... Sejarah Awal Kain Tenun: Kapan Pembuatan Kain Tenun Pertama Kali Dikenal?

Kapan Pembuatan Kain Tenun Pertama Kali Dikenal dalam Konteks Kerajinan Tangan dan DIY?

Pembuatan Kain Tapis

Pada tahun 1950, para penenun kain tapis masih menggunakan bahan hasil pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan tenun. Biasanya penenun tapis menggunakan metode ikat, berikut beberapa bahan baku:

1. Khambak atau kapas sebagai bahan dasar benang katun

2. Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.

3. Pantis atau lilin sarang lebah untuk meregangkan benangAkar serai wangi untuk pengawet benang. Daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur

4. Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah

5. Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewarna hita

6. Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat

7. Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru

8. Kunyit dan kapur sirih sebagai pewarna kuning

Proses pembuatan kain tapis Lampung terdiri dari 4 tahapan yaitu pembuatan benang, pewarnaan, perajutan, dan penyulaman motif.

1. Langkah pertama yaitu pemintalan kapas dan kepompong ulat sutera menjadi benang katun serta benang emas.

2. Selanjutnya, benang diawetkan dengan cara merendamnya pada air yang sudah ditambah daun sirih wangi.

3. Tahap ketiga ialah pewarnaan benang menggunakan bahan-bahan alami.

5. Langkah berikutnya yakni pengolahan benang menjadi kain polos lewat mekanisme perajutan.

6. Terakhir, tahapan paling penting adalah pembuatan motif mengandalkan benang-benang warna. Benang emas dan perak disulam menggunakan sistem cucuk hingga membentuk motif.

Perkembangan teknologi mendorong penyulaman kain tapis dengan mesin bordir. Kendati demikian, penyulaman tapis teknik tradisional masih tetap dipertahankan walau butuh waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan lamanya.

So, jangan heran kalau harga kain tapis mencapai ratusan ribu bahkan puluhan juta rupiah, tergantung kerumitan motifnya. Kain tapis dipasarkan dalam bentuk sarung, hiasan dinding, taplak meja, tas, dan masih banyak lagi.

Mengenal Kain Tenun Indonesia

Negara-negara yang banyak memberi pengaruh pada tenunan Indonesia seperti India, Persia, Cina, Eropa, Vietnam, Myanmar, dan Thailand.

Pada prasasti Karang Tengah tahun 847 terdapat tulisan “putih hlai 1 (satu) kalambi”artinya adalah kian putih satu helai dan baju. Pada prasasti Baru tahun 1034 M disebut kata “Pawdikan”artinya pembatik atau penenun.

Pada prasasti Cane tahun 1021 M dan prasasti dari Singosari tahun 929 M terdapat istilah “Makapas”atau“Madagang Kapas”.

Dalam sebuah cerita rakyat Sang Kuriang, disebutkan bahwa seorang tokoh penting yaitu Dayang Sumbi yang pekerjaannya sehari-hari adalah menenun.

Dan petunjuk satu lagi yang memperkuat soal menenun di Indonesia adalah terdapat relief “wanita sedang menenun” di pahatan umpak batu pada abad 14 di daerah Trowulan (Museum Trowulan. Jawa Timur)

Mengenal Tenun Endek – Sejarah, Keistimewaan, Ragam Motif dan Cara Pembuatan Kain Tenun Khas Bali Yang Syarat Akan Makna Religius

Tenun Endek –Kain Tenun Endek sering dijumpai di Bali dalam bentuk kain panjang, sarung, dan selendang, atau yang sering disebut dengan anteng. Bentuk sarung lazim dipakai oleh para laki-laki. Dengan ciri mempunyai sambungan pada bagian tengah atau sampingnya.

Sedangkan Kain Tenun Endek berbentuk kain panjang dipakai oleh kaum hawa. Dengan ciri mempunyai motif ragam hias ikat yang menghias bagian pinggir kain. Pada bagian tengah kain berwarna polos. Sejalan dengan perkembangannya, ditemukan banyak variasi, seperti ragam hias juga dibuat pada bidang tengah kain selain pada jalur hiasan pinggir.

Pembuatan Tenun Endek merupakan sebuah rangkaian proses kreatif yang memadukan unsur seni, kreativitas, teknik pewarnaan, dan inovasi. Keempat hal tersebut sangatlah penting untuk menghasilkan Kain Tenun Endek yang mempunyai kualitas tinggi.

Fakta Unik Kain Tenun Endek Bali

Mengenal Kain Tenun NTT: Bicara Soal Filosofi dan Makna Dibaliknya

Kain tenun khas Nusa Tenggara Timur bukan semata-mata dinilai sebagai fesyen dan trend semata di tengah zaman modern ini lho Sobat Indahnesia!

Lebih jauh daripada itu, menurut salah satu pengerajin kain tenun dari Molo, Timor Tengah Selatan, mengatakan bahwa kain tenun NTT masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan merupakan bentuk penghormatan terhadap acara-acara sakral, seperti pernikahan, atau bahkan upacara kematian.

Beberapa motif dari kain tenun NTT juga punya makna dan filosofinya tersendiri. Gak sembarangan dibuat atau asal cantik dilihat mata saja!

Selain dari segi motif, masyarakat NTT juga percaya kalau kain tenun merupakan wujud hubungan manusia dengan alam, Sang Pencipta, atau leluhur mereka.

Tiga faktor kepercayaan ini pula yang gak bisa terlepas dari para penenun kain di NTT dan menjadikannya bagian daripada sumber inspirasi mereka.

Jadi, gak semata-mata membeli sebuah kain atau pakaian, ternyata kamu juga bisa mendapati nilai-nilai luhur di dalamnya!

Untuk motif sendiri, masyarakat NTT memang sangat filosofis. Misalnya saja, motif rote pada salah satu kain tenun menandakan pulau paling selatan di Indonesia, yakni Pulau Rote.

Pun soal warna, mereka sangat detail mencermikan sebuah nilai dalam balutan warna-warna di kain tenun Biasanya, warna-warna ini juga ditentukan dari kondisi daerah asal dari para penenun tersebut.

Contoh pengaplikasiannya, misalkan jika kain tenun yang dibuat kebanyakan berwarna hitam dan kecoklatan, maka biasanya itu berasal dari daerah Timor Tengah Utara, dimana daerah ini termasuk ke dalam daerah yang cenderung hangat.

Untuk di Timor Tengah Selatan sendiri, biasanya menggunakan warna-warna yang cenderung cerah. Hal ini juga difaktori oleh kondisi di TTS yang cenderung dingin.


Tags: tenun pertama

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia