Kain Tenun Makassar - Memperindah Seni Jahit dan Kreativitas DIY Anda
1. Kain Tenun Sengkang
Masyarakat Bugis yang masih memegang ajaran adat Bugis masih menggunakan kain tenun sengkang sebagai sandang utama mereka.
Kain tenun Sengkang memang memilki daya tariknya tersendiri dan nilai budaya yang tinggi.
Tenun Sengkang adalah tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat asli kota Sengkang, Sulawesi Selatan, sejak ratusan tahun lalu.
Tepatnya di Desa Pakanna, Kecamatan Tanasitolo, yang memang dikenal sebagai kampung penenun.
Konon di Desa Pakanna dahulu, hampir di seluruh wilayah Kabupaten Wajo dipenuhi para petani ulat sutra, hingga pengrajin tenun sutra.
Dalam pembuatannya sendiri, kain sengkang masih mengandalkan kelihaian dari para penenunnya.
Motif kain khas Makassar ini biasanya berbentuk garis-garis vertikal dan motif kembang.
Tak hanya itu, membuat motif pada kain tenun sengkang juga harus memiliki hitungan ganjil. Untuk motifnya sendiri ada beragam jenis, antara lain:
- Cobo
- Balo tettong
- Makkalu
- Ukiran Toraja
- Balo renni
- Aksara Bugis
Aneka motif ini tentunya dibuat dan dirangkai mnggunakan benang sutra dengan warna yang cukup mencolok.
Moms bisa membelinya dengan harga mulai dari Rp65.000.

Mengenal 3 Kain Khas Makassar yang Super Unik
Jika kamu pergi ke Makassar, rasanya tidak lengkap jika tidak membeli kain khas Makassar sebagai oleh-oleh. Banyak yang bilang kain asal Makassar ini terkenal dengan ciri khas sekaligus keunikan tersendiri.
Kamu pasti sudah tahu bahwa Makassar merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Saat berkunjung, kamu biasanya akan mengamati Makassar memiliki berbagai keindahan, mulai dari alam, nilai budaya, hingga sejarah di setiap tempat wisatanya.
Salah satu sektor budaya dari kota itu terdapat pada kerajinan tangan yang dapat menjadi oleh-oleh saat pulang ke rumah. Mulai dari gantungan kunci, minyak tawon, hingga kain tenun khas kota Makassar.
Tertarik untuk mengenal jenis kain tenun asal Makassar ini? Pastikan kamu simak artikel ini sampai habis!

Keindahan dan Makna Filosofis Baju Adat Makassar
Baju adat Makassar adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh masyarakat suku Makassar di Sulawesi Selatan, Indonesia. Baju adat ini memiliki ciri khas yang unik dan berbeda dengan baju adat dari daerah lain di Indonesia.
Baju adat Makassar memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Baju adat ini pada umumnya dikenakan pada acara-acara adat, seperti pernikahan, pemakaman, dan upacara keagamaan. Selain itu, baju adat Makassar juga sering digunakan pada acara-acara resmi, seperti penyambutan tamu atau acara kenegaraan.
Baju adat Makassar terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- Baju Bodo, yaitu atasan berupa atasan longgar yang menutupi dada dan punggung.
- Sarung, yaitu bawahan berupa kain panjang yang dililitkan di pinggang.
- Songkok, yaitu penutup kepala yang berbentuk bulat dan biasanya berwarna hitam.

Baju Adat Makassar
Baju adat Makassar merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki keunikan dan makna filosofis tersendiri. Berikut adalah 10 aspek penting terkait baju adat Makassar:
- Filosofi: Sarat makna simbolis yang mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Makassar.
- Fungsi: Digunakan dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, pemakaman, dan upacara keagamaan.
- Bahan: Terbuat dari kain sutra atau tenun dengan kualitas terbaik.
- Motif: Memiliki motif khas yang disebut “passapu” yang melambangkan perjalanan hidup manusia.
- Warna: Dominasi warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau yang mencerminkan kegembiraan dan kebahagiaan.
- Komponen: Terdiri dari beberapa bagian, seperti baju bodo, sarung, dan songkok.
- Penggunaan: Dikenakan oleh pria dan wanita dengan gaya yang berbeda.
- Nilai Budaya: Mencerminkan identitas dan kebanggaan masyarakat Makassar.
- Pelestarian: Diwariskan secara turun-temurun dan terus dilestarikan hingga saat ini.
- Modernisasi: Mengalami perkembangan dan modifikasi tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisionalnya.
Keunikan baju adat Makassar tidak hanya terletak pada keindahan estetikanya, tetapi juga pada makna filosofis dan nilai budaya yang dikandungnya. Setiap aspek dari baju adat ini memiliki cerita dan simbolisme tersendiri yang menggambarkan identitas dan perjalanan hidup masyarakat Makassar. Pelestarian dan pengembangan baju adat Makassar menjadi penting untuk menjaga warisan budaya Indonesia yang kaya dan penuh makna.
Filosofi
Baju adat Makassar tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga sarat dengan makna simbolis yang mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Makassar. Berikut adalah beberapa aspek filosofis yang terkandung dalam baju adat Makassar:
- Motif Passapu
Motif passapu yang menghiasi baju adat Makassar melambangkan perjalanan hidup manusia. Motif ini terdiri dari garis-garis yang saling bertautan, yang menggambarkan perjalanan hidup yang berliku dan penuh tantangan. Namun, garis-garis tersebut tetap bersatu, melambangkan ketahanan dan kebersamaan masyarakat Makassar dalam menghadapi segala rintangan. - Warna Cerah
Dominasi warna cerah pada baju adat Makassar, seperti merah, kuning, dan hijau, melambangkan kegembiraan, kebahagiaan, dan harapan. Warna-warna ini mencerminkan sifat masyarakat Makassar yang optimis dan selalu melihat ke depan. - Bentuk Songkok
Songkok yang berbentuk bulat melambangkan kebijaksanaan dan kesempurnaan. Bentuk ini juga menggambarkan bahwa masyarakat Makassar menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan. - Penggunaan Sarung
Sarung yang dikenakan pada bagian bawah baju adat Makassar melambangkan kesederhanaan dan kesopanan. Masyarakat Makassar percaya bahwa kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan hidup.

Kain Khas Makassar
Umumnya, terdapat tiga jenis kain tenun asal Makassar yang sering menjadi incaran sekaligus favorit. Mungkin kamu baru mendengar ketiganya. Berikut adalah tiga jenis kain tenun dari Makassar:
1. Kain Tenun Bugis
Mulai dari yang sangat klasik, yaitu kain tenun Bugis. Kain tenun jenis ini memiliki corak dan warna cerah sebagai ciri khasnya. Biasanya kain tenun Bugis terjual dalam bentuk lembaran kain atau sarung.
Kain ini terdiri berbagai macam motif, masing-masing memiliki arti tersendiri. Contohnya, motif balo renni yang berupa deretan garis vertikal dan horizontal. Menurut adat, perempuan yang perawan boleh memakai kain bermotif ini.
Ada juga motif balo lobang yang berupa cobo berbentuk segitiga berjajar secara melintang. Motif ini melambangkan pasangan dari balo renni, artinya kain ini lazim terpakai oleh laki-laki yang belum menikah.
Kain jenis ini juga terkenal sebagai Lipa Sabbe dalam bentuk sarung. Umumnya, Lipa Sabbe terpakai saat acara adat dan keagamaan, misalnya pernikahan dan lebaran.
Laki-laki mengenakannya dengan atasan jas tertutup dan songkok recca. Sedangkan, perempuan memadankannya bersama Baju Bodo.
Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Lipa Sabbe sebagai sebuah warisan budaya. Berkat hal itu, kain tenun Bugis atau Lipa Sabbe akan terus dilestarikan sebagai kain tradisional.
2. Kain Tenun Sengkang
Jenis kain Makassar yang populer adalah kain tenun Sengkang. Patut diketahui, Sengkang diambil dari nama ibu kota kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Kain tenun jenis ini biasanya dikenakan oleh masyarakat Bugis yang masih memegang tradisi adatnya sebagai pakaian utamanya. Tidak hanya itu, produk kerajinan ini berupa hasil dari tradisi turun-temurun masyarakat asli kota Sengkang selama ratusan tahun.

Tags: tenun makassar