Model Baju Tenun Nagekeo - Inspirasi Terbaru untuk Keterampilan Jahit dan DIY Anda
8 Model Baju Tenun Perempuan Terbaru, Cocok untuk Pesta!
Salah satu kain khas Indonesia yang menarik untuk dijadikan sebagai baju adalah kain tenun. Kain ini dihasilkan dari proses menenun dengan menyilangkan benang yang disusun vertikal dan horizontal secara bergantian.
Para warga lokal banyak memakai kain tenun sebagai pakaian untuk acara adat. Namun, kualitasnya yang sangat bagus dan tampilannya yang indah membuatnya bisa digunakan sebagai model baju tenun perempuan terbaru.
Untuk melihat kreasi model baju tenun yang kekinian, simak selengkapnya berikut ini ya, Bela!
Sejarah Baju Adat Nagekeo
Sejarah baju adat Nagekeo berawal dari pengaruh luar budaya yang datang menciptakan kain tenun dan baju adat Nagekeo. Pengaruh luar tersebut datang dari kegiatan perdagangan dan peradaban Hindu-Budha yang datang dari Sulawesi dan Jawa, serta pengaruh dari luar negeri seperti Portugis dan Belanda.
Cikal bakal dari baju adat Nagekeo yang ada sekarang berkaitan dengan penggunaan kerajaan Flores. Pada masa itu, baju adat hanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan kerajaan Flores. Warga biasa belum memakai baju adat, terlebih lagi baju adat Nagekeo baru muncul pada era awal 1900-an.
Proses perubahan pada baju adat Nagekeo terjadi pada era 1940-an, ketika terjadi banyak perubahan dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Flores. Baju adat Nagekeo mulai dihargai sebagai bagian dari warisan budaya Nagekeo.
Baju adat Nagekeo juga mengalami prose perubahan terutama pada bentuk, motif dan warna pada era 1970-an. Perubahan tersebut terjadi sebagai pengaruh adat yang datang dari Flores bagian barat, yaitu Manggarai dan Ende. Perubahan tersebut terus berkembang hingga saat ini dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada.
4. Atasan Tenun Pabintik
Atasan dengan tenun Pabintik memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi gaya sehari-hari dengan sentuhan etnik yang khas. Sangat cocok dipadukan dengan celana jeans, rok, atau celana kulot, sehingga menjadi pilihan yang fleksibel untuk berbagai acara.
Atasan tenun Pabintik menawarkan berbagai model, seperti blouse, tunik, atau crop top, yang dapat menambah variasi dalam tampilan ZALORAns.
Tips Aksesoris untuk Model Baju Toraja Tenun Pabintik
Dalam melengkapi tampilan baju tenun Pabintik, mereka yang mengenakannya dapat menyesuaikan aksesori dan sepatu yang dikenakan. Beberapa tips yang bisa dicoba:
- Pilih aksesori dengan batas minimum: Meminimalisasi aksesori agar fokusnya tetap pada motif tenun Pabintik. Warna yang netral atau senada bisa menjadi pilihan yang tepat.
- Sepatu netral: Sepatu dengan warna netral atau senada dengan motif tenun akan menambahkan keharmonisan dalam tampilan. Sepatu hak mempertegas kesan formal, sedangkan sepatu datar menambah keanggunan dalam acara santai.
- Simbol etnik-modern lainnya: Selain tenun Pabintik, ZALORAns juga bisa mengeksplorasi aksesori lain yang menjadi simbol etnik-modern untuk melengkapi tampilan ZALORAns.
Dengan menyematkan tenun Pabintik dalam model baju pakaian, kita juga turut melestarikan warisan budaya Toraja. Selamat mengeksplorasi gaya busana unik dengan tenun Pabintik, ZALORAns!
Dapatkan berbagai produk fashion dari brand-brand ternama hanya di ZALORA. Jangan lewatkan potongan harga yang sudah menantimu!
Penulis: Audrylea Reika
Inilah 7 kain tenun khas Flores
Lantas apa sajakah itu? Berikut ini adalah 7 kain tenun khas Flores yang menampilkan keindahan seni anyaman yang mendalam adalah sebagai berikut.
Kain songke merupakan kain tenun khas masyarakat Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores Nusa Tenggara Timur.
Kain songke ini menjadi kain yang wajib dikenakan pada setiap acara-acara adat. Kain Tenun Songke adalah jenis kain tenun yang dihiasi dengan benang emas atau perak.
Kain Songke Flores ditenun dengan teknik yang rumit, dan benang emas atau perak yang ditenun di dalam kain memberikan kilau yang indah.
Motif pada Songket Flores sering kali terinspirasi oleh alam, seperti bunga, burung, atau binatang. Kain ini sering digunakan untuk acara-acara khusus, seperti upacara adat atau pernikahan.
Kain Songke memiliki warna dasar hitam dengan berbagai jenis motif. Setiap motif yang digunakan pada Kain Tenun Songke memiliki maknanya tersendiri.
Salah satunya adalah motif Sui yakni berupa garis-garis yang seolah memberi batas antara satu motif dengan motif yang lain.
Pada Motif Sui ini menggambarkan kehidupan masyarakat Manggarai yang dibatasi oleh peraturan adat yang tidak boleh dilanggar.
Lalu ada juga Motif Jok yakni sebuah motif menyerupai bentuk rumah adat gendang yangatapnva berbentuk kerucut dan model-model “lodoklangang” kebun komunal (bagian dalamlingko).
Biasanya Motif ini melambangkan persatuan, baik persatuan menuju Allah, maupun persatuan dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitar.
Tenun Ikat Nagekeo
Nagekeo adalah salah satu suku di Flores yang juga memiliki tradisi tenun ikat yang indah dengan motifnya.
Kain tenun ikat Nagekeo ditenun dengan benang-benang alami yang diperoleh dari tumbuhan lokal.
Adapun Pola-pola pada kain tenun ini mencerminkan cerita dan simbolisme budaya Nagekeo.
Kain tenun Nagekeo juga dikenal dengan warna-warna alaminya yang lembut dan nuansa yang tenang.
Kain tenun khas Flores merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Melalui kain tenun, masyarakat Flores menjaga identitas budaya mereka dan memperkuat ikatan sosial dalam komunitas mereka.
Kain-kain tenun ini bukan hanya sebagai pakaian, tetapi juga sebagai pernyataan keindahan seni dan kebanggaan akan tradisi mereka.
Bagi para pecinta seni dan budaya, mengenal dan mengapresiasi kain tenun khas Flores adalah cara yang baik untuk mendukung warisan budaya Indonesia.
Setiap potongan kain tenun memiliki cerita yang unik, dan memiliki kain tenun khas Flores adalah memiliki potongan kekayaan budaya yang luar biasa.
Tags: tenun baju model nagekeo