Kerajinan Lukis Kaca Bermotif Mega Mendung - Keindahan Budaya DIY dari Daerah
SEJARAH LUKISAN KACA DAN SENI LUKIS KACA CIREBON
Sejarah lukisan kaca dimulai pada abad ke-14 ketika ditemukannya lempengan kaca. Pada saat yang kurang lebih bersamaan, di wilayah Italia pun ditemukan cara pembuatan cat. Seni lukis pun dieksplorasi dan dari sinilah seni lukis kaca lahir ke dunia.
BACA JUGA Variasi Kaca Jendela (Macam-macam Model, Bentuk & Bahan)Pada abad ke-17, kaca menyebar ke benua Asia lewat Iran, India, China, Jepang dan kemudian Indonesia. Kerajinan lukisan kaca diperkirakan pertama kali memasuki Indonesia melalui pedagang China yang berniaga ke daerah Cirebon.
Cirebon memiliki nilai khusus karena merupakan wilayah yang memiliki pelabuhan di bagian Utara Jawa. Pedagang dari Arab dan China banyak singgah di sana sehingga tempat tersebut memiliki terpaan terhadap budaya luar yang tinggi.
Seni lukisan kaca diperkirakan masuk ke Cirebon saat masa pemerintahan Panembahan Ratu.
Pelukis kaca Cirebon pada zaman dahulu enggan menorehkan nama dan tahun pembuatan lukisannya. Hal ini membuat peneliti kesulitan untuk mengetahui tahun pasti asal lukisan kaca Cirebon.
Seorang peneliti asal Prancis, Jerome Samuel, menuturkan hasil penelitiannya pada tahun 2017 kemarin. Lukisan kaca sebagai seni dekoratif menjadi populer di kalangan masyarakat Jawa pada abad ke-18 dan ke-19.
Salah satu bukti pasti keberadaan kaca di Indonesia adalah dari catatan transaksi VOC. Bukti tersebut berupa adanya catatan impor barang kaca dari Eropa yang tertera pada laporan tahunan VOC di Batavia. Benda-benda kaca tersebut digunakan sebagai hadiah khusus untuk raja dan sultan di Indonesia.
Sejarah dan Makna Mega Mendung
Mega mendung pertama kali diciptakan pada abad ke-16 di Kerajaan Pajajaran, Jawa Barat. Motif ini awalnya digunakan sebagai hiasan pada kain batik dan pakaian para bangsawan. Mega mendung menggambarkan awan hitam yang berjejer dalam pola geometris, menciptakan kesan yang indah dan mistis.
Makna dari motif mega mendung sendiri melambangkan keanggunan, kekuatan, dan keberuntungan. Mega mendung juga sering dihubungkan dengan air dan hujan, yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat agraris di Jawa Barat. Selain itu, motif ini juga melambangkan kesuburan dan harapan akan masa depan yang cerah.
Sejarah Mega Mendung
Sejarah mega mendung ini sangatlah panjang. Motif ini pertama kali digunakan pada abad ke-16 di Kerajaan Pajajaran, Jawa Barat. Pada masa itu, motif mega mendung hanya digunakan oleh para bangsawan sebagai lambang kekuasaan. Lambang ini kemudian dikenal dengan sebutan “Mega Mendung Pajajaran”.
Seiring berjalannya waktu, motif mega mendung mulai populer dan digunakan oleh masyarakat luas di Jawa Barat. Motif ini sering digunakan pada kain batik, pakaian adat, hingga kerajinan tangan seperti lukisan kaca. Hingga saat ini, mega mendung masih menjadi salah satu motif tradisional yang sangat terkenal di Indonesia.
Makna Mendalam Mega Mendung
Mega mendung memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Sunda. Motif ini melambangkan keanggunan dan kekuatan yang dimiliki oleh alam semesta. Dalam kehidupan sehari-hari, mega mendung juga dihubungkan dengan air dan hujan yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat agraris di Jawa Barat. Selain itu, motif ini juga melambangkan kesuburan dan harapan akan masa depan yang cerah.
Baca Juga: 3 Kelengkapan yang Harus Ada dalam Ruang PameranBagi masyarakat Sunda, melihat motif mega mendung juga dapat memberikan rasa kedamaian dan ketenangan. Motif ini mengingatkan mereka akan keindahan alam dan kekuatan yang ada di sekitar mereka. Oleh karena itu, penggunaan motif mega mendung dalam berbagai karya seni seperti lukisan kaca menjadi sangat populer dan dihargai.
Unsur rancangan [ sunting | sunting sumber ]
Motif megamendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi batik. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
Selain itu, warna biru juga disebut-sebut melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang digunakan mulai dari warna biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan.
Dalam perkembangannya, motif megamendung mengalami banyak perkembangan dan dimodifikasi sesuai permintaan pasar. Motif megamendung dikombinasi dengan motif hewan, bunga atau motif lain. Sesungguhnya penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan oleh para pembatik tradisional sejak dulu, namun perkembangannya menjadi sangat pesat dengan adanya campur tangan dari para perancang busana. Selain motif, warna motif megamendung yang awalnya biru dan merah, sekarang berkembang menjadi berbagai macam warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan lain-lain.
Tags: kerajinan dari motif