Mengenal Kain Tenun Tolaki dalam Dunia Kerajinan Tangan
Kamu Perlu Tahu! Ragam Motif Batik Sulawesi dari Berbagai Daerah
Batik Sulawesi terkenal dengan adat istiadatnya dan tentunya berasal dari kain yang ditenun. Ada beragam jenis batik dari berbagai daerah seperti daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Motif yang dimiliki batik khas Sulawesi berasal dari nilai budaya khas Sulawesi. Contohnya seperti motif resplang, motif souraja, motif burung maleo, motif bunga cengkeh dan motif taiganja. Warna pada batik Sulawesi sendiri dikenal dengan karakter yang soft. Batik Sulawesi sendiri dimulai dari membuat pola batik, mencanting dan membuat corak. Motif batik Sulawesi sendiri memiliki ciri khas berupa etnik.
Sejarah motif batik Sulawesi daerah Minahasa
Salah satu daerah yang mempunyai motif yang khas adalah daerah Minahasa. Daerah Minahasa sendiri dikenal dengan tenun yang kaya akan motif dan karya tulis kuno yang menceritakan karakter hidup masyarakat di daerah Minahasa. Motif batik dari daerah Minahasa sendiri sangat unik karena menggambarkan makam leluhur masyarakat di Minahasa. Motif makam leluhur dari daerah Minahasa berasal dari batu dengan sisi atasnya berbentuk segitiga. Lalu, untuk sisi bawah berbentuk kubus, sedangkan pada sisi tengahnya berisi ruang. Bangunan ini mempunyai relief yang bernama tonaas. Tonaas sendiri berarti pria yang kuat dan mempunyai kuasa pada makhluk lainnya. Sedangkan, untuk motif batik bernama motif ma’sungkulan berupa tulisan relief yang memiliki bentuk mirip bunga teratai.

Nilai dan sejarah Kain Tenun Palue
Ilustrasi seorang penenun dari Sikka, Nusa Tenggara Timur (Sumber gambar: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Tenun adat Palue merupakan seni yang diturunkan oleh nenek moyang Masyarakat Palue yang digunakan sebagai kain adat dan juga sumber mata pencaharian. Masyarakat pulau ini meyakini bahwa dalam menenun seorang penenun dilarang untuk mengeluarkan kata-kata kotor.
Dijelaskan oleh Natalia, motif yang diciptakan dalam kain menjadi informasi dan juga nilai dari tatanan hidup masyarakat Palue. Salah satu contoh motif yang memiliki nilai yang besar adalah motif gambar kaki ayam. Motif ini menunjukan budaya setempat yang menggunakan ayam sebagai hewan kurban ketika akan membuka sebuah kebun baru.
Tidak hanya itu, motif lain yang digunakan adalah motif kenari sebagai simbol kesuburan dari pulau Palue, motif busur yang menjadi simbol keperkasaan laki-laki Palue, motif kepiting, yang menggambarkan kehidupan kekal, serta motif segitiga yang memberi gambaran terkait gunung sebagai simbol yang tertinggi yakini Tuhan dan leluhur.
"Biasanya kami sebagai penenun sering menggunakan kekayaan alam yang ada di sekitar kami sebagai motifnya", tutur Natalia.
Terinspirasi dari letak geografisnya yang terletak di tengah lautan lepas, masyarakat Palue juga membuat motif dari kapal, motif lautan atau ombak, dan juga motif daratan. Motif-motif ini dijelaskan oleh natalia sebagai gambaran kehidupan baik sosial maupun keadaan alam di Pulau Palue.
Selain nilai dari motifnya, kain adat Palue juga menjadi salah satu faktor untuk menilai seorang perempuan. Hal ini dikarenakan, kain-kain tenun ini dibuat oleh perempuan Palue akan menjadi simbol kehormatan dari seorang wanita dengan menghasilkan tenunan sendiri.

Pakaian Adat Buton untuk Perempuan
Pakaian adat Sulawesi Tenggara berupa baju adat Suku Buton yang dipakai oleh pihak perempuan setidaknya dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu baju Kombo, Kabaroko, Kambowa dan Kalambe. Baju Kombo sendiri adalah pakaian kebesaran bagi kaum perempuan Suku Buton.
Pakaian tersebut terbuat dari kain satin berwarna putih yang melambangkan kesucian, harapan atas kesejahteraan dan kesuburan. Baju adat Kombo dipercantik menggunakan manik-manik, benang perak atau emas dan berbagai aksesori. Untuk bawahan, ia dipasangkan dengan sarung besar atau bia ogena
Kemudian ada baju Kabaroko, yaitu pakaian yang digunakan sebagai simbol status sosial di masyarakat. Ia sekaligus bermakna sebuah kewajiban dan tanggungjawab atas kesejahteraan dan keselamatan hidup bermasyarakat dan perlindungan terhadap hak yang dimiliki seorang perempuan.
Kabaroko biasanya dibuat tanpa kerah yang dilengkapi berbagai aksesori serta hiasan. Anda akan menemukan kancing logam sebanyak empat buah di bagian leher sebelah kanan dan tujuh buah kancing yang dipasangkan di lengan baju. Untuk penggunaannya, Kabaroko dipasangkan dengan sarung berwarna putih di bagian dalam dan hitam di luar yang disebut Samasili Kumbaea atau Bia-bia Itanu. Semakin banyak lapisan yang dipakai, semakin tinggi status sosialnya.
Selanjutnya ada pakaian Kambowa yang terlihat seperti potongan baju ponco tanpa kerah. Baju ini digunakan oleh kaum ibu, anak-anak atau gadis saat menghadiri upacara adat atau pakaian sehari-hari. Baju tersebut dipadankan dengan bawahan berupa kain sarung.
Terakhir, baju adat Suku Buton yang dipakai kaum perempuan yaitu Kalambe. Baju ini dipakai para gadis remaja dalam upacara Posuo yang digelar ketika mereka mulai menginjak dewasa. Saat memakai baju ini, tak lupa dipakaikan juga gelang manik-manik di tangan kiri. Kalambe dilengkapi dengan sarung, ikat pinggang, perhiasan emas, dan hiasan sanggul menyerupai bunga cempaka.

Tags: tenun tolaki