... Panduan Lengkap: Cara Membuat Kain Tenun Samarinda dengan Teknik DIY

Kain Tenun Samarinda - Keindahan Budaya Tenun dalam Kerajinan Tangan dan DIY

Pulau Kumala

Pulau Kumala merupakan tempat wisata di Samarinda yang berada di tengah Sungai Mahakam. Pulau ini berasal dari pengendapan lumpur sungai. Jika dilihat, bentuknya memanjang menyerupai perahu yang terbalik.

Tempat wisata ini disebut mirip dengan Taman Mini Indonesia Indah yang berada di Jakarta. Hal ini dikarenakan Pulau Kumala juga menggambarkan budaya Kalimantan mulai dari bangunan adat, candi dan juga patung lembu.

Selain bangunan bernilai budaya setempat, di sini juga terdapat wahana permainan modern seperti sky tower setinggi 75 meter, kereta mini, kereta gantung dan juga komemdi putar. Jika ingin menginap, ada DJS Resort yang menyediakan cottage dan kolam renang.

Tempat wisata ini berada di sebelah barat kota Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara, atau 27 dari kota Samarinda. Untuk mencapai Pulau Kumala, Anda bisa menyeberang menggunakan perahu motor atau kereta gantung dari Tenggarong.

Kain Benang Bintik

Batik sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang dikenal hingga ke seluruh penjuru dunia. Batik Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masih tergantung daerah asalnya. Dari provinsi Kalimantan Tengah mempunyai batik khasnya sendiri yang terkenal yaitu batik benang bintik. Ciri khas dari batik ini yaitu motifnya yang banyak terinspirasi dari kepercayaan asli suku Dayak yaitu Kaharingan.

Motif batik benang bintik yang paling terkenal adalah motif batang garing yang merepresentasikan antara hubungan manusia dengan sang pencipta. Tak hanya batang garing, motif batik benang bintik lainnya adalah corak guci, tameng, tombak, kawit tuyan, dan balain nihing.

Daya Tarik dari Kampung Tenun Samarinda

Kampung Wisata Tenun ini terletak di Jalan Panglima Bendahara Samarinda Seberang tepatnya berada di tepian Sungai Mahakam. Untuk bisa mencapai tempat ini Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi.

Namun sayangnya kendaraan besar seperti bus tidak diperkenankan masuk ke kampung dan hanya diperbolehkan di depan gapura saja. Anda harus melanjutkan perjalanan kurang lebih 500 meter dengan berjalan kaki jika berkendara dengan bus.

Samarinda memiliki motif batik khas yang diberi nama Belang Hatta. Nama ini tidak lepas dari kunjungan Bung Hatta ke Kampung Wisata Tenun saat beliau menjabat sebagai wakil presiden RI. Pada saat itu dari sekian banyak motif yang ada Bung Hatta memiliki pola garis garis merah hitam untuk dijadikan motif Khas Samarinda.

Sejak saat itulah motif Belang Hatta lazim ditemukan bukan hanya di Samarinda namun juga di Kalimantan Timur. Meskipun begitu bukan berarti kampung ini hanya memproduksi kain yang memiliki motif Belang Hatta. Ada banyak sekali motif yang ditenun oleh ibu ibu setempat seperti motif Ayam Pelopo, Garanso dan Burica.

Rekomendasi
10 Taman di Samarinda yang Cocok untuk Refreshing
Taman Borneo, Wisata Alam Andalan Kota Samarinda
Jungle Water World (JWW), Wisata Air Seru di Tengah Hutan

Benang yang digunakan untuk menenun pun merupakan benang impor dari China. Benang ini tidak terlalu mahal, namun kualitasnya pun tidak kalah bagus.

Alat untuk Memproduksi Kain

Pembuatan kain songket Samarinda menggunakan alat khusus. Dimana alat ini terbuatd ari kayu secara keseluruhan. Pun, tidak ada yang menggunakan mesin. Jika dilihat sepintas, maka alat tenun sangat sederhana.

Proses menenun pun full dikerjakan oleh tenaga manusia. Mulai dari memberi warna pada benang, pemintalan, tenunan, hingga pencucian yang murni menggunakan tangan masyarakat Samarinda.

Alat tenun songket Samarinda terdiri dari empat bagian yang meliputi unuseng atau alat pemintal, saureng atau alat penyusun corak, apparising atau alat memasukkan benang, dan juga pemalu atau alat penggulung benang.

Untuk bahan yang digunakan sendiri secara umum ada tiga jenis yakni benang sutera alam atau warm silk, bahan pewarna, serta benang sutra impor atau spoon silk. Biasanya, bahan berkualitas tersebut diimpor oleh pengrajin dari Jepang dan Jerman.


Tags: tenun samarinda

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia