Keindahan dan Kerajinan Kain Tenun Sambas
Budaya Tenun Sebagai Desa Wisata dan Pembangun Ekonomi Desa
Desa Wisata Budaya Tenun ini setidaknya memiliki tiga kelompok pengrajin tenun. Antaranya Rantai Mawar, Sumber Rezeki, dan Cual Mandiri.
Andri mengatakan, ketiganya merupakan kelompok mandiri yang masing-masing dibina oleh perusahaan yang berbeda. Tentu, ketiganya memiliki pola pengelolaan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan pemasarannya.
Rantai Mawar berada di bawah binaan Bank Indonesia melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sambas, relasi yang dibangun dengan mitra dibilang cukup kokoh hingga pengadaan koperasi untuk menjual produk kelompok.
Sumber Rezeki pun sempat berada di bawah binaan Dompet Ummat mendapatkan bantuan prasarana berupa satu alat tenun untuk 50 anggota pengrajin.
Sementara itu, kelompok Cual Mandiri berada di bawah binaan Pokdarwis dan kampus sekitar. Kelompok ini menampung dan membina masyarakat yang masih belum masuk pada kedua kelompok tersebut.
“Bahkan jumlahnya lebih banyak, beberapa ada yang mengeluarkan modal secara mandiri,” ungkap Andri menyinggung pengrajin yang tidak termasuk pada kelompok.
Namun, ketiga kelompok ini tidak berada pada satu naungan Pokdarwis Ketunjung. Hal ini ditengarai dengan pengusulan satu koordinator kelompok pengrajin tersebut sempat tidak diterima oleh masing-masing kelompok.
Akhir-akhir ini, kelompok Jual Mandiri mendapat bantuan Gazebo Tenun, salah satu bantuan dari PKM Politeknik Sambas. Gazebo ini digunakan untuk menyimpan alat tenun.
Makna Motif Pucuk Rebung di Tenun Sambas
Tenun Sambas mempunyai berbagai macam corak. Semakin sulit motifnya, semakin lama waktu yang diperlukan, dan semakin mahal harganya. Jika motifnya relatif sulit, dalam sebulan seorang penenun terkadang hanya mampu menghasilkan selembar kain. Bila tingkat kesulitan motifnya biasa, dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu atau lebih cepat.
Salah satu ciri khas tenun Sambas adalah motif pucuknya. Motif pucuk rebung berbentuk segi tiga, memanjang, dan lancip. Disebut pucuk rebung karena merupakan stilirisasi dari tunas bambu muda. Penggunaan pucuk rebung sebagai ciri khas tenun ini bukan sebuah kebetulan, tetapi memiliki makna yang luas dan mendalam.
Semoga artikel singkat ini bisa membantu Sahabat Cantika lebih mengenal keindahan tenun Sambas.
IVANA FELYSITASWATI PALLA | SILVY
Kerajinan Tenun: Pengertian, Sejarah, dan Jenisnya
Sejumlah perempuan menenun di baawah rumah Desa Gumananon, Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah. Sulawesi Tenggara. Desa Gumananon menjadi tempat warisan leluhur turun temurun terkait tenun Kamohu. (Dok. KemenKopUKM)
Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi KOMPAS.com - Kerajinan tenun menjadi salah satu kekayaan budaya, berupa kerajinan tangan, yang dimiliki Indonesia. Apa itu kerajinan tenun?
Bahan dan Alat Membuat Tenun Sambas
Tenun Sambas merupakan salah satu usaha masyarakat di Sambas secara turun-temurun. Pembuatan kain tenun ini dilakukan masyarakat secara manual atau tradisional.
Usaha tenun songket ini banyak dilakukan oleh penduduk yang bermukim di Daerah Keratondon, Dusun Semberang, Desa Sumber Harapan, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Sampai saat ini kerajinan tenun songket Sambas ini masih banyak sekali digeluti oleh masyarakat di sekitar daerah keratondan di sepanjang aliran sungai.
Scroll Untuk Melanjutkan
Alat tenun yang digunakan untuk menenun adalah alat tenun gedogan. Alat tersebut umumnya digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di pulau Sumatera seperti Riau, Sumatera Barat, Palembang, Lampung hingga Pulau Kalimantan, khususnya di pesisir Kalimantan Barat (Sambas).
Secara keseluruhan, peralatan tenun yang dipergunakan oleh penenun di Kabupaten Sambas termasuk tarauan, luwing, pleting, cucuk/karab, garub/suri, pase, berirak, benik, serarak, injakan, pencual, cacak, pencual dan tandaian, kuda-kuda, kedudukan, dan turak.
Tags: tenun