... Panduan Lengkap tentang Motif Sulam Pita: Ide Kreatif untuk Karya Sulaman DIY!

Keindahan Motif Sulam Pita dalam Seni Jahit dan DIY

10.21831/teknik busana.v7i2.10566

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan, meningkatkan, dan membuktikan media flip chart
mampu meningkatkan kompetensi praktik sulam pita pada siswa tunagrahita ringan di SLB G Daya
Ananda Yogyakarta. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa
tunagrahita ringan SLB G Daya Ananda Yogyakarta sebanyak 2 siswa. Metode pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dan tes unjuk kerja. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media flip chart dapat
membantu subjek lebih konsentrasi pada materi yang diajarkan, mampu dan mau mengutip motif, mampu
menyelesaikan tepat waktu, ukuran motif sesuai desain, motivasi belajar besar, (2) kompetensi praktik
sulam pita siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata pada pra siklus sebesar 51,14, meningkat sebesar
sebesar 67,05 pada siklus I , dan pada siklus II meningkat kembali sebesar 75,57, dan (3) hal ini
membuktikan bahwa media flip chart terbukti dapat meningkatkan kompetensi praktik sulam pita pada
siswa tunagrahita ringan di SLB G Daya Ananda Yogyakarta.

Kata Kunci: flip chart, kompetensi praktik sulam pita, siswa tunagrahita ringan

ABSTRACT
This study aims to apply, improve, and prove the media flip chart is able to improve the
competence of ribbon embroidery practice in light tunagrahita students in SLB G Daya Ananda
Yogyakarta. This research is a Classroom Action Research. The subjects of the study were light tunagrah
students of SLB G Daya Ananda Yogyakarta as many as 2 students. Methods of data collection using
observation, interviews, and performance tests. Data analysis technique using quantitative descriptive
analysis. The results showed that (1) the use of flip chart media can help the subject more concentration
on the taught material, able and willing to trace the motif, able to finish on time, the size of the motif
according to the design, the motivation to learn big, (2) the competence of the ribbon embroidery
practice of students has increased the average value on pre-action by 51, 14, in cycle I of 67,05, and in
cycle II of 75,57, and (3) the use of flip chart media proved to improve the competence of ribbon
embroidery practice in light tunagrahita students in SLB G Daya Ananda Yogyakarta.

Pengerjaan [ sunting | sunting sumber ]

Pekerjaan membuat sulaman melalui beberapa tahap yakni membuat pola, memindahkan pola, memasang kain pada pamedangan, membuat sulaman, membuat renda, dan memasang renda. Setiap tahap dikerjakan oleh masing-masing orang karena orang yang ahli membuat sulaman kadang kurang mahir membuat renda. Oleh karena itu, pengerjaan sulam jarang sekali yang dilakukan oleh satu orang saja. Untuk selendang, pengerjaannya bisa melibatkan dua atau tiga orang. [24]

Pola dibuat di atas karton manila atau kertas minyak menggunakan pensil atau pena. Biasanya, karton manila lebih sering digunakan karena karena dapat digunakan berulang-ulang dibandingkan kertas minyak. Ukuran kertas yang digunakan untuk pola yakni mengikuti ukuran kain untuk memudahkan proses pemindahan pola ke dasar kain. Namun, secara umum, pola yang dibuat hanya untuk setengah kain. Jika kain yang akan disulam berukuran 200 x 60 cm, berarti ukuran pola dibuat yakni sepanjang 100 x 60 cm dan yang setengahnya lagi dijiplak dari pola yang sudah jadi. Lamanya proses pembuatan pola bergantung pada kepiawaian perancang pola. [25] [26]

Sulaman Koto Gadang

Sulaman Koto Gadang adalah teknik kerajinan tangan menghias kain dengan benang yang dikerjakan secara tradisional oleh masyarakat Koto Gadang, salah satu nagari di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sulaman ini dihasilkan dari pengetahuan masyarakat Koto Gadang dalam membentuk jalinan benang di atas kain yang diwariskan secara turun-temurun. Pengerjaannya sama sekali tidak menggunakan teknologi mesin, melainkan menggunakan peralatan sederhana dan bergantung pada keterampilan tangan. [1]

Di antara teknik sulaman Koto Gadang yang masih digunakan saat ini yakni teknik sulaman "suji caia" dan "kapalo samek". Sulam suji caia menampilkan permainan gradasi warna benang yang saling menyatu (bahasa Minang: caia, artinya cair) sehingga menghasilkan bentuk bunga yang tampak hidup. [4] Adapun sulam kapalo samek (dari bahasa Minang, artinya kepala peniti) karena dalam pembuatannya benang dikait dan ditarik sampai ujung peniti sehingga menghasilkan bentuk bulat di atas kain. [5]

Pengetahuan dan keterampilan membuat sulaman Koto Gadang diwariskan secara turun-temurun, umumnya dari ibu ke anak perempuan. Saat ini, masih banyak ditemukan perempuan Koto Gadang yang menekuni sulaman dan bahkan menjadikannya sebagai mata pencaharian tambahan. Kekhasan sulaman Koto Gadang terletak dari proses pembuatan, motif, dan detail pengerjaan. Oleh karena itu, sulaman ini memiliki nilai jual yang relatif tinggi, hingga mencapai jutaan rupiah per helainya. [6] [7] Namun, rumitnya pengerjaan membuat sulaman Koto Gadang bisa membutuhkan waktu penyelesaian hingga dua bulan. [8]


Tags: sulam motif

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia