... 10 Ide Kain Tenun Pringgasela untuk Proyek Kerajinan Tangan DIY Anda

Seni Tenun Pringgasela - Keindahan dalam Ketrampilan Tangan dan Kreativitas DIY

Pelangi

Temuan-temuan lama dan berbagai kekayaan budaya itu kini diangkat dalam Festival Dongdala atau pelangi yang digelar mulai 19-21 Desember 2023. Festival ini membangkitkan kebanggaan warga Pringgasela Selatan akan kekayaan budaya mereka. Puncak festival yang berupa pawai Nyiru Jaja Bejangkongan, Rabu (20/12/2023), tergambar bagaimana bersemangatnya warga berpartisipasi dalam mengangkat kekayaan budayanya.

Ribuan orang tanpa diminta turut datang mengikuti pawai. Mereka memakai baju terbaiknya untuk tampil. Para gadis dan ibu yang berdandan cantik. Mereka memakai tenun ragi bayan sambut abang terbaik sebagai bawahannya. Atasannya menggunakan lambung atau baju tradisional hitam dengan lingkaran selendang tenun. Sambil berbaris rapi mereka menyunggi nyiru yang berisi aneka jajan pasar, hasil bumi, hingga buah-buahan.

Jajan pasar yang mereka bawa sebagian adalah hasil buatan mereka sendiri. Ada cerorot, kue berbahan tepung beras, santan dan gula merah yang dibungkus balutan janur. Ada orog-orog yang berbahan ubi kayu tumbuk dicampur dengan gula dan parutan kelapa. Ada pula kue bantal yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan diisi seiris pisang serta dibungkus dengan daun aren.

Parade 1350 Penenun Tradisional Ramaikan Alunan Budaya Desa 3 di Pringgasela

Sumber: Lho Hans

Parade Penenun Pringgasela yang Tetap Meriah Walau Batal Pecahkan Rekor MuRI

Pagi itu, tepatnya Senin 11 September 2017, terletak di sekitar Tugu Mopra Pringgasela, ribuan penenun tradisional sudah siap mendemonstrasikan proses menenun di hadapan para penonton. Kebayang kan gimana ramainya? Selama ini mungkin belum banyak teman-teman yang tahu, bahwa Pringgasela merupakan salah satu daerah penghasil tenun di Lombok. Mau mencari tenun dengan pewarnaan yang alami? Cuss ke sini aja! Di sini, setiap kali kita berjalan ke kampung-kampung, bisa dipastikan para perempuan di tiap rumahnya adalah penenun. Mau ada wisatawan ataupun tidak, ya pekerjaan mereka memang menenun.

Jadi bukanlah hal yang sulit bagi para pemuda di Pringgasela untuk mengumpulkan sebanyak 1.350 penenun pada parade tenun tersebut. Bahkan 2.000 pun bisa. Eh kok saya bahas ini? Yups, soalnya di media sosial pada ramai dibahas kalau parade penenun tradisional di Pringgasela digadang-gadang mampu memecahkan rekor MuRI. Namun kabarnya batal. Klarifikasi ya gaes, mereka para panitia lebih terkendala di urusan dana, bukan karena jumlah penenun yang kurang dari target. Catat ya. Mengingat MURI adalah sebuah lembaga nirlaba maka penyelenggara harus menanggung segala biaya yang timbul seperti akomodasi, transportasi dan biaya biaya lain hingga selesainya acara. Menurut mereka, para panitia, dibanding duitnya untuk hal tersebut, lebih baik dipakai buat para penenun. Apalah artinya sebuah rekor. Ya kan?

Kain Tenun, Warisan Budaya bagi Perempuan di Pringgasela


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia