... Kerajinan Lukis Kaca Bermotif Mega Mendung: Tutorial DIY & Asal Usul Tradisi Seni Jahit Jarum

Kerajinan Lukis Kaca Bermotif Mega Mendung - Keindahan Budaya DIY dari Daerah

PENGERTIAN LUKISAN KACA

Lukisan kaca adalah hasil karya seni lukis yang dibuat pada media permukaan kaca.

Sekilas pengertian lukisan kaca tersebut terdengar sederhana dan tidak terlalu berbeda dengan lukisan biasanya. Tapi perlu diingat bahwa ketika seni lukis kaca awalnya berkembang tanpa adanya bahan cat yang dapat menempel dengan baik, seperti halnya cat minyak sekarang.

Perbedaan media lukis menyebabkan bahan alami yang diolah menjadi cat pun berbeda dengan media kanvas, begitu pula dengan daya tahan dan warnanya. Cat untuk kaca tentunya berbeda dengan cat untuk teknik lukis dinding.

Perbedaan media lukis tidak hanya berpengaruh pada bahannya, terdapat pula perbedaan teknik pembuatan di daerah yang menekuni seni ini.

Sebagai contoh pengrajin lukisan kaca di daerah Solo melukis pada bagian depan kaca (seperti melukis pada kanvas biasanya). Sementara pelukis kaca Cirebon melukis pada bagian belakang kaca (melukis terbalik).

Teknik melukis terbalik membuat pengerjaan lukisan harus dilakukan secara terbalik. Kanan menjadi kiri dan kiri menjadi kanan. Urutan obyek juga harus diperhatikan dengan seksama. Obyek utama dibuat terlebih dahulu, diwarnai setiap bagiannya, baru kemudian ditimpa dengan pewarnaan latar belakang.

Sejarah [ sunting | sunting sumber ]

Sejarah timbulnya motif megamendung berdasarkan buku dan literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa Tionghoa ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan karena pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan tempat persinggahan para pendatang dari dalam dan luar negeri. Tercatat jelas dalam sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien dari China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan.

Dalam paham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan juga berpengaruh di dunia kesenirupaan Islam pada abad ke-16, yang digunakan kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.

Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya dan tradisi China ke dalam motif batik yang mereka buat, tetapi dengan sentuhan khas Cirebon, jadi ada perbedaan antara motif megamendung dari China dan yang dari Cirebon. Misalnya, pada motif megamendung China, garis awan berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan yang dari Cirebon, garis awan, lancip dan segitiga.

Sejarah batik di Cirebon juga terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Membatik pada awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi di keraton sebagai sumber ekonomi untuk membiayai kelompok tarekat tersebut. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi dan sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4 km dari Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah Bandung. Oleh karena itu, sampai sekarng batik Cirebon identik dengan batik Trusmi.

Batik Megamendung

Batik Megamendung (Hanacaraka: ꦩꦺꦒꦩꦼꦤ꧀ꦢꦸꦁ) merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon [1] dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan mahakarya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.

Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyatakan bahwa:


Tags: kerajinan dari motif

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia