Mengungkap Kecantikan "Motif Sulam Usus" dalam Kerajinan Tangan dan DIY
Cara Mencuci Tapis Lampung
Kain tapis memang sebaiknya dicuci dengan teknik tanpa air/kering (dry clean), namun bila ingin mencuci dengan memakai air, berikut beberapa cara mencuci dan merawat kain tapis Lampung yang dihimpun Hypeabis.id.
1. Jangan mencuci kain tapis dengan mesin cuci dan tidak menggunakan sabun atau deterjen. Agar tidak terkena keringat atau cairan lain, berikan kain pelapis dibalik kain. Sehingga kain tapis tidak langsung bersentuhan dengan badan.
2. Jika memiliki lebih dari satu kain tapis Lampung yang ingin dicuci, jangan melakukannya bersamaan dan harus satu persatu. Perlu diketahui bekas air cucian satu kain tidak boleh dipakai untuk mencuci kain lainnya. Selainnya itu jangan merendamnya terlalu lama cukup dicelup dan diangkat beberapa kali.
3. Jangan menjemur kain tapis di tempat yang terkena langsung sinar matahari.karena bisa mengakibatkan warna dan kilau kain pudar.
4. Untuk menyimpan kain tapis dan selendangnya, gulung kain dengan meletakkan bagian dalam berada di luar dengan menggunakan pipa kayu atau paralon. Masukkan ke dalam kotak dan tambahkan rempah-rempah yang mengusir ngengat.
Sulam jelujur
Sulam jelujur, Pesawaran Lampung (Instagram.com/sakura_art)
Sulam jelujur ialah teknik sulaman pada kain tenunan khas Kabupaten Pesawaran. Sulaiman ini memiliki bagian dari sebuah peristiwa sejarah transmigrasi pertama di Indonesia pada 1905 di kabupaten memiliki motto Andan Jejama.
Kain tenun hasil teknik sulam jelujur mempunyai membentuk keragaman motif dan gambaran peristiwa yang terjadi pada sejarah transmigrasi kala itu. Berjalannya waktu, teknik sulam jelujur kini mampu menghasilkan beragama produk fashion, hingga pajangan keperluan interior.
Perlu kamu ketahui juga, kerajinan hasil teknik sulam jelujur pernah tampil New York Indonesia Fashion Week mampu menarik banyak perhatian publik pada Februari 2023 kemarin.
Intip Pembuatan Sulam Usus Khas Lampung, Terkenal hingga Mancanegara
IDN Times/Silviana
Bandar Lampung, IDN Times - Lampung memiliki beragam kerajinan tangan menarik dan memiliki nilai jual tinggi. Salah satunya adalah sulam usus berasal dari Kabupaten Tulang Bawang.
Menurut salah satu pemilik galery sulam usus Lampung, Siti Rahayu, kerajinan sulam usus menjadi aset berharga memperkenalkan Provinsi Lampung ke luar daerah bahkan negara tetangga.
Sejak 1998, pemilik Rahayu Gallery di Jalan Soekarno Hatta Nomor 3, Bandar Lampung ini sudah puluhan kali melakukan pameran di seluruh Indonesia dan beberapa negara tetangga.
"Tahun 2005 saya sudah pameran di Timur Tengah, Brunai, Singapore dan Batam puluhan kali. Ke Malaysia beberapa kali. Lumayan orang langsung beli," ceritanya kepada IDN Times, Sabtu (22/5/2021).
Menurutnya antusias masyarakat di luar negeri cukup tinggi saat melihat kerajinan tangan sulam usus. Mereka terlihat keheranan dan langsung mencoba serta membelinya.
Lalu seperti apa ya proses pembuatan sulam usus sendiri? Simak selengkapnya di bawah ini.
Kain Tapis
Wastra cantik ini dikenal dengan nama kain sulam Tapis Lampung. Selain kekayaan berupa sulaman buatan tangan dari benang emas, kain ini juga memiliki ragam hias dan motif yang sangat menarik dan berkarakter.
Tapis atau dikenal juga dengan nama cucuk adalah busana wanita berbentuk kain sarung. Kain ini terbuat dari hasil tenun benang kapas beragam motif seperti alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan perak. Wastra khas Lampung ini sangat lekat dengan bahan-bahan alami yang diolah sendiri oleh para perajin.
Pengolahannya menggunakan sistem ikat, dan membutuhkan banyak bahan baku yang keseluruhannya diolah dari alam. Sebut saja misalnya, benang sulam tapis terbuat dari kapas. Sarang lebah digunakan untuk merenggangkan benang. Sedang sekar serai wangi sebagai pengawet benangnya.
Soal warna pun, kain tapis Lampung juga menggunakan bahan alami. Untuk menjaga warna kain agar tidak luntur, pada awalnya menggunakan daun sirih. Untuk mewarnai kain juga memanfaatkan material alam, misalnya buah pinang muda, daun pacar, dan kulit kayu kejal digunakan sebagai pewarna merah. Kulit kayu salam dan kulit kayu rambutan sebagai pewarna hitam. Kulit kayu mahoni atau kulit kayu durian untu pewarna cokelat. Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru, kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.
Kini, seiring berkembangnya jaman bahan baku kain tapis dari alam sudah jarang digunakan lagi. Namun, saat ini ada bahan-bahan lain yang mudah dijumpai di pasaran sebagai pengganti untuk dapat dipakai memproduksi kain tapis dalam jumlah yang lebih banyak.
Mengenal Teknik Sulam Khas Lampung, Ada Gambarkan Sejarah Transmigrasi
Hasil teknik sulam usus khas Lampung. (Pemkot Metro).
Bandar Lampung, IDN Times - Kain tapis, kain sulam usus, hingga kain celugam. Yaps, ini adalah aneka kain khas milik Lampung terkenal sebagai salah satu kain tradisional khas Indonesia punya corak menawan.
Kain-kain itu dihasilkan dengan teknik sulaman khusus lho. Setidaknya ada 3 jenis teknis teknik sulam khas Provinsi Lampung mulai dari sulam usus, sulam maduaro, dan sulam jelujur.
Apa saja sih yang dihasilkan dari teknik-teknik sulam khas Provinsi Lampung ini? Bagaimana hasil keindahannya? Simak ya guys.
Tags: sulam motif usus