... Belajar Kain Tenun Bima: Panduan DIY dan Tips Jarum Sulam

Kain Tenun Bima - Keindahan Budaya dalam Seni Sulaman dan Kerajinan DIY

Ngane Kafa (pemisahan benang)

Dok. Pribadi/Ayu Mara Qonita

Di kelurahan Ntobo Kecamatan Raba Kota Bima, hanya terdapat lima orang tukang ngane. Selain mendapat orderan ngane dari warga Ntobo, mereka juga mendapat orderan dari kelurahan lain seperti kelurahan Rite, Penanae, dan Lelamase.

Pada tahap ngane, benang-benang akan dipisahkan sesuai dengan warnanya. Lama atau tidaknya proses ini tergantung pada motif atau banyaknya warna yang akan ditenun. Jika warna yang digunakan sedikit atau polos seperti pada pembuatan Tembe Nggoli, maka dalam sehari mereka dapat menyelesaikan dua sampai tiga kali pemisahan benang.

Hal ini juga berpengaruh pada upah yang mereka dapatkan. Satu lembar kain berukuran 4-5 meter dengan motif sederhana biasanya diupah sebesar Rp6.000 dan Rp8.000 per lembar bagi kain dengan pola warna yang rumit. Upah per bulannya dapat mencapai Rp3.000.000 atau lebih.

Motif Kain Tenun dari Flores

Flores memiliki banyak sentra penghasil kain tenun, yang antara lain: Maumere, Sikka, Ende, Manggarai, Ngada, dan lain sebagainya. Setiap daerah atau etnis memiliki ragam motif, corak dan preferensi warna yang berbeda-beda dalam membuat kain tenun.

Kain tenun khas daerah Sikka misalnya, biasanya selalu menggunakan warna gelap seperti hitam, coklat, biru, dan biru-hitam. Untuk motifnya, cenderung menggunakan benda dan mahluk hidup yang berkaitan dengan laut. Seperti misalnya, figur nelayan, sampan, penyu, udang, atau kepiting. Wajar, karena nenek moyang mereka dahulu termasuk pelaut ulung dan tangguh.

Sementara, di Ende lebih banyak menggunakan warna cokelat dan merah serta memadukannya dengan ragam hias motif bergaya Eropa. Hal ini karena letak strategis Ende di pesisir selatan Flores yang memungkinkan orang-orang Ende zaman dahulu mudah berhubungan dengan bangsa pendatang, seperti orang Eropa. Ciri khas lain motif kain tenun Ende adalah penggunaan hanya satu jenis motif pada bidang di tengah-tengah kain.

Jarang Atabilang dari Maumere

Jara Nggaja dari Ende

Jara dari Desa Bena

Bintang Kejora dari Maumere

Motif Bintang Kejora berbentuk bintang berganda tiga yang melambangkan unit keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. Persegi empat dengan isian belah ketupat kompleks melambangkan pertanda pencegah malapetaka. Sehingga, motif Bintang Kejora ini diyakini, pemakainya bisa mendapatkan penerangan atau petunjuk dan sekaligus kain itu digunakan sebagai media penolak malapetaka. Konon, dulunya motif ini merupakan motif khas yang khusus diperuntukkan bagi putri-putri Kerajaan Sikka. Dan sekarang-sekarang ini, motif Bintang Kejora atau sering juga disebut Mawarani inilah yang paling banyak diminati para perempuan dari berbagai negara.

Alat untuk Menenun:

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan adalah serangkaian proses pembuatan tenun dari benang sampai menjadi sebuah kain. Menenun adalah mengolah bahan baku yang berupa benang menjadi barang anyaman yang disebut kain tenun.

Proses pengerjaan bahan baku menjadi kain yang melintang pada benang lungsi yang disebut benang pakan. Proses penyilangan benang pakan pada sela jajar benang lungsi tersebut pada umumnya secara bertahap dengan cara meluncurkan Taropo dari sisi kiri dan kanan dan sebaliknya.

Secara umum prosedur pembuatan kain tenun Tembe Nggoli melalui beberapa tahap yaitu:

  1. Persiapan alat dan bahan baku benang.
  2. Penggulungan benang atau Moro.
  3. Pemisahan benang atau Ngane.
  4. Proses memasukkan benang ke Cau atau sisir tenun.
  5. Pembentangan dan penggulungan benang.
  6. Pembuatan motif dengan menggunakan Ku’u.
  7. Proses pembuatan tenun.

Persiapan alat dan bahan baku seperti yang dijelaskan di atas. Proses pembuatan tenun songket ini dimulai dengan penggulungan benang atau Moro, dimana penggulungan benang ini dilakukan oleh satu orang dengan teknik memutar menggunkan tangan kiri dan tangan kanan. Namun dalam pembuatan tenun Tembe Nggoli hanya memasangkan benang pada alat yang bernama Janta yang kemudian siap dibentangkan pada alat yang bernama Langgiri. Proses penggulungan benang ini tidak membutuhkan waktu yang lama.

Proses memasukan benang ke dalam Cau atau sisir tenun yaitu kedua kaki harus diluruskan ke depan agar mudah dalam pengerjaannya dan membutuhkan waktu setengah hari dalam proses pengerjaan ini, dan prosesnya harus terus berjalan tidak boleh ditinggalkan karena jika ditinggalkan ujung pangkal benang akan sulit ditemukan sehingga benang akan mudah kusut.

2. Motif Gari atau Garis

Nama motif ini diambil dari bentuk motif yang mengedepankan garis sebagai motif pokok pada kain tenun Tembe Nggoli. Motif Gari atau garis mengandung makna bahwa manusia harus bersikap jujur dan tegas dalam mengambil sebuah keputusan, seperti lurusnya garis. Kain tenun ini biasa digunakan oleh laki-laki dalam keseharian seperti berladang, sholat dan aktifitas sehari-hari. Motif ini terdiri dari dua buah bentuk motif yaitu, bentuk garis dan kotak-kotak dengan penerapan berulang-ulang pada kain tenun. Ukuran yang diterapkan dalam pembuatan motif ini adalah bentuk garis berukuran 2 m sampai 3 m tergantung panjang kain yang dihasilkan dan bentuk kotak-kotak berukuran lebar 8 cm dan panjang 10 cm. Tidak semua bentuk kotak-kotak berukuran 8 cm x 10 cm, ada yang lebih besar dan ada yang lebih kecil dari ukuran tersebut tergantung permintaan pasar. Komposisi penerapan motif dilakukan berulang-ulang pada kain tenun yang dihasilkan atau pola pengulangan untuk motif tersebut.

A. Warna Kain Motif Gari atau Garis

Kain tenun Tembe Nggoli motif Gari atau garis menggunakan warna-warna cerah seperti merah, merah muda, hijau, biru muda, biru tua, kuning, hitam dan putih yang melambangkan kejujuran dan ketegasan namun tetap bersahaja. Salah satu contoh tenun Tembe Nggoli dengan warna dasar biru muda, dan warna motif merah muda, kuning, dan biru tua ketiga warna ini bertumpah tindih membentuk motif Gari atau garis seolah membentuk kotak-kotak.

B. Makna Simbolik Motif Gari atau Garis

Makna simbolik dari kain tenun Tembe Nggoli motif Gari atau garis adalah manusia harus bersikap jujur dan tegas dalam melaksanakan tugas, seperti lurusnya garis. Pada masyarakat Dompu garis lurus disebut Gari Ma Rombo, lurus dalam artian disini adalah kejujuran yang harus terus melekat pada diri manusia sepahit apapun hidup yang dijalani. Motif garis pada kain tenun Tembe Nggoli memiliki arti sikap tegas dalam melaksanakan tugas, sikap yang lazim dimiliki oleh masyarakat Maritim.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia