... Panduan Lengkap Membuat Kain Tenun Tolaki: Teknik dan Tips DIY untuk Pecinta Kerajinan Tangan

Mengenal Kain Tenun Tolaki dalam Dunia Kerajinan Tangan

Pakaian Adat Buton untuk Laki-laki

Pakaian adat Buton pada dasarnya hanya terdiri atas ikat kepala serta sarung berwarna biru . Namun, seiring perkembangan, warna pada pakaian tradisional Suku Buton bisa bermacam-macam. Ciri khas yang mudah dikenali adalah terdapat rumbai dari manik-manik pada bagian ikat pinggang atau kobekena tanga serta ikat kepala berupa kain yang dilipat-lipat.

Pakaian adat Suku Buton yang digunakan oleh laki-laki sebenarnya tidak hanya satu macam. Ketika seorang anak laki-laki Suku Buton dikhitan, dia akan mengenakan pakaian bernama baju Ajo Tandaki. Begitu pun saat laki-laki Suku Buton akan memasuki kehidupan pernikahan.

Baju Ajo Tandaki khas dengan corak hitam yang dipakai dengan cara dililitkan ke tubuh pemakainya, mirip dengan baju ihram saat berhaji. Saat memakai baju ini, terdapat aksesori pelengkap berupa tandaki atau sejenis mahkota, ikat pinggang dan keris.

Selain Ajo Tandaki, ada juga Ajo Bantea. Pakaian ini khusus digunakan oleh putra bangsawan yang belum memangku sebuah jabatan khusus di Kesultanan Buton. Baju Ajo Bantea terdiri atas celana panjang atau sala arabu yang ditambah kampurui bewe patawala dan keris, serta sarung.

Baju tradisional Suku Buton bagi laki-laki selanjutnya bernama baju Balahadada. Baju adat ini berwarna hitam yang melambangkan keterbukaan para pejabat terkait dengan kebenaran serta kesejahteraan. Hal ini dibuktikan dengan pengambilan keputusan secara musyawarah dan kesepakatan.

Baju Balahadada dipakai bersamaan dengan celana, sarung, destar atau ikat kepala, ikat pinggang dan bio ogena atau sarung besar. Ia juga dilengkapi dengan aksesori berupa hiasan yang disimpan di bagian pinggang bernama pasamani.

Motif-Motif pada Kain Tenun Palue Terbaru

1. Mudhu atau Gunung

Motif mudhu merupakan simbol dari gunung Rokatenda, satu-satunya gunung berapi di Pulau Palue. Pada 2013, Gunung Rokatenda meletus yang membuat sebagian besar warga berbondong-bondong pindah dari pulau tersebut. Oleh karena peristiwa meletusnya Gunung Rokatenda tersebut, masyarakat mengabadikan momennya melalui motif kain tenun mudhu ini.

2. Watu No’o Tana atau Batu dan Tanah

Masih terinspirasi dari letusan Gunung Rokatenda, masyarakat menggunakan kerikil dan batu yang bertebaran sebagai simbol dari terpisah-pisahnya masyarakat saat itu dan kemudian membentuk berbagai kelompok di tempat pengungsian yang baru.

Salah satunya adalah para pengungsi Palue yang tinggal di Desa Hewuli, Maumere dan membentuk kelompok tenun yang dinamakan Mbola So atau Terima Kasih. Salah satu anggota yang tergabung dalam kelompok tenun Mbola So adalah Natalia.

3. Pou atau Perahu

Para penenun termasuk Natalia seringkali menggunakan motif pou atau perahu. Desain perahu diciptakan untuk mengingatkan kepada masyarakat saat proses mengungsi dari Palue menuju Desa Hewuli.

Selain itu, bagi masyarakat juga perahu digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan atau mencari sumber kehidupan lainnya. Simbol perahu juga dimaknai oleh para pengrajin untuk melambangkan ikat tenun dengan warna alam sebagai pegangan hidup para penenun.

4. Kunda atau Kalung Adat

Selain terinspirasi dari keadaan alam, para penenun juga menggunakan salah satu warisan budaya berupa kalung adat untuk dijadikan motif. Kunda merupakan benda sakral yang disimpan secara baik dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Kunda terbuat dari manik-manik yang disatukan menggunakan tali. Kunda menjadi simbol bagi para anggota kelompok tenun Mbola So yang terikat satu sama lainnya.

Ragam Motif Tenun Baron

Tenun Baron dikenal memiliki motif cukup bervariasi. Bahkan hampir setiap beberapa periode tercipta motif-motif baru yang mengikuti perkembangan mode. Misalnya:

  • Motif Dimensi – motif yang dipakai dalam kain tenun dengan menggunakan tingkatan benang. yang terbagi manjadi kain Tenun Baron 1D, 2D dan 3D. Adapun yang di maksud 1D atau satu dimensi karena menggunakan 1 jenis benang saja, sedangkan 2D menggunakan 2 jenis benang.
  • Motif Fauna – motif yang dipakai pada kain tenun baron yang memakai motif-motif hewan seperti motif Cumi Kaliman.
  • Motif daerah lain – motif yang dipakai pada kain tenun baron yang meniru dan mengadopsi motif-motif yang berasal dari daerah lain misalnya : motif Kalimantan Tebar
  • Motif Baron Garis Ikat – Motif tenunnya berkesan mewah dan elegan sehingga menjadi pilihan utama para pejabat dan orang berpengaruh di negeri ini.
  • Motif Figuratif – Motif ini menggunakan figur orang atau tokoh. Misalnya: Motif Obama (Presiden Amerika serikat)
Sejarah Tenun Baron

Awalnya Tenun Baron ini hanya digunakan oleh para kaum pria. Tenun ini biasanya dibuat untuk kemeja pria lengan panjang ataupun pendek. Tentu saja karena dengan mengenakan pakaian dari bahan tenun ini, kaum pria akan terlihat lebih berwibaya dan mempesona.

Namun kini tidak hanya kaum pria, kaum wanita pun dapat menggunakan kain jenis ini sebagai gaunnya. Karena Tenun Baron saat ini bisa ditemukan dalam bentuk gamis, kebaya, ataupun kemeja wanita.

Uniknya, ukuran tenun baron juga berbeda dengan kain tenun lainnya. Lazimnya untuk selembar kain tenun ikat yang sudah potongan, berukuran antara 220-230 x 100 cm. Tenun Baron berukuran lebih panjang yaitu 250×105 cm, sehingga memadai apabila dijadikan sebagai bahan kemeja lengan panjang pria.

Kain tenun baron jepara


Tags: tenun tolaki

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia