... Panduan Praktis: Cara Membuat Model Baju Kain Tenun Sulawesi Sendiri

"Koleksi Terbaru Busana Tenun Sulawesi - Inspirasi Fashion Modern!"

Kegunaan Tenun Secara Adat Tradisional

Tenun secara tradisional memiliki berbagai kegunaan yang berbeda-beda tergantung pada budaya dan tradisi masyarakat yang membuatnya. Beberapa kegunaan kain tenun secara tradisional antara lain:

  1. Pakaian : tenun sering menjadi bahan untuk membuat pakaian tradisional seperti sarung, kebaya, atau batik.
  2. Peralatan rumah tangga : menggunakan tenun sebagai alas meja, sarung bantal, atau kain pel.
  3. Seremonial : Sejarah mencatat, sejak dahulu menggunakan tenun dalam upacara atau ritual, baik sebagai pakaian adat atau sebagai bagian dari perlengkapan upacara sudah lazim di nusantara.
  4. Perlengkapan pernikahan : Sangat istimewa manakala menggunakan kain tenun sebagai kain pelaminan atau sebagai hadiah pernikahan.
  5. Dekorasi : Kita dapat menggunakan tenun sebagai hiasan dinding atau sebagai bagian dari dekorasi ruangan.

Selain itu, tenun juga menjadi simbol identitas budaya atau sebagai media untuk menyampaikan cerita atau makna simbolik tertentu. Dalam beberapa budaya, pola dan warna pada wastra tenun memiliki makna khusus yang berkaitan dengan sejarah, mitos, atau kepercayaan masyarakat setempat. Tenun secara tradisional juga memiliki nilai artistik yang tinggi dan sering menjadi objek koleksi atau pameran seni.

Jenis Kain Tenun Indonesia

Jenis kain tenun Indonesia memiliki banyak ragam dan ciri khasnya, di antaranya adalah:

  1. Tenun Ikat : Tenun ikat adalah teknik menenun kain dengan cara mengikatkan benang sebelum diwarnai. Proses ini memungkinkan pembuatan pola-pola tertentu dan warna-warna yang khas.
  2. Tenun Songket : Tenun songket adalah teknik tenun dengan menambahkan benang emas atau perak pada kain. Songket biasanya digunakan pada acara-acara formal seperti pernikahan dan upacara adat.
  3. Tenun Batik : Tenun batik adalah teknik mengecat kain dengan menutupi bagian tertentu dengan lilin sehingga membentuk pola-pola yang diinginkan.
  4. Tenun Troso : Tenun Troso adalah teknik tenun tradisional dari daerah Troso, Jawa Tengah. Ciri khasnya adalah motif hewan atau flora yang tergambarkan pada kain.
  5. Tenun Lurik : Tenun lurik adalah jenis tenun tradisional dari Jawa yang memiliki pola-pola khas dan warna-warna yang cerah.
  6. Tenun Endek : Tenun endek berasal dari Bali dan Lombok. Endek memiliki motif yang rumit dan detail, dan penggunaan biasanya sebagai kain sarung.
  7. Tenun Gringsing : Tenun gringsing berasal dari Bali dan memiliki pola-pola unik yang dibuat dengan teknik khusus. Hanya beberapa orang yang masih bisa membuat tenun gringsing karena tekniknya yang sulit.
  8. Tenun Sutra : Tenun sutra adalah jenis tenun yang proses pembuatannya dengan menggunakan serat sutra yang dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Kain sutra biasanya memiliki tekstur yang lembut dan berkilau.
  9. Tenun Pandai Sikek : Tenun Pandai Sikek adalah teknik tenun tradisional dari Sumatera Barat. Kain Pandai Sikek biasanya menggunakan benang emas dan memiliki motif yang beragam.
  10. Tenun Kain Cual : Tenun kain cual berasal dari Sulawesi Tenggara. Kain cual biasanya digunakan untuk membuat baju adat dan memiliki motif yang unik.

Sagaris Sadara dan Taksuning Wastra

Tak jauh berbeda dari konsep sebelumnya, Andika Kurniawan Pakki, ternyata menampilkan dua karya berkonsep Sagaris Sadara. Ia tetap menggunakan kain lurik dan menambahkan kain endek bermotif seseh.

Berbeda dengan Andika, Desak Ketut Devi Suprapti menyajikan desain berkonsep Taksuning Wastra. Taksu berarti daya, kekuatan, dan kharisma. Sementara wastra artinya kain. Konsep ini terinspirasi dari kekuatan kain tradisional Bali, yaitu kain endek.

Desain ini juga menampilkan unsur rempah-rempah Indonesia yang dituangkan dalam warnanya. Warna yang dipakai yaitu merah, diambil dari warna kayu secang, buah pinang, dan daun sirih. Warna merah melambangkan kekuatan, keberanian. Bahan yang digunakan pada desain ini adalah perpaduan antara endek polosan dengan endek bermotif warna merah.

Baju Adat Sulawesi Utara untuk Anak

Baju adat anak-anak dari Sulawesi Utara merupakan miniatur dari baju adat dewasa. Namun, jika pakaian adat untuk orang dewasa dibuat dari serat alam, maka pakaian untuk anak-anak dibuat dari kain yang lebih modern. Selain itu, aksesoris maupun hiasan pakaiannya juga tidak serumit milik orang dewasa.

Baju adat Sulawesi Utara sekilas tampak memiliki model yang sederhana. Meski demikian, pakaian ini memiliki nilai keunikan yang tinggi jika dilihat dari bahan dasar pembuatnya. Oleh sebab itu, harga pakaian ini cukup mahal. Sehingga, tak heran jika banyak orang lebih memilih untuk memperolehnya dari jasa sewa baju adat daripada membelinya.

Clove wrap with traditional fabric dan Flower bud dry

Konsep clove wrap with traditional fabric untuk fashion perempuan didesain oleh Desak Putu Ratna Dewi. Konsepnya mengacu pada pakaian ready to wear, yang mengambil sumber ide dari rempah-rempah Indonesia berbentuk seperti kuncup bunga, yaitu cengkih (syzygium aromaticum).

Terdapat teknik patchwork di bagian busana atasannya, dan mengambil siluet yang menyerupai cengkih. Warnanya mengikuti warna kuning dengan paduan warna cokelat. Busana atasannya menggunakan model outer tanpa lengan, dan bagian bawahannya menggunakan model celana 7/8 atau di bawah lutut (Jogger).

Terdapat tali yang digunakan untuk mengerutkan lingkar bawah celana dari bahan endek motif dan polos.

Sementara Ni Wayan Kirana Saraswati menampilkan fashion pria memakai konsep F.B.D atau Flower bud dry, yang berarti kuncup bunga kering. Konsep ini terinspirasi dari kuncup bunga kering yang memiliki aroma khusus, yaitu cengkih. Selama ini cengkih banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas.

Busana berkonsep F.B.D ini terdiri dari tiga potongan busana yaitu bagian top, jaket hoodie, dan celana pendek. Bagian top menggunakan kain katun dengan potongan garis leher berbentuk bulat.

Sementara bagian luaran busana menggunakan jaket model hoodie dari kain tenun endek dengan motif tumbuhan yang menyerupai cengkih warna cokelat, kuning, dan hijau. Kain tenun endek itu kemudian dikombinasikan bersama kain katun polos berwarna cokelat, sesuai dengan warna yang dominan pada kain endek.

Senada, celananya menggunakan bahan yang sama dengan bagian top. Hanya saja di bagian pinggangnya memakai pinggir kain tenun endek berwarna hijau.


Tags: tenun baju model lawe

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia