Kain Tenun Makassar - Memperindah Seni Jahit dan Kreativitas DIY Anda
Tanya Jawab Seputar “Baju Adat Makassar”
Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum mengenai baju adat Makassar.
Pertanyaan 1: Apa makna filosofis dari motif passapu pada baju adat Makassar?
Jawaban: Motif passapu melambangkan perjalanan hidup manusia yang berliku dan penuh tantangan, namun tetap memiliki harapan dan kebersamaan.
Pertanyaan 2: Mengapa baju adat Makassar berwarna cerah?
Jawaban: Warna cerah pada baju adat Makassar mencerminkan sifat masyarakat Makassar yang optimis, periang, dan selalu melihat ke depan.
Pertanyaan 3: Apa perbedaan baju adat Makassar untuk pria dan wanita?
Jawaban: Pria mengenakan jas tutup, sarung, songkok, dan keris, sedangkan wanita mengenakan baju bodo, sarung, dan selendang.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara melestarikan baju adat Makassar?
Jawaban: Pelestarian baju adat Makassar dapat dilakukan melalui pengajaran pembuatan baju adat, pagelaran busana, dan promosi budaya.
Pertanyaan 5: Apakah baju adat Makassar masih relevan dengan perkembangan zaman?
Jawaban: Ya, baju adat Makassar mengalami modernisasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya, seperti penggunaan bahan kontemporer dan modifikasi desain.
Pertanyaan 6: Apa makna simbolis dari songkok pada baju adat Makassar?
Jawaban: Songkok melambangkan kebijaksanaan dan kesempurnaan, serta menunjukkan nilai-nilai musyawarah dan mufakat dalam masyarakat Makassar.
Penting untuk melestarikan dan mengembangkan baju adat Makassar sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

1. Kain Tenun Sengkang
Masyarakat Bugis yang masih memegang ajaran adat Bugis masih menggunakan kain tenun sengkang sebagai sandang utama mereka.
Kain tenun Sengkang memang memilki daya tariknya tersendiri dan nilai budaya yang tinggi.
Tenun Sengkang adalah tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat asli kota Sengkang, Sulawesi Selatan, sejak ratusan tahun lalu.
Tepatnya di Desa Pakanna, Kecamatan Tanasitolo, yang memang dikenal sebagai kampung penenun.
Konon di Desa Pakanna dahulu, hampir di seluruh wilayah Kabupaten Wajo dipenuhi para petani ulat sutra, hingga pengrajin tenun sutra.
Dalam pembuatannya sendiri, kain sengkang masih mengandalkan kelihaian dari para penenunnya.
Motif kain khas Makassar ini biasanya berbentuk garis-garis vertikal dan motif kembang.
Tak hanya itu, membuat motif pada kain tenun sengkang juga harus memiliki hitungan ganjil. Untuk motifnya sendiri ada beragam jenis, antara lain:
- Cobo
- Balo tettong
- Makkalu
- Ukiran Toraja
- Balo renni
- Aksara Bugis
Aneka motif ini tentunya dibuat dan dirangkai mnggunakan benang sutra dengan warna yang cukup mencolok.
Moms bisa membelinya dengan harga mulai dari Rp65.000.

Keindahan dan Makna Filosofis Baju Adat Makassar
Baju adat Makassar adalah pakaian tradisional yang dikenakan oleh masyarakat suku Makassar di Sulawesi Selatan, Indonesia. Baju adat ini memiliki ciri khas yang unik dan berbeda dengan baju adat dari daerah lain di Indonesia.
Baju adat Makassar memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Baju adat ini pada umumnya dikenakan pada acara-acara adat, seperti pernikahan, pemakaman, dan upacara keagamaan. Selain itu, baju adat Makassar juga sering digunakan pada acara-acara resmi, seperti penyambutan tamu atau acara kenegaraan.
Baju adat Makassar terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- Baju Bodo, yaitu atasan berupa atasan longgar yang menutupi dada dan punggung.
- Sarung, yaitu bawahan berupa kain panjang yang dililitkan di pinggang.
- Songkok, yaitu penutup kepala yang berbentuk bulat dan biasanya berwarna hitam.

Kain Khas Makassar
Umumnya, terdapat tiga jenis kain tenun asal Makassar yang sering menjadi incaran sekaligus favorit. Mungkin kamu baru mendengar ketiganya. Berikut adalah tiga jenis kain tenun dari Makassar:
1. Kain Tenun Bugis
Mulai dari yang sangat klasik, yaitu kain tenun Bugis. Kain tenun jenis ini memiliki corak dan warna cerah sebagai ciri khasnya. Biasanya kain tenun Bugis terjual dalam bentuk lembaran kain atau sarung.
Kain ini terdiri berbagai macam motif, masing-masing memiliki arti tersendiri. Contohnya, motif balo renni yang berupa deretan garis vertikal dan horizontal. Menurut adat, perempuan yang perawan boleh memakai kain bermotif ini.
Ada juga motif balo lobang yang berupa cobo berbentuk segitiga berjajar secara melintang. Motif ini melambangkan pasangan dari balo renni, artinya kain ini lazim terpakai oleh laki-laki yang belum menikah.
Kain jenis ini juga terkenal sebagai Lipa Sabbe dalam bentuk sarung. Umumnya, Lipa Sabbe terpakai saat acara adat dan keagamaan, misalnya pernikahan dan lebaran.
Laki-laki mengenakannya dengan atasan jas tertutup dan songkok recca. Sedangkan, perempuan memadankannya bersama Baju Bodo.
Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Lipa Sabbe sebagai sebuah warisan budaya. Berkat hal itu, kain tenun Bugis atau Lipa Sabbe akan terus dilestarikan sebagai kain tradisional.
2. Kain Tenun Sengkang
Jenis kain Makassar yang populer adalah kain tenun Sengkang. Patut diketahui, Sengkang diambil dari nama ibu kota kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Kain tenun jenis ini biasanya dikenakan oleh masyarakat Bugis yang masih memegang tradisi adatnya sebagai pakaian utamanya. Tidak hanya itu, produk kerajinan ini berupa hasil dari tradisi turun-temurun masyarakat asli kota Sengkang selama ratusan tahun.

Tags: tenun makassar