... Panduan Mesin Tenun AJL: Cara Menggunakannya dan Tips DIY

Mesin Tenun Ajl - Keajaiban di Dunia Kerajinan Tangan dan DIY

Loker Mekanik Mesin AJL di PT Innagroup Textile Manufacture, Dlimas, Ceper, KAB. KLATEN, JAWA TENGAH, Indonesia

Dibutuhkan 4 karyawan untuk mengisi/diperkerjakanpada-> posisi Fungsi Mekanik Mesin AJL pada PT Innagroup Textile Manufacture yang bertempat di daerah Dlimas, Ceper, KAB. KLATEN, JAWA TENGAH, Indonesia

Adapun yang dibutuhkan adalah seorang dengan:

  • Gender Laki – Laki
  • Tamatan SMK
  • Status pernikahan menikah & belum menikah.
  • Umur Pelamar adalah antara 22 s.d. 40 tahun.
  • Fisik Pelamar : Non Disabilitas
  • Skill yang dibutuhkan : Mekanik AJL, Mesin Tenun, Operations

Kualifikasi Pelamar

  • PRIA
  • USIA MINIMAL 22 TAHUN
  • MEMILIKI PENGALAMAN SEBAGAI MEKANIK MESIN TENUN / AJL MINIMAL 1 TAHUN
  • MAMPU MENGOPERASIKAN MESIN AJL

Di industri pertenunan air jet terdapat dua jenis sisir tenun berprofil yang dapat digunakan pada mesin tenun air jet, yaitu sisir tenun berprofil tipe C dan sisir tenun berprofil tipe E . Pada saat mesin tenun menggunakan sisir tenun profil tipe C, terjadi jumlah stop pakan yang cukup tinggi, sehingga tekanan udara dinaikkan agar jumlah stop pakan dapat berkurang. Ketika tekanan udara dinaikkan konsekwensinya konsumsi udara akan bertambah. Untuk mengurangi jumlah stop pakan maka dilakukan percobaan menggunakan sisir tenun profil tipe E.

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua sisir berprofil beda terhadap jumlah weft stop dan konsumsi pemaikan udara pada proses pertenunan. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan tiga tekanan udara yaitu 0,22 Mpa, 0,25 Mpa, dan 0,28 Mpa. Berdasarkan hasil percobaan saat menggunakan sisir tenun profil tipe C dengan tekanan 0,25 Mpa, jumlah weft stop yang terjadi rata-rata sebanyak 50 kali dalam waktu satu shift. Pada saat mesin menggunakan sisir tenun profil tipe E dengan tekanan udara 0,22 Mpa, jumlah weft stop yang terjadi rata-rata sebanyak 44 kali dalam waktu satu shift.

Terjadi penurunan jumlah weft stop saat menggunakan sisir tenun profil tipe E dengan tekanan udara yang lebih rendah. Dari pengamatan bentuk profil kedua sisir tenun, ternyata sisir tenun profil tipe E, jarak semburan antara pusat semburan (lubang sub nozzle) dengan permukaan benang pakan lebih dekat sehingga dengan tekanan udara yang lebih rendah dibanding sisir tenun profil tipe C, akan memberikan kecepatan angin serta gaya dorong yang relatif lebih tinggi terhadap benang pakan. Hal tersebut dapat terjadi karena penyebaran udara pada sisir tenun profil tipe E relatif lebih kecil yang mengakibatkan kecepatan udara dan gaya dorong terhadap benang pakan dapat meningkat.

Full Text:

J. Pranoto, "Implementasi Studi Preventive Maintenance Fasilitas Produksi Dengan Metode Reliability Centered Maintenance Pada Pt. XYZ," 2015.

M. Hasriyono, “EVALUASI EFEKTIVITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ( TPM ),†Skripsi USU, 2009.

I. Nursanti, “Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Pada Mesin Packing Untuk Meningkatkan Nilai Availability Mesin,†pp. 96–102, 2014.

Hermanto, “Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness pada Divisi Painting di PT . AIM,†vol. 17, pp. 97–106, 2016.

H. Suliantoro, N. Susanto, H. Prastawa, I. Sihombing, and M. Anita, “Penerapan Metode Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Dan Fault Tree Analysis ( FTA ) Untuk Mengukur Efektifitas Mesin Reng,†vol. 12, no. 2, pp. 105–118, 2017.

Bernandus Yoseph Bilianto dan Yurida Ekawati, “Pengukuran Efektivitas Mesin Menggunakan Overall Equipment Effectiveness Untuk Dasar Usulan Perbaikan,†Profisiensi, pp. 1–9, 2016.

R. Sasmitha, “Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) Di PT. Indonesia Asahan Alumunium (INALUM),†2015.

M. I. Mustajib, “Sistem Perawatan Terpadu,†Pertama., vol. I, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

M. Muwajih, “Analisa Overall Equipment Effectiveness (OEE) Plan 2A Welding Section Stasiun Rear Frame Assy Dalam Menunjang Kelancaran Poses Produksi (Studi Kasus PT. XYZ Manufature Otomotif),†Univ. Mercu Buana, p. 97, 2015.

Kata Kunci

Adanur, sabit, Handbook of Weaving, Technomic Publishing Company, Pennsylvania, USA, 2001.

Duxbury,et.al., A Study of Some Factors Involved in Pneumatic Weft Propulsion, Journal Textile Institute, 1959.

SHINTANI Ryuji, Air Flow through a Weft Passage of Profile Reed in Air Jet Looms, Journal Textile Engineering, 2001.

William H. Richardson, Reed with Reed Dents having Modified Chin sections, Journal Textile Engineering, 2000.

Abdurrohman, Pemodelan Pergerakan Benang pada saat Peluncuran Pakan pada Mesin Air Jet Loom, Journal Textile Engineering, 2015.

Upama Nasrin Haq Mohammad, A Review on Reduction of Air Consumption in Air Jet Loom, Journal Textile Engineering, 2017.

David Halliday, Robert Resnic. et al, op.cit, Physics for Student of Science and Engineering, 1996.

Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung, 2005.

Egi Andiana, Pengaruh Penggunaan Bentuk Profil Saluran Udara pada Sisir Tenun Terhadap Penggunaan Volume Udara Pada Mesin Tsudakoma Tipe ZAX 9100, LKP dan Skripsi, Teknik Tekstil, STTT, Bandung, 2012

Salama, Mahmoud,, et. Al., Mechanics of A Single Nozzle Air Jet Filling Insertion Part III Volume 57, Textile Research Journal, 1987.

Yoshio Nitta, Profiled Reed Dent with Weft Passage Recess, Journal Textile Engineering, 1991.

Abdul Jabbar, Statistical Model for Predicting Compressed Air Consumption on Air Jet Looms, Journal Textile Engineered Fibers and Fabrics Volume 9, Issue 3, 2014


Tags: mesin tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia