seluruh wilayah NTT kecuali Kab. Manggarai dan Kab. Ngada

2. Tenun buna: Tersebar di daratan Timor antara lain di Kab. Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Namun paling banyak terpusat di wilayah Timor Tengah Utara.

3. Tenun lotis/sotis atau songket: Tersebar di semua wilayah Nusa Tenggara Timur, merupakan bentuk tenun yang paling umum di masyarakat NTT. [2]

Jenis Motif Kain Tenun dari NTT

Kain Tenun Jara Nggaja Ende

Kain tenun dari Nusa Tenggara Timur yang satu ini punya motif utama yang berbentuk heewan kuda dan gajah. Dua motif hewan ini punya makna dan filosofi lho.

Motif kuda sendiri melambangkan kendaraan menuju ke alam baka, sedangkan motif gajah melambangkan kendaraan dewa pemberi keadilan dalam kepercayaan masyarakat di Ende.

Ada kepercayaan yang cukup mistis dibalik Kain Tenun Jara Nggaja Ende lho! Konon katanya, pemakaian kain tenun motif ini harus tepat dan benar. Kalau enggak, dipercaya akan membawa penggunanya menuju kematian. Hiii merinding yaa!

Kain Tenun Kelimara Nggela

Kain Tenun Kelimara Nggela melambangkan kehidupan masyarakat di Nggela, NTT yang begitu harmonis dan menyatu dengan alam, terlebih gunung. Hal ini juga sebagai perlambang rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Motif Kelimara yang cantik lahir dari filosofi ini. Kain tenun Kelimara Nggela identik dengan motif segitiga serupa gunung yang menjulang ke atas. Umumnya berwarna coklat tua.

Kain Tenun Jarang Atibalang

Berikutnya ada kain tenun Jarang Atibalang. Kain tenun ini asalnya dari Maumere, Nusa Tenggara Timur. Tenun Jarang Atibalang ini kalau secara bahasa dapat diartikan, “jarang” yaitu kuda dan “atibalang” yakni manusia.

Sama seperti kain tenun Jara Nggaja di Ende, kain tenun Jarang Atibalang juga punya makna filosofis berupa kuda sebagai kendaraan manusia menuju ke alam berikutnya dalam kepercayaan masyarakat setempat.

Kain Tenun Lawo Butu

Motif yang satu ini dikabarkan udah hampir punah atau jarang sekali ditemui. Dapat dikatakan, kain tenun dengan motif Lawo Butu adalah kain tenun paling kompleks diantara kain tenun NTT lainnya!

Kain tenun Lawo Butu juga cukup unik lho! Kain tenun ini biasa dipakai menjelang upacara sakral untuk memanggil hujan. Motif-motif rumit dari kain tenun ini biasanya didominasi oleh motif kuda, sampan, gurita, dan masih banyak motif kompleks lainnya!

Mengenal Kain Tenun NTT: Bicara Soal Filosofi dan Makna Dibaliknya

Kain tenun khas Nusa Tenggara Timur bukan semata-mata dinilai sebagai fesyen dan trend semata di tengah zaman modern ini lho Sobat Indahnesia!

Lebih jauh daripada itu, menurut salah satu pengerajin kain tenun dari Molo, Timor Tengah Selatan, mengatakan bahwa kain tenun NTT masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan merupakan bentuk penghormatan terhadap acara-acara sakral, seperti pernikahan, atau bahkan upacara kematian.

Beberapa motif dari kain tenun NTT juga punya makna dan filosofinya tersendiri. Gak sembarangan dibuat atau asal cantik dilihat mata saja!

Selain dari segi motif, masyarakat NTT juga percaya kalau kain tenun merupakan wujud hubungan manusia dengan alam, Sang Pencipta, atau leluhur mereka.

Tiga faktor kepercayaan ini pula yang gak bisa terlepas dari para penenun kain di NTT dan menjadikannya bagian daripada sumber inspirasi mereka.

Jadi, gak semata-mata membeli sebuah kain atau pakaian, ternyata kamu juga bisa mendapati nilai-nilai luhur di dalamnya!

Untuk motif sendiri, masyarakat NTT memang sangat filosofis. Misalnya saja, motif rote pada salah satu kain tenun menandakan pulau paling selatan di Indonesia, yakni Pulau Rote.

Pun soal warna, mereka sangat detail mencermikan sebuah nilai dalam balutan warna-warna di kain tenun Biasanya, warna-warna ini juga ditentukan dari kondisi daerah asal dari para penenun tersebut.

Contoh pengaplikasiannya, misalkan jika kain tenun yang dibuat kebanyakan berwarna hitam dan kecoklatan, maka biasanya itu berasal dari daerah Timor Tengah Utara, dimana daerah ini termasuk ke dalam daerah yang cenderung hangat.

Untuk di Timor Tengah Selatan sendiri, biasanya menggunakan warna-warna yang cenderung cerah. Hal ini juga difaktori oleh kondisi di TTS yang cenderung dingin.

Cara Membuat Kain Tenun Nusa Tenggara Timur

Proses pembuatan kain tenun pada tiap daerah di Indonesia tentu aja berbeda ya Sobat Indahnesia! Terkhusus pada pembuatan kain tenun khas Nusa Tenggara Timur sendiri, dibagi menjadi 3 cara.

  1. Tenun Ikat atau yang biasa disebut Tenun Futus biasanya melalui proses pengikatan benang-benang untuk membentuk sebuah pola atau motif sepanjang kain.
  2. Tenun Buna, merupakan teknik mewarnai benang yang akan digunakan dalam proses menenun untuk menciptakan pola saat nanti kain tenun sudah rampung dibuat.
  3. Lalu yang ketiga ada Tenun Lotis atau Sotis, dimana cara pembuatannya mirip dengan Buna, yakni merendam benang terlebih dahulu, namun dipadukan dengan proses menyulam.

Umumnya, di NTT sendiri para penenun memadukan cara membuat kain tenun dengan menyulam sejumlah motif secara bersamaan. Sehingga hasil akhir dari kain tenunnya sendiri terlihat seperti 3 dimensi.

Lebih detailnya, untuk pembuatan kain tenun dimulai dengan proses pemintalan kapas untuk diproses menjadi benang, lalu diikat.

Nah, funfact-nya, Nusa Tenggara Timur juga termasuk provinsi dengan penghasil kapas terbesar di Indonesia lho Sobat Indahnesia! Pantas saja mereka lebih memilih melalui proses pembuatan benang dari kapas terlebih dulu ketimbang menggunakan benang siap pakai.

Untuk pewarna sendiri, para penenun di NTT masih menggunakan bahan-bahan tradisional, seperti warna dari akar-akar pepohonan.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia