...
Atas permintaan Sukarno kepada Shimizu, kepala barisan propaganda Jepang Sendenbu , Chaerul Basri diperintahkan mengambil kain dari gudang di Jalan Pintu Air untuk diantarkan ke Jalan Pegangsaan Nomor 56 Jakarta.
Sejak menikah, Fatmawati pindah dan menetap di Jakarta untuk mendampingi Soekarno dan akhirnya, keduanya ini dikarunia 5 orang anak, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Ia pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tingkat II, Hollandsch Inlandsche School HIS , kemudian bermukim di Palembang, dan akhirnya tinggal di Curup, sebuah kota yang berada di antara Lubuk Linggau dan Bengkulu.
Bendera merah putih dikibarkan setiap hari di tempat-tempat khusus, seperti di depan kantor-kantor pemerintahan, sekolah, di batas-batas terluar wilayah Indonesia, dan lainnya, selain saat memperingati hari-hari nasional.
Bendera merah putih dikibarkan setiap hari di tempat-tempat khusus, seperti di depan kantor-kantor pemerintahan, sekolah, di batas-batas terluar wilayah Indonesia, dan lainnya, selain saat memperingati hari-hari nasional, termasuk juga ketika HUT Kemerdekaan RI.
Pada tanggal 1 Juni 1943, Fatmawati menikah dengan Sukarno dan dikaruniai 5 putra-putri yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Sebagai seorang Ibu Negara, Ibu Fatmawati kerap mendampingi Bung Karno dalam kunjungan ke berbagai wilayah Republik Indonesia untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap Belanda dan mengikuti kunjungan Presiden Soekarno ke berbagai Negara sahabat.
Ia pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tingkat II, Hollandsch Inlandsche School HIS , kemudian bermukim di Palembang, dan akhirnya tinggal di Curup, sebuah kota yang berada di antara Lubuk Linggau dan Bengkulu.
Dalam buku Mengenal Indonesia Aku Cinta Indonesia, Tak Kenal Maka Tak Sayang 2019 30 , Boli Sabon Max mengungkapkan, bendera merah putih merupakan lambang semangat perjuangan Indonesia untuk dapat terlepas dari penjajahan Belanda.
Ia pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tingkat II, Hollandsch Inlandsche School HIS , kemudian bermukim di Palembang, dan akhirnya tinggal di Curup, sebuah kota yang berada di antara Lubuk Linggau dan Bengkulu.