Seni dan Keindahan Kain Tenun Sumbawa dalam Kerajinan Tangan dan DIY
1. Minyak Sumbawa
Pernah mendengar minyak dari Sumbawa? Banyak orang yang membawa minyak ini sebagai oleh-oleh ketika berkunjung ke Sumbawa. Selain terkenal sebagai penghasil madu juga susu kuda liar, Sumbawa juga merupakan penghasil minyak yang sudah ternama.
Minyak dari Sumbawa sudah populer di hampir semua kalangan karena minyak ini dikenal bisa menyembuhkan beragam penyakit. Kalau ingin membawa oleh-oleh yang lain selain makanan, kamu bisa membawa minyak sebagai oleh-oleh khas Sumbawa.
Berbahan ramuan khusus, minyak sumbawa dipercaya bisa patah tulang, luka bakar, lecet, keseleo, masalah kejantanan juga masalah-masalah lainnya. Pembuatan minyak sumbawa ini konon katanya dipikirkan dengan begitu matang dengan menggunakan bahan yang berkualitas tinggi.
Proses pembuatan minyak ini tidak sembarangan. Pengolahan bahan dilakukan dengan baik supaya menghasilkan minyak yang berkualitas. Umumnya, pembuatan minyak sumbawa terlarang untuk bulan yang lain, hanya dilakukan di bulan Muharam. Dipercaya akan mengurangi kesakralannya.
Pembuatan minyak ini pun hanya boleh dilakukan oleh kaum pria saja. Kalau pembuatan dilakukan oleh perempuan, dipercaya akan menghilangkan kualitas serta khasiat minyak sumbawa ini. Jika kamu tertarik, kamu bisa membelinya di toko oleh-oleh khas Sumbawa dengan harga mulai dari Rp20.000.
Pangkenang Lonas Panemu
Lonas Panempu berarti Remaja/pemuda yang mengikuti/menghadiri suatu kegiatan. Pakaian yang dihajatkan untuk remaja dan kaum muda yang belum menikah ini dikenakan dalam berbagai kesempatan budaya, penyambutan tamu baik di dalam maupun di luar daerah.
Pakaian Pria Terdiri Dari : Sapu Alang Tokko Mako Turen Den/Layar Pele, Pabasa Alang Salonang dengan empat lipatan, Kere Alang dikenakan dengan cara "Tepong gadu" yakni melipat kain dipinggang kiri dan kanan, lalu diberi Parabat. Panjang kain -+ 10 cm di bawah lutut. Lamung Taruna Lengan lengan panjang, Saluar Belo Parabat,Salepe, Alas kaki (sepatu sandal/sepatu)
Pakaian Wanita Terdiri Dari : Sapu Kidasanging disampirkan di bahu kiri, Lamung Pene diberi hiasan dengan teknik border/payet (cepo/cila), Kere Alang, Parabat, Bebat (stagen), Assesoris: Kemang Bagegar/Kemang Kanentek (tiga batang), Bengkar Tarowe (anting), Kemang Sumping, Tonang Mastora (kalung), Ponto (gelang), Salepe, Alas kaki (selop terbuka),
Motif Lonto Engal
Penciptaan lonto engal merupakan salah satu bentuk ekspresi masyarakat tentang kesuburan dan kemakmuran daerah Sumbawa (Tana Samawa) dimasa lalu. Kesuburan ditandai dengan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan dan tanaman yang menginspirasi masyarakat untuk menciptakan motif tersebut. Engal adalah salah satu jenis tumbuhan merambat yang mudah tumbuh dimana saja. Umbinya dapat dimakan dan umumnya menjadi makanan favorit di kalangan masyarakat sehingga motif lonto engal ini menjadi simbol kemakmuran.
Pada motif lonto engal, motifnya meniru bentuk tumbuhan merambat jika berbuah isinya bisa dimakan. Motif ini merupakan motif hias sulur yang dimana bagian batang pada lonto engal menjalar atau merambat yang kemudian dituangkan menjadi lonto engal. Pada motif ini seluruh permukaan dasar kain terisi dan pada permukaan motif terisi seragam. Pola yang digunakan pola berangkai dimana motif saling terhubung secara horizontal.
Pada motif lonto engal menggambarkan secara utuh bentuk tumbuhan menjalar atau merambat yang kemudian dituangkan menjadi motif lonto engal. Motif lonto engal adalah motif sulur yang menggambarkan tentang kontinuitas dan kesinambungan yang tidak terputus. Engal merupakan tanaman merambat yang umbinya bisa dimakan. Motif lonto engal diberi nama sebagai ragam hias menurut masyarakat Sumbawa dimaksudkan sebagai tinggi dan cerdasnya tingkat berpikir serta bertindak dalam kehidupan nyata. Pada motif lonto engal memiliki simbol daur hidup yang berkesinambungan, artinya bahwa kehidupan harus saling seimbang. Ibarat air yang terus mengalir bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan jangan setengah-setengah, melainkan harus selesai jika ingin mendapatkan hasil.
Pada motif lonto engal menggunakan warna coklat dengan warna dasar merah. Warna merah mempunyai makna sebagai semangat, perjuangan, gejolak, dan cinta kasih. Dan warna coklat mempunyai arti tenang, selalu hangat dan bersahabat, sekaligus membedakan depan dan belakang.
7 Motif Kain Tenun Sumba, Apa yang Membuatnya Spesial?
Motif kain tenun jadi salah satu identitas suatu daerah di Indonesia karena keberagamannya dan nilai yang diusungnya.
Salah satu daerah di Indonesia bagian timur tepatnya di provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki motif kain tenun yang khas adalah pulau Sumba.
Dengan Pulau Sumba yang semakin diminati sebagai tujuan wisata oleh turis lokal maupun mancanegara, eksistensi kain tenun Sumba pun semakin dicari karena dianggap spesial dari segi motif, cara pembuatan, hingga nilai spiritualnya!
Namun sebelum berminat untuk memiliki kain tenun Sumba, ada beberapa informasi menarik yang perlu kamu tahu tentang mahakarya tersebut.
Table of Contents
3. Madu Sumbawa
Madu dikenal sebagai produk yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Oleh-oleh khas Sumbawa ini berupa madu putih karena daerah ini memang dikenal sebagai penghasil jenis madu tersebut. Madu dari Sumbawa pada umumnya berbeda dengan madu kebanyakan.
Jika umumnya madu berwarna cokelat keemasan, madu sumbawa memiliki warna putih. Ini dikarenakan madu tersebut sudah melalui proses yang cukup panjang. Namun, bagi mereka yang suka dengan madu berwarna cokelat pun bisa mendapatkannya di Sumbawa.
Lebah yang menjadi sumber untuk madu sumbawa adalah lembah yang khas yang menghasilkan madu dengan rasa yang manis dan enak. Untuk madu yang didapatkan dari hutan, harganya lebih mahal karena madu ini mempunyai kualitasnya lebih bagus. Per botolnya sekitar Rp75.000 untuk 450 ml.
Kalau kamu takut terjadi apa-apa ketika di jalan, kamu bisa bernafas lega karena madu akan dijual dalam bungkus yang aman sehingga tidak mudah yang pecah. Jadi kamu bisa membawa madu ini sebagai oleh-oleh khas Sumbawa.
Tags: tenun