Seni dan Keindahan Kain Tenun Timor Leste dalam Kerajinan Sulam dan DIY
5 Wilayah dengan jumlah UMK kain dan tenun terbanyak di Indonesia
5 Kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur jadi pusat UMK Kain dan Tenun Indonesia | Infografik : GoodStats
Dari sekian banyak UMK kain dan tenun di Indonesia, GoodStats merangkum setidaknya ada 5 wilayah dengan jumlah UMK kain dan tenun terbanyak di Indonesia, 5 wilayah tersebut yakni:
1. Kabupaten Pekalongan (15.158 UMK)
Kabupaten Pekalongan memiliki identitas sebagai salah satu daerah pusat perajin batik yang ternyata merambat hingga ke perajin tenun. Salah satu desa di Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Desa Pakumbulan, Kecamatan Buaran, terdapat sekitar 100 pengrajin kain tenun yang sudah ada sejak 1980-an.
2. Kabupaten Ende (10.547 UMK)
Kain Tenun Ikat Ende Lio menjadi salah satu kain tenun yang terkenal dari Kota Pancasila ini. Pada umumnya, motif yan digunakan untuk kain tenun Ende dan Lio adalah motif flora dan fauna.
Motif kain tenun yang terkenal di Kabupaten Ende antara lain motif Semba yang merupakan selendang untuk kaum laki-laki, motif Lawo Jara Nggaja untuk sarung bagi kaum perempuan, motif Lawo Pundi yang didasarkan pada motif serangga dan binatang melata, motif Lawo Soke yang dibuat dengan meniru daun sukun yang berdiri, motif Lawo Soke Mata Ria yakni dengan meniru bentuk daun sukun yang berdiri dengan ukuran lebih besar, dan masih banyak jenis serta motif kain tenun di Kabupaten Ende.
3. Kabupaten Manggarai (9.970 UMK)
Songke menjadi nama yang disematkan untuk tenun ikat asal Manggarai dengan salah satu motif khasnya bernama mata manuk yang diartikan sebagai mata ayam.
Motif lainnya yang umum ditemukan sebagai corak Songke, adalah motif Wela Ngkaweng yang mengandung makna bahwa kehidupan manusia yang bergantung pada alam. Lain itu ada motif Wela Runu yang mengandung arti bahwa meski pun tampak tak berarti, namun setiap kehidupan di dunia ini memiliki manfaat.

Mengenal Kain Tenun NTT: Bicara Soal Filosofi dan Makna Dibaliknya
Kain tenun khas Nusa Tenggara Timur bukan semata-mata dinilai sebagai fesyen dan trend semata di tengah zaman modern ini lho Sobat Indahnesia!
Lebih jauh daripada itu, menurut salah satu pengerajin kain tenun dari Molo, Timor Tengah Selatan, mengatakan bahwa kain tenun NTT masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan merupakan bentuk penghormatan terhadap acara-acara sakral, seperti pernikahan, atau bahkan upacara kematian.
Beberapa motif dari kain tenun NTT juga punya makna dan filosofinya tersendiri. Gak sembarangan dibuat atau asal cantik dilihat mata saja!
Selain dari segi motif, masyarakat NTT juga percaya kalau kain tenun merupakan wujud hubungan manusia dengan alam, Sang Pencipta, atau leluhur mereka.
Tiga faktor kepercayaan ini pula yang gak bisa terlepas dari para penenun kain di NTT dan menjadikannya bagian daripada sumber inspirasi mereka.
Jadi, gak semata-mata membeli sebuah kain atau pakaian, ternyata kamu juga bisa mendapati nilai-nilai luhur di dalamnya!
Untuk motif sendiri, masyarakat NTT memang sangat filosofis. Misalnya saja, motif rote pada salah satu kain tenun menandakan pulau paling selatan di Indonesia, yakni Pulau Rote.
Pun soal warna, mereka sangat detail mencermikan sebuah nilai dalam balutan warna-warna di kain tenun Biasanya, warna-warna ini juga ditentukan dari kondisi daerah asal dari para penenun tersebut.
Contoh pengaplikasiannya, misalkan jika kain tenun yang dibuat kebanyakan berwarna hitam dan kecoklatan, maka biasanya itu berasal dari daerah Timor Tengah Utara, dimana daerah ini termasuk ke dalam daerah yang cenderung hangat.
Untuk di Timor Tengah Selatan sendiri, biasanya menggunakan warna-warna yang cenderung cerah. Hal ini juga difaktori oleh kondisi di TTS yang cenderung dingin.

The purpose of this research was to integrate local wisdom in the Indonesia-Timor Leste border area which was realized through the development of Ethnomatematics Student worksheet (LKM) based on the community's cultural in the border area. The method used in this research is development research with formative type which is consisting of preliminary analysis and formative evaluation. Data collection techniques include documentation, walk through, tests, observations, and interviews. While the data analysis technique used is the data analysis of qualitative descriptive. Results of the research that the student worksheets of ethnomatematics using the context of woven fabric motif of Kefamenanu community who have been developed meet criteria valid, practical and effective to improve the learning achievement of ethnomatematics.

Tags: tenun timor