Kain Tenun Samarinda - Keindahan Budaya Tenun dalam Kerajinan Tangan dan DIY
Kain Songket Samarinda Warisan Budaya
Secara akumulatif, kain ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Kalimantan dan Indonesia. Bahkan, kain ini juga sudah diakui oleh UNESCO sebagai sebuah warisan budaya.
Berbicara soal fungsinya, saat ini kain songket Samarinda dapat digunakan untuk keperluan yang beragam. Kain ini bisa dibuat menjadi apa saja dan bahkan menjadi fashion item yang sangat cantik dan memiliki nilai jual tinggi.
Tidak heran jika saat ini peminat kain ini begitu banyak. Bahkan, banyak diantara mereka yang rela untuk datang langsung ke Samarinda demi bisa mendapatkan produk asli yang ditenun tangan, bukan hasil tenunan mesin.
Indonesia memang memiliki kekayaan budaya yang begitu tinggi. Setiap daerah memiliki keunikan kain tradisionalnya tersendiri. Untuk itu, berbangga lah dengan cara memproduksi, membeli, dan mengenakan kain-kain yang memiliki nilai filosofi tinggi seperti kain songket Samarinda.
Kebun Raya Unmul Samarinda
Kebun Raya Unmul Samarinda berjarak 10 km dari pusat kota Samarinda. Tempat wisata ini merupakan hutan pendidikan milik Universitas Mulawaman, namun terbuka untuk umum. Pengunjung hanya perlu membayar 5.000 Rupiah per orang untuk bisa masuk ke kebun raya ini.
Di kawasan kebun raya, terdapat sebuah danau besar yang bisa Anda kelilingi dengan menyewa sepeda air. Jika ingin berkeliling kawasan ini, Anda bisa menggunakan andong. Selain itu, tempat wisata di Samarinda ini juga memiliki kebun binatang mini dan museum kayu yang berisi informasi mengenai jenis-jenis kayu di Kalimantan.
Kebun Raya Unmul Samarinda buka setiap hari kecuali hari Jumat, mulai pukul 09:00 sampai 16:00
Tanah di kawasan ini memiliki ketinggian yang bervariasi sehingga sungai yang melaluinya jadi menyerupai air terjun pendek. Anda bisa berendam dan bermain di tampungan airnya yang dangkal. Selain itu, Anda juga bisa berjalan menjelajahi kawasan ini untuk melihat keindahannya.
Perbedaan tenun gedog dan ATBM
Alat tenun gedog, atau yang biasa disebut juga sebagai alat tenun gendong merupakan alat yang paling sederhana dan orisinal dalam proses penenunan jauh sejak zaman para leluhur di berbagai daerah Indonesia.
Bahkan, alat tenun tradisional ini disinyalir sudah ada dan digunakan untuk menenun sejak zaman prasejarah. Hal ini terbukti dengan ditemukannya benda prasejarah dan relief yang menggambarkan alat tenun yang masih sangat sederhana.
Sesuai kedua namanya, alat ini diberi nama gendong karena saat digunakan penempatannya akan berada di pangkuan para penenun yang duduk berselonjor di lantai. Adapun penamaan gedog muncul karena saat digunakan, selama proses menenun akan muncul suara ‘dog-dog’ dari bagian alat tertentu yang saling beradu.
Kain tenun yang dihasilkan dari alat ini memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya memberi kesan eksotis dan kental akan tradisi.
Di sisi lain ada juga ATBM, yaitu rangkaian alat yang lebih modern untuk melakukan penenunan yang digerakkan oleh tenaga manusia. Tidak lagi berselonjor di lantai, penenun dapat menggerakkan alat-alat tersebut dengan duduk di kursi atau bahkan berdiri.
Menenun menggunakan ATBM disebut lebih mudah jika dibandingkan dengan menenun menggunakan alat gedog. Selain itu, hasil kain dari menenun dengan ATBM bisa lebih bervariasi, terutama dalam hal ukuran yang bisa lebih panjang dan lebar. Namun, kualitas kain yang dihasilkan diketahui lebih rendah.
Selain itu, nyatanya pengoperasian ATBM membutuhkan tenaga yang cukup besar, sehingga agak menyulitkan penenun wanita yang sudah berusia lanjut. Karena hal tersebut pula, saat ini kegiatan menenun yang menggunakan ATBM tidak lagi identik dilakukan oleh perempuan saja, melainkan lebih banyak dilakukan oleh penenun laki-laki.
Pulau Kumala
Pulau Kumala merupakan tempat wisata di Samarinda yang berada di tengah Sungai Mahakam. Pulau ini berasal dari pengendapan lumpur sungai. Jika dilihat, bentuknya memanjang menyerupai perahu yang terbalik.
Tempat wisata ini disebut mirip dengan Taman Mini Indonesia Indah yang berada di Jakarta. Hal ini dikarenakan Pulau Kumala juga menggambarkan budaya Kalimantan mulai dari bangunan adat, candi dan juga patung lembu.
Selain bangunan bernilai budaya setempat, di sini juga terdapat wahana permainan modern seperti sky tower setinggi 75 meter, kereta mini, kereta gantung dan juga komemdi putar. Jika ingin menginap, ada DJS Resort yang menyediakan cottage dan kolam renang.
Tempat wisata ini berada di sebelah barat kota Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara, atau 27 dari kota Samarinda. Untuk mencapai Pulau Kumala, Anda bisa menyeberang menggunakan perahu motor atau kereta gantung dari Tenggarong.
Tags: tenun samarinda