... Kota Jepara: Pusat Kerajinan & Inspirasi DIY untuk Karya Rajut

Kota Jepara - Surga Kerajinan Tangan dan Inspirasi DIY

Inilah Deretan Daerah Penghasil Kerajinan Kuningan Populer Di Indonesia

Ada beberapa daerah penghasil kerajinan kuningan yang tersebar di Indonesia. Khususnya pecinta seni ini sudah tidak asing dengan beberapa daerah tersebut. Namun, bagi Anda yang awam akan hal tersebut setidaknya harus tahu daerah mana saja di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil kerajinan kuningan.

Sebelum itu, alangkah baiknya jika Anda berkenalan lebih jauh tentang apa itu kuningan. Begitu juga tentang keunggulan dari kuningan dan barang apa saja yang bisa dihasilkan dari jenis logam ini.

Kuningan merupakan jenis logam paduan yang terdiri dari tembaga dan seng, seringkali ditambahkan dengan timah dan nikel untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu. Logam kuningan memiliki warna kuning kecoklatan dan digunakan secara luas dalam pembuatan berbagai produk, termasuk kerajinan, barang seni, peralatan musik, dan hiasan rumah.

Keunggulan kuningan antara lain keuletan, ketahanan terhadap korosi, dan kemampuan untuk diolah dengan mudah, membuatnya populer dalam dunia manufaktur dan kerajinan.

10+ Pilihan Oleh-oleh Jepara yang Bisa Anda Boyong Pulang

Tenun Troso

Oleh-oleh pertama yang bisa Anda pertimbangkan adalah kain tenun khas Jepara, yakni Tenun Troso. Saat Anda berkunjung ke Jepara, maka jangan lupa mampir ke satu daerah bernama Troso.

Di Desa Troso, yang berada di Kecamatan Pecangaan, Anda akan bertemu dengan banyak pengrajin kain tenun yang disebut tenun Troso ini. Cara membuatnya unik, yakni menggunakan teknik tenun gedok yang kemudian berkembang menjadi teknik spesial yang disebut dengan "ngetengplangkan". Ciri khasnya yang begitu kental, cara membuatnya yang sulit, namun indah ketika dilihat menjadikan kain tenun ini memiliki citarasa seni yang tinggi.

Di Desa Troso, Anda bisa mendapatkan sejumlah jenis kain tenun ini dengan harga mulai dari Rp 135.000 sampai Rp 500.000, untuk kain tenun berbahan katun. Ada juga yang berbahan sutra. Harganya cukup tinggi, mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 3.000.000 an.

Kacang Listrik

Terkejut mendengarnya bukan? Kacang listrik tentu menjadi salah satu makanan unik yang bisa Anda dapatkan di Jepara. Sebenarnya, kacang listrik ini adalah kacang yang dibuat dengan oven, alias dipanggang di oven.

Ada yang bilang, awalnya penjual pertama kacang listrik ini berjualan di dekat tiang listrik. Itu mengapa namanya menjadi kacang listrik. Ada juga yang bilang karena kacang itu dipanggang di oven yang menggunakan listrik. Apapun sebabnya, yang terpenting rasanya enak, dan bisa buat Anda ingin makan lagi dan lagi. Harganya cukup terjangkau lagi, Anda bisa membelinya di Pusat Oleh-oleh Khas Kacang Jepara, di Jalan Raya Jepara - Kudus KM 2.5 Jepara.

Carang Madu

Daerah Penghasil Kerajinan Kuningan

Pengrajin kuningan adalah para ahli yang terampil dalam mengolah logam kuningan untuk menciptakan berbagai produk. Mereka menggunakan keahlian tradisional dan teknik modern untuk membuat kerajinan tangan, patung, lampu hias, dan berbagai barang seni lainnya dari logam kuningan.

Adapun beberapa daerah penghasil kerajinan kuningan dan sentra pengrajin kuningan di Indonesia antara lain :

1. Tumang Boyolali, Jawa Tengah

Tumang di Boyolali, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan kuningan di Indonesia. Para pengrajin kuningan Boyolali di Tumang terampil dalam menciptakan produk kuningan dengan desain tradisional yang khas, seperti ukiran dan relief.

Kawasan ini tidak hanya menjadi sentra kerajinan tembaga boyolali, tetapi juga tempat di mana keterampilan dan pengetahuan tentang kerajinan kuningan dijaga dan dilestarikan dengan penuh dedikasi.

2. Kotagede, Yogyakarta

Kota ini memiliki sejarah yang kaya dalam kerajinan kuningan dan memainkan peran penting dalam mempertahankan warisan budaya di bidang ini.

Kotagede di Yogyakarta juga merupakan salah satu daerah terkenal di Indonesia dalam pembuatan kerajinan kuningan. Para pengrajin di Kotagede terampil dalam menciptakan perhiasan dan barang seni dari kuningan, menggabungkan keahlian tradisional dengan desain yang elegan dan khas.

Tentunya kunjungan ke Kotagede dapat memberikan pengalaman mendalam tentang keterampilan dan keindahan kerajinan kuningan Indonesia.

3. Cirebon, Jawa Barat

Sejarah Jepara Dijuluki Kota Ukir Berkelas Dunia

Lantas, bagaimana sejarah jepara dijuluki kota ukir berkelas dunia ?

Mengutip dari laman resmi Indonesia.go.id, sejarah kota Jepara mendapat julukan kota ukir karena dahulu kala Prabangkara, ahli lukis dan ukir itu, dipanggil oleh Raja Brawijaya untuk melukis istrinya dalam keadaan tanpa busana sebagai wujud cinta sang raja. Sebagai pelukis, ia harus melukis melalui imajinasinya tanpa boleh melihat permaisuri dalam keadaan tanpa busana.

Prabangkara melakukan tugasnya dengan sempurna sampai kotoran seekor cicak jatuh mengenai lukisan itu sehingga lukisan permaisuri mempunyai tahi lalat. Raja sangat puas dengan hasil karya Prabangkara namun begitu melihat tahi lalat tersebut, maka marahlah sang raja dan menuduh Prabangkara melihat permaisuri tanpa busana karena lokasi tahi lalatnya persis dengan kenyataannya.

Prabangkara pun dihukum dengan diikat di layang-layang, diterbangkan, dan kemudian jatuh di belakang gunung yang kini bernama Mulyoharjo. Prabangkara kemudian mengajarkan ilmu ukir kepada warga Jepara dan kemahiran ukir warga Jepara bertahan hingga sekarang.

Ukiran Jepara sudah ada sejak zaman pemerintahan Ratu Kalinyamat sekitar tahun 1549. Anak perempuan ratu bernama Retno Kencono mempunyai peranan yang besar bagi perkembangan seni ukir. Di zaman ini kesenian ukir berkembang dengan sangat pesat ditambah dengan adanya seorang menteri bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa dan sangat ahli dalam seni ukir. Sementara daerah belakang Gunung diceritakan terdapat sekelompok pengukir yang bertugas untuk melayani kebutuhan ukir keluarga kerajaan.

Semakin hari kelompok ini berkembang menjadi semakin banyak karena desa-desa tetangga mereka pun ikut belajar mengukir. Namun, sepeninggal Ratu Kalinyamat, perkembangan mereka terhenti dan baru berkembang kemudian di era Kartini, pahlawan wanita yang lahir di Jepara.

Peranan Raden Ajeng Kartini dalam pengembangan seni ukir sangat besar. Ia melihat kehidupan para pengrajin ukir yang tidak beranjak dari kemiskinan dan hal ini sangat mengusik batinnya. Ia kemudian memanggil beberapa pengrajin dari daerah belakang Gunung untuk bersama-sama membuat ukiran seperti peti jahitan, meja kecil, figura, tempat perhiasan, dan barang cinderamata lainnya, yang kemudian dijual oleh Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), sehingga akhirnya diketahuilah kualitas karya seni ukir dari Jepara ini.


Tags: kerajinan sebagai hasil pusat

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia