Kain Tenun Alor - Memelihara Warisan Budaya Melalui Kerajinan Menjahit Sendiri
Kegunaan Tenun Secara Adat Tradisional
Tenun secara tradisional memiliki berbagai kegunaan yang berbeda-beda tergantung pada budaya dan tradisi masyarakat yang membuatnya. Beberapa kegunaan kain tenun secara tradisional antara lain:
- Pakaian : tenun sering menjadi bahan untuk membuat pakaian tradisional seperti sarung, kebaya, atau batik.
- Peralatan rumah tangga : menggunakan tenun sebagai alas meja, sarung bantal, atau kain pel.
- Seremonial : Sejarah mencatat, sejak dahulu menggunakan tenun dalam upacara atau ritual, baik sebagai pakaian adat atau sebagai bagian dari perlengkapan upacara sudah lazim di nusantara.
- Perlengkapan pernikahan : Sangat istimewa manakala menggunakan kain tenun sebagai kain pelaminan atau sebagai hadiah pernikahan.
- Dekorasi : Kita dapat menggunakan tenun sebagai hiasan dinding atau sebagai bagian dari dekorasi ruangan.
Selain itu, tenun juga menjadi simbol identitas budaya atau sebagai media untuk menyampaikan cerita atau makna simbolik tertentu. Dalam beberapa budaya, pola dan warna pada wastra tenun memiliki makna khusus yang berkaitan dengan sejarah, mitos, atau kepercayaan masyarakat setempat. Tenun secara tradisional juga memiliki nilai artistik yang tinggi dan sering menjadi objek koleksi atau pameran seni.
Ragam Kain Tenun yang Berasal dari Daerah Indonesia
Kain tenun Indonesia adalah kain yang proses pembuatannya dengan cara menenun benang secara manual menggunakan alat tenun tradisional. Tenun ikat Indonesia memiliki beragam motif, ciri khas, makna, dan cara pembuatan yang bervariasi tergantung dari daerah asalnya.
- Tenun Berasal dari Daerah Mana?
- Jenis Kain Tenun Indonesia
- Teknik Pembuatan Tenun
- Tahap Pembuatan Kain Tenun
- Kegunaan Tenun Secara Adat Tradisional
- Fungsi Kain Tenun di Era Modern
- Desainer Fashion yang Menggunakan Tenun
Indonesia memiliki beragam jenis kain tenun yang terkenal di dunia, seperti batik, ikat, songket, tenun ulos, dan masih banyak lagi. Setiap jenis tenun memiliki ciri khas dan teknik pembuatan yang berbeda-beda, tergantung pada budaya dan kebiasaan masyarakat di daerah pembuatnya.
Weaving is a method of textile production in which two distinct sets of yarns or threads are interlaced at right angles to form a fabric or cloth. Pengertian tenun menurut Wikipedia
Cara Membuat Kain Tenun Nusa Tenggara Timur
Proses pembuatan kain tenun pada tiap daerah di Indonesia tentu aja berbeda ya Sobat Indahnesia! Terkhusus pada pembuatan kain tenun khas Nusa Tenggara Timur sendiri, dibagi menjadi 3 cara.
- Tenun Ikat atau yang biasa disebut Tenun Futus biasanya melalui proses pengikatan benang-benang untuk membentuk sebuah pola atau motif sepanjang kain.
- Tenun Buna, merupakan teknik mewarnai benang yang akan digunakan dalam proses menenun untuk menciptakan pola saat nanti kain tenun sudah rampung dibuat.
- Lalu yang ketiga ada Tenun Lotis atau Sotis, dimana cara pembuatannya mirip dengan Buna, yakni merendam benang terlebih dahulu, namun dipadukan dengan proses menyulam.
Umumnya, di NTT sendiri para penenun memadukan cara membuat kain tenun dengan menyulam sejumlah motif secara bersamaan. Sehingga hasil akhir dari kain tenunnya sendiri terlihat seperti 3 dimensi.
Lebih detailnya, untuk pembuatan kain tenun dimulai dengan proses pemintalan kapas untuk diproses menjadi benang, lalu diikat.
Nah, funfact-nya, Nusa Tenggara Timur juga termasuk provinsi dengan penghasil kapas terbesar di Indonesia lho Sobat Indahnesia! Pantas saja mereka lebih memilih melalui proses pembuatan benang dari kapas terlebih dulu ketimbang menggunakan benang siap pakai.
Untuk pewarna sendiri, para penenun di NTT masih menggunakan bahan-bahan tradisional, seperti warna dari akar-akar pepohonan.
Kesan Pertama
Pertama jumpa dengan Mama Sariat untuk menawar harga kain yang ingin saya beli, jujur saya takut. Wanita ini terlihat begitu gagah dan menyeramkan bagi saya. Tatapan matanya begitu tajam. Dengan santainya ia duduk di atas kursi bambu dengan puluhan kain yang baru saja selesai ditenun. Bibir dan giginya begitu merah akibat sirih pinang yang kerap dikonsumsinya dan tangan kanannya asyik memegang sebatang rokok yang sesekali dihisapnya.
Usai keberanian terkumpul, saya pun menghampirinya dan bertanya, “Mama, harga kain ini bisa turun kan? 1,2 juta boleh?”
Ini dia Mama Sariat
Kain pertama yang berhasil ditawar
Tanpa banyak basa-basi, ia pun menganggukkan kepala dan kemudian berkata, “Tolong kasih adik ini plastik untuk dia taruh kain yang dia beli ini.”
Mama Sariat dan Pewarna Alami
Di tanah Alor, tenun ikat adalah pusaka leluhur. Proses tenun dan motifnya merupakan bagian dari warisan nusantara. Tak terkecuali warna khas dari kain tenunnya. Sebagian pembuat kain tenun menggunakan pewarna alam dan hal ini pulalah yang dilakukan oleh Mama Sariat. Hebatnya lagi, semua pewarna kain Mama Sariat buat sendiri. Dengan sangat baik ia memanfaatkan kekayaan sumber daya alam tanah kelahirannya untuk membuat karya seni tenun ikat.
Contoh Tenun Alor dalam bentuk syal
Contoh kain untuk bahan baju. Fokus ke kainnya aja ya, jangan ke orangnya
Tapi tahukah kalian kalau ada proses yang cukup panjang sebelum benang-benang itu menjadi kain berwarna? Mama Sariat menjelaskan kalau setiap paginya, sebelum memulai untuk mewarnai benang atau menenun, Mama Sariat bersama warga Desa Alor Besar lainnya akan pergi ke halaman belakang rumah Mama Sariat untuk mengambil kapas yang ia tanam sendiri. Kapas yang sudah diambil kemudian diproses, mulai dari memisahkan biji kapas (kapas akan dimasukkan ke dalam alat seperti alat pemeras tebu), lalu kapas dihaluskan dengan busur dan barulah dipintal menjadi benang. Semua proses itu masih menggunakan alat tradisional.
Bahkan bukan hanya kapas saja yang ia tanam sendiri, tapi bahan-bahan alami untuk mewarnai benang pun ia tanam sendiri juga. Seperti mengkudu untuk memberikan warna coklat, pinang untuk memberi warna oranye, kunyit untuk memberi warna kuning, semua bisa kalian temukan di halaman belakang rumahnya.
“Saat sebagian warga sedang memintal atau menenun, biasanya saat itulah saya bereksperimen untuk menciptakan bahan pewarna alami.” Jelas Mama Sariat. Seperti untuk menciptakan warna coklat contohnya. Mama Sariat memberi contoh dengan mengambil akar Mengkudu dan kemudian membersihkan akar tersebut. Saat sudah dianggap bersih, Mama Sariat memotongnya menjadi beberapa bagian kecil untuk selanjutnya ditumbuk. Ketika sudah menjadi butiran-butiran halus, butiran-butiran itu ia rebus hingga menyatu dengan air dan warnanya keluar. Barulah saat itu benang ia rendam selama beberapa hari agar warnanya benar-benar menempel pada benang.
Tags: tenun