"Mengenal Mesin Tenun Tradisional - Warisan Budaya Tak Tergantikan"
Detail alat tenun ATBM
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) | Ahmad Saifulloh/Shutterstock
Berbeda dengan alat gedog yang sudah ada sejak zaman leluhur, ATBM merupakan alat yang dihadirkan sebagai solusi untuk memenuhi industri tekstil rumahan yang sudah berjalan sebelum Indonesia merdeka.
ATBM sendiri merupakan pengembangan dari alat tenun model TIB, yaitu Textile Inrichting Bandung, sebuah lembaga yang sudah lebih dulu menghadirkan alat tenun dengan sistem yang lebih modern pada tahun 1912.
ATBM pertama kali digunakan di Kabupaten Wajo pada tahun 1950-an, di mana pada awalnya hanya digunakan untuk memproduksi kain sarung Samarinda. Baru pada tahun 1980-an mulai digunakan untuk memproduksi sarung sutra dengan motif balo tettong.
Jika melihat dari segi bagian tentu komponen yang dimiliki dari ATBM lebih kompleks, namun sebenarnya ada beberapa bagian yang memiliki fungsi sama seperti pada alat tenun gedog, hanya saja penamaannya berbeda.
Yang paling mencolok, ATBM memiliki injakan atau pedal berupa dua buah kayu panjang yang terletak di bagian bawah alat tenun, injakan tersebut akan digerakkan dengan kaki dan berfungsi untuk mengatur naik turunnya benang lungsi pada saat melalui proses keluar masuk rangkaian benang pakan dalam proses menenun.
Karena itu selain kain yang diproduksi oleh mesin, sebagian besar kain tenun yang selama ini banyak beredar di pasaran sebenarnya merupakan buatan ATBM, yang harganya terbilang jauh lebih murah dibanding kain hasil alat tenun gedog
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Catatan kaki [ sunting | sunting sumber ]
- ^ ab Rujukan kosong (bantuan)
- ^ Islami, Cantika Nur (2019-07-25). "Mempelajari Perbedaan Alat Tenun Gedog dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)". Indonesian Craft (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-26 . Diakses tanggal 2020-04-01 .
- ^ Ariani, Novi (2020-03-05). "Sejarah Tenun Ikat di Indonesia". Indonesian Handwoven (dalam bahasa Inggris) . Diakses tanggal 2020-07-11 .
- ^"Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)/ Kasuksak – LPK ANUGRAH – PENGRAJIN SONGKET TENUNAN" . Diakses tanggal 2020-04-01 .
Artikel bertopik tekstil ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Mengenal Perbedaan Alat Tenun Gedog dan ATBM
Kain tenun merupakan salah satu dari sekian banyak daftar kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Namun terlepas dari keberadaannya, ada satu hal terkait orisinalitas yang terkadang luput dari pengetahuan banyak orang, yaitu mengenai proses pembuatannnya.
Saat ini, kain tenun yang banyak beredar di pasaran merupakan hasil buatan mesin yang mampu menghasilkan produksi dalam jumlah banyak dalam waktu yang lebih cepat. Tak heran, kain tenun hasil mesin yang selama ini beredar di pasaran memiliki harga jual yang jauh lebih murah.
Namun, kelemahannya adalah kain yang dihasilkan oleh alat ini tentu kurang atau bahkan tidak memiliki nilai filosofi yang mendalam, karena dalam pembuatannya tidak ada proses panjang yang dilakukan oleh para seniman tenun atau penenun yang memahami makna yang terkandung dalam proses pembuatan kain tenun itu sendiri.
Lalu, bagaimana proses pembuatan kain tenun asli yang sebenarnya?
Bicara mengenai hal tersebut, sebenarnya ada dua jenis alat yang sampai saat ini masih sulit dibedakan oleh orang awam, yaitu alat tenun gedog dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Penemuan Alat Tenun Mesin
Alat tenun listrik adalah alat tenun mekanis, dan merupakan salah satu perkembangan utama dalam industrialisasi tenun selama awal Revolusi Industri. Alat tenun listrik pertama dirancang pada tahun 1786 oleh Edmund Cartwright dan pertama kali dibangun pada tahun yang sama.
47 tahun berikutnya, perusahaan Howard dan Bullough menyempurnakan alat tenun inidan membuatnya bekerja secara otomatis sepenuhnya. Perangkat ini dirancang pada tahun 1834 oleh James Bullough dan William Kenworthy, dan diberi nama alat tenun Lancashire.
Pada tahun 1850, ada total sekitar 260.000 operasi alat tenun listrik di Inggris. Dua tahun kemudian muncul alat tenun Northrop yang mengisi ulang shuttle ketika kosong. Alat ini menggantikan alat tenun Lancashire.
Sejarah Penemuan Alat Tenun
Perkembangan pemintalan dan pertenunan dimulai di Mesir kuno sekitar 3400 sebelum Masehi (SM). Alat yang awalnya digunakan untuk menganyam adalah alat tenun. Dari tahun 2600 SM dan seterusnya, sutra dipintal dan ditenun menjadi sutra di Cina. Kemudian pada zaman Romawi, penduduk Eropa berpakaian wol dan linen.
Alat tenun paling awal berasal dari milenium ke-5 SM dan terdiri dari batang atau balok yang dipasang pada tempatnya untuk membentuk bingkai untuk menahan sejumlah benang paralel dalam dua set, bergantian satu sama lain.
Dengan mengangkat satu set benang-benang ini, yang bersama-sama membentuk lungsin, dimungkinkan untuk menjalankan benang silang, benang pakan, atau isian, di antara benang-benang tersebut. Balok kayu yang digunakan untuk membawa benang pengisi melalui lungsin disebut shuttle.
Perkembangan Alat Tenun Dari Masa ke Masa
Manusia mengenal tenun sejak era Paleolitikum. Tenunan rami ditemukan di Fayum, Mesir, berasal dari sekitar 5000 SM. Serat pertama yang populer di Mesir kuno adalah rami, yang digantikan oleh wol sekitar tahun 2000 SM. Pada awal penghitungan waktu tenun dikenal di semua peradaban besar. Alat tenun awal membutuhkan satu atau dua orang untuk mengerjakannya. Alkitab merujuk pada alat tenun dan tenun di banyak tempat.
Pada tahun 700 Masehi, alat tenun horisontal dan vertikal dapat ditemukan di Asia, Afrika dan Eropa. Pada waktu itu juga muncul alat tenun pit-treadle dengan pedal untuk mengoperasikan heddles. Alat tenun semacam itu pertama kali muncul di Suriah, Iran dan bagian Islam di Afrika Timur. Umat Islam diharuskan oleh Islam untuk ditutupi dari leher sampai pergelangan kaki yang meningkatkan permintaan kain.
Di Afrika, orang kaya mengenakan pakaian katun sementara yang miskin harus mengenakan wol. Pada tahun 1177, alat tenun diperbaiki di Spanyol Moor dengan naik lebih tinggi di atas tanah pada kerangka yang lebih kuat. Sekarang tangan penenun bebas untuk mengoper kok, sementara pengoperasian heddles dilakukan oleh kaki. Alat tenun jenis ini menjadi alat tenun standar Eropa.
Tags: mesin tenun tradisional