Kain Tenun Ulos - Warisan Budaya Indonesia Dalam Karya Rajutan dan Kerajinan Tangan
5 Kain Tenun Khas Indonesia dari Berbagai Daerah, Ada Ulos dan Songket!
Jika membahas tentang keanekaragaman tekstil khas Indonesia, sebetulnya bukan hanya batik saja yang menjadi kebanggaan. Beberapa kain tenun khas Indonesia juga merupakan produk budaya Indonesia yang indah dan memiliki ciri khas tersendiri.
Mereka juga punya punya variasi desain dan motif yang menarik.
Sehingga tidak heran jika kain tenun khas Indonesia juga diminati banyak orang.
Sebagai salah satu karya tekstil yang bernilai seni tinggi, kain tenun khas Indonesia juga tak hanya memiliki penampilan yang menarik.
Ada beberapa kain tenun yang juga punya makna tersendiri.
Meski secara umum kain tenun difungsikan untuk menutupi tubuh, tetapi di beberapa wilayah di Indonesia, kain tenun memiliki fungsi yang lebih beragam.
Seperti misalnya fungsi sosial, estetika, dan aspek-aspek lain dalam kehidupan.
Peran Masyarakat dan Pemerintah untuk Tenun Indonesia
Pengenalan dan Produksi Tenun Indonesia
Pengenalan kain Tenun sudah didukung oleh peran pemerintah. Menurut hemat saya, peran pemerintah cukup penting, dalam membantu memperkenalkan, menjaga dan mendukung salah satu warisan budaya khas Indonesia ini.
Tidak hanya warga masyarakatnya saja yang harus mempunyai rasa memiliki dan bangga, pemerintah selaku aparatur negara pun harus merasakan hal yang sama, agar kain Tenun Indonesia diketahui khalayak terutama generasi penerus bangsa.
Peran masyarakat dalam memperkenalkan kain Tenun Indonesia dapat diwujudkan dengan cara menggunakannya. Tidak hanya dalam acara formal, mengilhami sedikit makna dibalik motif dan asalnya juga merupakan suatu tindakan dalam menghargai keberadaan kain Tenun Indonesia.
Kain Tenun Indonesia yang sudah cukup dikenal masyarakat lokal dan dunia, menjadikannya salah satu kain yang banyak diminati dan mempengaruhi peningkatan produksinya.
Berdasarkan peningkatan produksi ini, beberapa pengusaha rumahan ataupun dalam skala besar, memproduksi Tenun dengan mesin otomatis. Langkah ini diambil, guna memenuhi permintaan pasar dan mempercepat kegiatan produksi dari kain Tenun sendiri.
Tenun Indonesia di Kancah Dunia
Pengenalan dan proses produksi kain Tenun yang sudah semakin aktif dilakukan dan dipercepat, membuat kain Tenun sudah merambah ke kancah dunia. Perancang busana baik lokal maupun internasional memodifikasi kain Tenun dalam berbagai model busana gaya baru.
Merek ternama seperti Dior dan perancang busana seperti Julie Laiskodat dan Handy Hartono yang membuat busana dengan kombinasi dan bahan kain Tenun Indonesia.
3. Kain Tenun Songket (Palembang)
Foto: kain tentun songket (id.wikipedia.org/Gunkarta)
Kain tenun khas Indonesia selanjutnya adalah kain songket yang sudah dikenal di Palembang sejak zaman kerajaan Sriwijaya.
Songket Palembang banyak dipengaruhi kebudayaan Cina dan India yang dibawa oleh pedagang yang datang ke Sriwijaya.
Ciri spesial kain songket adalah kain yg berwarna merah dengan benang emas yang hampir menutupi seluruh kain.
Kain songket umumnya digunakan dalam acara pernikahan.
Tidak hanya mempelai yang menggunakan, keluarga bahkan tamu yang tiba pun menggunakan songket.
Kain songket juga umumnya digunakan sang penari Gending Sriwijaya untuk menyambut tamu kehormatan.
Motif songket Palembang diwariskan secara turun temurun sehingga polanya tidak banyak berubah.
Dalam sehelai songket Palembang, umumnya terdapat dua sampai tiga kombinasi motif.
Motif-motif ini menghasilkan gugusan gambar yang berhasil membuat kain tenun khas Indonesia ini menjadi kain yang indah dan menarik.
Fungsi dan Makna
Pada mulanya, fungsi Ulos adalah untuk menghangatkan badan. Tetapi beberapa waktu ke belakang ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak.
Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak. Setiap Ulos mempunyai makna sendiri-sendiri. Artinya, mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan berhubungan dengan hal atau benda tertentu.
Dalam pandangan suku kaum Batak ada tiga unsur yang mendasarkan dalam kehidupan manusia, yaitu darah, napas, dan panas. Dua unsur pertama adalah pemberian Tuhan, sedangkan unsur ketiga tidaklah demikian.
Panas yang diberikan matahari tidaklah cukup untuk menangkis udara dingin di pemukiman suku bangsa Batak, lebih-lebih lagi di waktu malam. Menurut pandangan suku Batak, ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan ulos.
Ulos Ragihotang
Ulos Ragihotang diberikan pada saat pernikahan untuk penguat ikatan batin kedua mempelai.
Makna dari ragi atau corak, dan hotang adalah rotan. Ulos ini memiliki corak rotan. Pada saat pernikahan, ulos ini mengingatkan bahwa ikatan kedua pasangan akan kuat dan kokoh seperti rotan.
Masyarakat Batak dari zaman dulu merupakan masyarakat pegunungan, di mana hutan merupakan salah satu sumber mata pencaharian mereka. Rotan banyak dan mudah ditemukan di tanah Batak dan menjadi.alat pengingkat barang yang paling sering digunakan karena kekuatan dan ketahan dari rotan itu sendiri.
Sehingga rotan dijadikan corak pada kain ulos sebagai lambang dari ikatan yang kokoh dalam pernikahan.
Dalam sebuah kisah lama dalam sejarah penamaan “Batak”, rotan juga disebutkan dalam cerita sebagai tanaman yang membuat seorang pendatang memasuki hutan yang akhirnya menjadi tanah Batak.
Tags: dari tenun ulos