... Asal Usul Kain Tenun Cepuk Rangrang: Sejarah dan Keunikan di Dunia Kerajinan Tangan

Kain Tenun Cepuk Rangrang - Keindahan dan Warisan Budaya dalam Seni Menjahit Tradisional

Sejarah dari Penamaan “Cepuk Rangrang”

Menurut masyarakat setempat, penamaan dari Kain Cepuk Rangrang ini diambil dari kata “Cepuk” dan “Rangrang”.

Di dalam Bahasa Sansekerta, Kata “Cepuk” ini bisa diartikan sebagai “Kayu Canging” yaitu salah satu jenis kayu yang dipakai sebagai bahan dasar untuk pewarnaan kain tenun ini.

Dan sedangkan, kata “Rangrang” ini bisa diartikan “Bolong-Bolong” atau lubang-lubang kecil yang bisa ditemukan pada tampilan pola motif dari lembaran kain.

Pola “Bolong-bolong” atau lubang-lubang ini tersebut dibuat untuk mesimbolkan sifat transparansi “jujur dan terbuka” di dalam kehidupan masyarakat setempat.

Dulunya, kain ini tidak dipergunakan secara sembarangan, masing-masing jenisnya memiliki fungsi tersediri, sebagai dibawah ini.

Dipakai oleh masyrakat yang hendak melakukan ritual pembersihkan diri atau melukat.

Biasanya dikenakan oleh para laki-laki dalam mengikuti upacara potong gigi (Manusa Yadnya).

Biasanya dikenakan oleh dipakai oleh para perempuan dalam mengikuti upacara potong gigi.

Hanya dikenakan untuk menghadiri upacara-upacara Pitra Yadnya seperti: Upacara Ngaben atau Kremasi Mayat.

Kain yang paling dominan dipakai oleh masyarakat pada hari-hari biasa.

7 Pesona Keindahan Kain Khas Bali yang Fenomenal

Kain Endek adalah salah satu kain tenun khas Bali yang biasanya digunakan pada upacara adat dan keagamaan di Bali. Kain Bali ini memiliki makna yang berbeda pada tiap simbolnya. Bahkan motif tertentu pada kain Endek hanya diperuntukkan oleh kaum raja atau bangsawan.

Berkembang sejak tahun 1985, motif kain Endek seperti motif Encak Saji dan Patra memiliki makna hormat kepada Sang Pencipta sehingga digunakan di upacara keagamaan saja. Untuk motif flora dan fauna serta tokoh pewayangan Bali dari kain Endek bisa digunakan untuk kegiatan keseharian dan sosialisasi.

Kain Ulos (Sumatera Utara)

Bagi masyarakat Batak, kain ulos tidak hanya sekadar kain melainkan juga memiliki kedudukan dan kedudukan tinggi. Pembuatan kain ini harus sesuai dengan pantangan yang sudah ditentukan. Misalnya: panjang ulos yang dibuat harus sesuai dengan ketentuan supaya ulos bisa menjadi pembimbing kehidupan bagi penggunanya. Sebaliknya, panjang ulos yang tidak sesuai ketentuan akan berakibat maut bagi si pemakai kain ulos.

Ulos biasanya dipakai pada kegiatan upacara atau ritual adat-istiadat masyarakat Batak. Namun, makin kesini masyarakat Batak juga mulai menjual kain ini ke pasaran. Ulos juga sering diberikan masyarakat Batak kepada tamu yang datang sebagai simbol penghormatan atau ikatan kasih sayang.

Fungsi Kain Tenun di Era Modern

Tenun merupakan kain yang proses pembuatannya dengan cara menenun benang secara bersilangan membentuk pola atau desain tertentu. Kain tenun berguna untuk berbagai macam keperluan, antara lain:

  1. Pakaian : Kain tenun merupakan bahan dasar untuk membuat pakaian seperti baju, rok, celana, atau kemeja.
  2. Aksesoris : Tenun dapat menjadi bahan dasar untuk membuat aksesoris seperti tas, sepatu, topi, syal, dan ikat pinggang.
  3. Dekorasi : Kain tenun dapat Anda gunakan sebagai bahan dekorasi seperti taplak meja, sarung bantal, gorden, atau tirai.
  4. Seni : Sudah banyak yang menggunakan tenun sebagai bahan seni, seperti dalam pembuatan lukisan tenun atau seni tekstil lainnya.

Kain tenun juga memiliki nilai budaya dan historis yang tinggi, karena proses pembuatannya yang memerlukan keterampilan dan keahlian khusus serta seringkali melibatkan tradisi dan cerita rakyat yang turun temurun.


Tags: dari tenun cepuk

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia