... Kain Tenun Terbaik untuk Pendaki: Panduan DIY dan Tips Penting

Kain Tenun - Pilihan Tepat untuk Pendaki yang Berkarya Sendiri

Peran Masyarakat dan Pemerintah untuk Tenun Indonesia

Pengenalan dan Produksi Tenun Indonesia

Pengenalan kain Tenun sudah didukung oleh peran pemerintah. Menurut hemat saya, peran pemerintah cukup penting, dalam membantu memperkenalkan, menjaga dan mendukung salah satu warisan budaya khas Indonesia ini.

Tidak hanya warga masyarakatnya saja yang harus mempunyai rasa memiliki dan bangga, pemerintah selaku aparatur negara pun harus merasakan hal yang sama, agar kain Tenun Indonesia diketahui khalayak terutama generasi penerus bangsa.

Peran masyarakat dalam memperkenalkan kain Tenun Indonesia dapat diwujudkan dengan cara menggunakannya. Tidak hanya dalam acara formal, mengilhami sedikit makna dibalik motif dan asalnya juga merupakan suatu tindakan dalam menghargai keberadaan kain Tenun Indonesia.

Kain Tenun Indonesia yang sudah cukup dikenal masyarakat lokal dan dunia, menjadikannya salah satu kain yang banyak diminati dan mempengaruhi peningkatan produksinya.

Berdasarkan peningkatan produksi ini, beberapa pengusaha rumahan ataupun dalam skala besar, memproduksi Tenun dengan mesin otomatis. Langkah ini diambil, guna memenuhi permintaan pasar dan mempercepat kegiatan produksi dari kain Tenun sendiri.

Tenun Indonesia di Kancah Dunia

Pengenalan dan proses produksi kain Tenun yang sudah semakin aktif dilakukan dan dipercepat, membuat kain Tenun sudah merambah ke kancah dunia. Perancang busana baik lokal maupun internasional memodifikasi kain Tenun dalam berbagai model busana gaya baru.

Merek ternama seperti Dior dan perancang busana seperti Julie Laiskodat dan Handy Hartono yang membuat busana dengan kombinasi dan bahan kain Tenun Indonesia.

Motif-Motif Kain Endek

Kain ini memiliki motif ragam hias yang sangat bervariasi. Beberapa motif kain endek dianggap sakral bagi masyarakat Bali. Motif yang masih dianggap sakral yaitu motif patra dan encak saji, dimana motif ini hanya digunakan untuk kegiatan di pura dan untuk kegiatan keagamaan lainnya. Adapula motif dengan nuansa alam yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial. Selain beberapa motif tersebut, ada juga motif endek rang-rang, motif wajik ukir, motif songket dan masih banyak motif-motif lainnya.


Untuk warnanya, kain tenun endek didominasi oleh warna-warna yang cerah seperti merah, oranye, ungu, kuning, biru dan hijau. Warna-warna ini merupakan warna yang cukup mudah dikombinasikan dengan warna-warna dari kebaya atau seragam. Selain itu, sifat dari kain endek adalah lembut, mudah diatur, dan memiliki kesan elegan untuk pakaian formal maupun non formal.

Sejarah Kain Ulos

Zaman dahulu nenek moyang suku Batak adalah manusia-manusia gunung. Hal ini disebabkan kebiasaan mereka tinggal dan berladang di kawasan pegunungan. Dengan mendiami dataran tinggi berarti mereka harus siap berperang melawan dinginnya cuaca yang menusuk tulang. Dari situlah, ulos mulai ditemukan dan dibuat.

Pada awalnya nenek moyang suku Batak mengandalkan sinar matahari dan api sebagai tameng melawan rasa dingin. Masalah mulai timbul ketika mereka menyadari bahwa matahari tidak bisa diperintah sesuai dengan keinginan mereka.

Pada siang hari awan dan mendung seringkali bersikap tidak bersahabat. Sedangkan, pada malam hari rasa dingin makin menjadi-jadi dan api sebagai pilihan kedua.

Ternyata api tidak begitu praktis digunakan waktu tidur karena resikonya tinggi. Karena dipaksa oleh kebutuhan yang mendesak akhirnya nenek moyang suku Batak berpikir keras mencari alternatif lain yang lebih praktis.

Maka lahirlah kain tenun ulos sebagai produk budaya asli suku Batak yang berfungsi untuk menghangatkan badan. Dengan berkembangnya zaman kini ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak. Salah satunya adalah sebagai lambang ikatan kasih sayang antara orangtua dan anak-anaknya.

Teknik Menenun

Setiap daerah memiliki teknik menenun yang berbeda, hal inilah yang menyebabkan Indonesia mempunyai banyak ragam akan kain tenun. Teknik yang digunakan dalam menenun mempengaruhi kain tenun yang berbeda.

Beikut merupakan teknik menenun yang digunakan di Indonesia.

Teknik Tenun Polos/Sederhana

Teknik tenun polos atau sederhana dikenal dengan sebutan palin weave. Teknik ini adalah teknik tenun paling sederhana dan mudah diantara yang lain. Proses yang dilakukan adalah dengan menyilangkan sebuah benang lungsi atau lusi dan pakan naik turun secara bergantian.

Kain tenun dengan teknik polos atau sederhana mempunyai ciri-ciri:

- Mempunyai rapot paling kecil diantara semua jenis kain tenun

- Proses pengerjaan benang paling sederhana yaitu konsep 1 benang naik dan 1 benang turun.

- Pengulangan benang kearah horizontal (lebar kain) diulangi 2 kali sesudah 2 helai pakan, sedangkan pengulangan ke arah vertikal (panjang kain) diulangi sesudah 2 helai lungsi.

- Jumlah silangan yang terdapat pada teknik tenun polos paling banyak jika dibandingkan dengan teknik lainnya.

- Teknik tenun polos menghasilkan kain tenun yang paling kuat diantara teknik lainnya, karena letak benang yang lebih kokok dan tidak mudah berubah tempat.

- Tenun polos lebih populer karena tenun polos dapat dikombinasikan dengan teknik tenun lainnya.

- Range tenun polos lebih lebar jika dibandingkan dengan teknik lainnya

- Teknik tenun polos bisa diaplikasikan pada kain yang jarang dan tipis.

- Gun yang digunakan pada teknik polos minimal menggunakan 2 gun.

- Benang pakan yang digunakan pada teknik tenun polos biasanya lebih kasar dari pada benang lungsi atau lusi.

Teknik Tenun Kepar

Proses pada teknik tenun kepar adalah dengan menyilangkan benang pakan dibawah benang lungsi, dengan mempertemukan antara kedua benang berjalan miring pada tenunannya. Saat teknik tenun kepar digunakan dalam alat tenun bukan mesin (ATBM) maka gunakan ATBM yang mempunyai 3 gun atau kamran. Teknik ini mempunyai prinsip penyilangan benang pakan dibawah benang lungsi secara silih berganti.


Tags: tenun untuk

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia