... Panduan Lengkap Membuat Kain Tenun Sambas: Seni dan Kerajinan Tangan untuk Pecinta DIY

Keindahan dan Kerajinan Kain Tenun Sambas

Bahan dan Alat Membuat Tenun Sambas

Tenun Sambas merupakan salah satu usaha masyarakat di Sambas secara turun-temurun. Pembuatan kain tenun ini dilakukan masyarakat secara manual atau tradisional.

Usaha tenun songket ini banyak dilakukan oleh penduduk yang bermukim di Daerah Keratondon, Dusun Semberang, Desa Sumber Harapan, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Sampai saat ini kerajinan tenun songket Sambas ini masih banyak sekali digeluti oleh masyarakat di sekitar daerah keratondan di sepanjang aliran sungai.

Scroll Untuk Melanjutkan

Alat tenun yang digunakan untuk menenun adalah alat tenun gedogan. Alat tersebut umumnya digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di pulau Sumatera seperti Riau, Sumatera Barat, Palembang, Lampung hingga Pulau Kalimantan, khususnya di pesisir Kalimantan Barat (Sambas).

Secara keseluruhan, peralatan tenun yang dipergunakan oleh penenun di Kabupaten Sambas termasuk tarauan, luwing, pleting, cucuk/karab, garub/suri, pase, berirak, benik, serarak, injakan, pencual, cacak, pencual dan tandaian, kuda-kuda, kedudukan, dan turak.

Budaya Tenun Sebagai Desa Wisata dan Pembangun Ekonomi Desa

Desa Wisata Budaya Tenun ini setidaknya memiliki tiga kelompok pengrajin tenun. Antaranya Rantai Mawar, Sumber Rezeki, dan Cual Mandiri.

Andri mengatakan, ketiganya merupakan kelompok mandiri yang masing-masing dibina oleh perusahaan yang berbeda. Tentu, ketiganya memiliki pola pengelolaan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan pemasarannya.

Rantai Mawar berada di bawah binaan Bank Indonesia melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sambas, relasi yang dibangun dengan mitra dibilang cukup kokoh hingga pengadaan koperasi untuk menjual produk kelompok.

Sumber Rezeki pun sempat berada di bawah binaan Dompet Ummat mendapatkan bantuan prasarana berupa satu alat tenun untuk 50 anggota pengrajin.

Sementara itu, kelompok Cual Mandiri berada di bawah binaan Pokdarwis dan kampus sekitar. Kelompok ini menampung dan membina masyarakat yang masih belum masuk pada kedua kelompok tersebut.

“Bahkan jumlahnya lebih banyak, beberapa ada yang mengeluarkan modal secara mandiri,” ungkap Andri menyinggung pengrajin yang tidak termasuk pada kelompok.

Namun, ketiga kelompok ini tidak berada pada satu naungan Pokdarwis Ketunjung. Hal ini ditengarai dengan pengusulan satu koordinator kelompok pengrajin tersebut sempat tidak diterima oleh masing-masing kelompok.

Akhir-akhir ini, kelompok Jual Mandiri mendapat bantuan Gazebo Tenun, salah satu bantuan dari PKM Politeknik Sambas. Gazebo ini digunakan untuk menyimpan alat tenun.

Refbacks

Copyright (c) 2021 agus dedi ansyah


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

ISTORIA has been Indexed by:

Supervised by:


/>Jurnal ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah by History Education Study Program, UNY is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia