Kain Tenun Sumba Timur - Keindahan Budaya dalam Karya Sulam dan Kerajinan Tangan
Fungsi Tenun Sumba
Secara tradisional, fungsi tenun Sumba mempunyai manfaat sebagai berikut :
- Pakaian upacara adat. Laki-laki memakai kain tenun berbentuk persegi panjang di sekitar pinggang sampai setinggi lutut. Sedangkan perempuan memakai sarung berbentuk selongsong yang disebut lau.
- Sebagai alat pertukaran mahar dalam upacara perkawinan. Pihak calon pengantin laki-laki biasanya mempersembahkan emas, perak, dan kuda. Selanjutnya, pihak pengantin perempuan akan membalas dengan memberi kain tenun dan manik-manik. Pertukaran hadiah ini berfungsi untuk membangun hubungan antara dua keluarga.
- Membungkus mayat pada uparara pemakaman. Pada umumnya, banyak pihak yang akan menyumbang kain tenun kepada keluarga yang berduka. Semua kain tenun akan ikut dalam penguburan mayat. Dalam kasus ini, ada kepercayaan bahwa kain tenun akan menjadi bekal pada kehidupan berikutnya di dunia lain. Dunia lain tergambar dengan simbol udang. Udang merupakan hewan yang secara berkala melepaskan kulit kerasnya, kemudian mengganti dengan kulit baru yang lebih lembut. Hal ini menggambarkan konsep bahwa hidup dan mati selalu datang silih berganti untuk memungkinkan adanya kehidupan baru yang berjalan.

Motif Kain Tenun Sumba
Di Sumba Timur motifnya ramai dan unik serta rumit. Motifnya pun dominan fauna. Sedangkan di Sumba Barat, kain tenunnya lebih mencerminkan kesederhanaan dan berhias garis-garis halus indigo. Permukaannya polos tanpa ornamen dan hanya di sebagian area penuh gambar garis simetris seperti kotak dan segitiga dengan kombinasi menyerupai bunga.
Untuk kain Sumba yang dikenakan pria dan wanita pun berbeda motifnya. Pada kain untuk laki-laki motifnya seringkali berupa garis, titik-titik, dan mamoli di tepinya. Sedangkan pada kain wanita berupa belah ketupat (mata kerbau) dan segitiga (ekor kuda).
Motif tersebut berasal dari dari benda-benda yang pihak lelaki berikan sewaktu meminang seorang gadis. Mamoli yang merefleksikan seksualitas seorang wanita akan tergambar pada kain untuk laki-laki. Sementara mata kerbau dan ekor kuda yang ada pada kain tenun untuk wanita, merupakan simbol maskulin. Pada acara adat, kedua kain ini selalu hadir berpasangan.

Makna Tiap Motif
Motif kain tenun Sumba terinspirasi dari flora, fauna, dan agama. Motif yang tergambar pada kain tenun Sumba pun selalu memiliki makna atau cerita di baliknya. Misalnya, gambar ayam yang menjadi simbol sebagai pengingat waktu. Mengingat jaman dahulu belum ada jam, maka ayamlah yang bertugas sebagai menjadi penanda waktu pagi.
Selain itu ada juga kuda yang melambangkan alat transportasi pada jaman dahulu. Sedangkan motif tombak melambangkan senjata untuk mengusir penjajah. Lalu sayuran pare yang menjadi makanan pada jaman penjajah.
Namun saat ini motif kain tenun Sumba tidak lagi mengikuti pakem tradisional. Hal ini terlihat pada motif mamoli yang banyak muncul untuk kain perempuan. Bahkan ada motif yang tidak memiliki makna apapun dan sekedar hiasan dekoratif. Tetapi hal ini tidak mempengaruhi keindahan kain tenun Sumba bahkan sampai ke seluruh dunia.

Tags: tenun