Seni Tenun Ulos - Mengungkap Kecantikan dan Makna Tradisi di Balik Kain Tenun Ulos
Jenis Kain Ulos Batak
Kain ulos memiliki jenis dan fungsi yang berbeda – beda karena ulos memiliki nilai budaya yang dalam di setiap siklus kehidupan suku Batak. Masyarakat Batak memakai kain ulos untuk beraktivitas sehari – hari, dan tidak jarang digunakan sebagai pelengkap acara – acara besar seperti ritual atau upacara adat Batak.
Berikut jenis dan fungsi kain ulos Batak yang perlu untuk Anda diketahui :
Ulos Padang Ursa
Kain ulos jenis Padang Ursa digunakan sebagai pengikat atau selendang. Masyarakat Batak biasanya menggunakan ulos jenis ini sebagai perompa atau kain gendongan.
Ulos Mangiring
Ulos mangiring bisanya dipakaikan kepada anak pertama yang baru lahir, dengan harapan dapat membimbing adik – adiknya sesuai harapan orang tuanya.
Ulos Bintang Maratur
Ulos ini memiliki simbol suka cita. Kain ulos yang satu ini biasanya dipergunakan dalam ritual – ritual suku Batak seperti mengulos atau memakaikan ulos kepada pengantin baru atau dalam tradisi hajatan.
Ulos Bolean
Ulos bolean memiliki fungsi yang sama seperti ulos antak – antak, yakni dipergunakan saat menghadiri upacara duka.
Ulos Ragi Huting
Ulos ini sudah sangat langka ditemukan pada zaman modern seperti ini. Pada zaman dahulu, kain ulos Ragi Huting dipergunakan oleh gadis Batak dengan cara dililitkan pada bagian dada, dan banyak digunakan oleh para orang tua pada saat perjalanan jauh.
Ulos Pinan Lobu – lobu
Ulos Batak jenis pinan lobu lobu kerap digunakan sebagai selendang oleh masyarakat suku Batak. Kain ini banyak digunakan oleh para designer untuk dijadikan bahan mode ulos, dikarenakan nilai estetika dan keindahan yang sangat bagus.
Ulos Ragi Hotang
Seperti halnya pinan lobu – lobu, ulos ragi hotang juga kerap digunakan sebagai selendang. Dan tidak jarang pula dijadikan sebagai kado pengantin pada saat pesta pernikahan.

Selanjutnya
Ulos Mangiring
Di wilayah Samosir, ulos ini diberikan kepada wanita yang sedang hamil 7 bulan. Diharapkan dapat melancarkan proses kelahiran dan kelahiran anak diiringi dengan anak selanjutnya.
Sementara, di daerah lain diberikan kepada anak pertama pada suatu keluarga baru (anak berumur minimal 2 minggu).
Bentuk dari ulos mangiring ini digambarkan secara beriringan untuk melambangkan kesepakatan bersama. Terutama dalam membentuk keluarga.
Ulos Suri-suri/Suri (Surina Ganjang)
Ulos ini merupakan ulos yang diwariskan turun temurun kepada anak cucu dalam keluarga Batak. Pada zaman dahulu dipakai oleh raja-raja atau tua-tua adat dalam acara tertentu. Disilangkan di dada dan ada juga menyelimuti dada.
Ulos ini harus memiliki 33 garis. Arti motif pada ulos ini sendiri mengartikan ciri khas orang Batak yang teguh dalam satu pendirian dan selalu menurun kepada anak cucunya.
Ulos Sibolang/Tujung/Saput
Ulos ini diberikan pada saat upacara dukacita. Orang dewasa yang meninggal tetapi belum punya cucu ketika diberikan dinamakan Ulos Saput. Laki-laki yang ditinggal istri maupun perempuan yang ditinggal suami ketika diberikan dinamakan Ulos Tujung. Pemberian itu dilakukan agar sabar.menghadapi kesulitan.
Masyarakat Batak sangat memegang teguh landasan Dalihan Na Tolu, di dalamnya keluarga merupakan hal utama.
Sehingga ketika seseorang ditinggalkan, orang tersebut akan merasakan kesedihan yang mendalam tetapi orang Batak akan tetap kuat dan sabar dalam menghadapi dukanya.

Tags: tenun ulos