Tari Tenun - Kecantikan & Kebudayaan dalam Karya Rajutan Tradisional Indonesia
6 Jenis Unsur Ruang Tari Tenun Songket dari Sumatera Selatan
Tari Tenun Songket atau dikenal dengan Tari Rampak Kipas Songket Brada merupakan salah satu tarian tradisional Indonesia yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan. Sesuai dengan namanya tarian ini menceritakan tentang salah satu keseharian perempuan-perempuan Sumatera Selatan tentang menenun.
Dimana sesuai dengan maksud dari tariannya gerakan tangan ini menggambarkan antusiasme para gadis Sumsel (Sumatera Selatan) dalam menenun kain songket. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pementasan tarian ini adalah unsur ruangnya.
Dengan pembawaan tari yang dibawakan penuh dengan energi dan kegembiaraan berikut adalah unsur ruang yang perlu diperhatikan dalam Tari Tenun Songket.

Busana Tari Tenun
Hal yang tidak kalah penting dari pertunjukan tari tenun yaitu busana yang dikenakan oleh penarinya.
Bagian kepala dari penari memakai lelunakan, bunga sandat sebanyak tiga buah, kembang goyang, bunga kamboja serta bunga semanggi.
Untuk pakaian yang dipakai berupa tapih, kamen, serta selendang yang dililitkan di dada ditambah dengan stagen prada.
Potret Busana yang dikenakan Penari Tari Tenun – Foto: sejarahtaribali.blogspot.com
Alat musik juga menjadi salah satu komponen penting. Tanpa adanya musik, pertunjukan tari akan terasa kurang lengkap.
Alat musik yang digunakan di tari tenun juga banyak macamnya, antara lain beberapa gender, ceng-ceng, kendang, riong, kempur, kempluk, dan suling.
Musik pengiring dari tenun ini sering disebut dengan gamelang Kong Kebyar. Dari sejarah dan asal-usul tari tenun di atas, memang membuktikan jika Tari Tenun pantas untuk tetap dilestarikan.
Keunikan Tari Tenun yang mencoba mengangkat kegiatan dari masyarakat sekitarnya juga patut untuk diapresiasi.
Akan tetapi, selain tari tenun, Bali juga masih memiliki banyak kesenian tradisional yang cukup memukau.
Kekayaan kesenian tradisional ini membuat Bali semakin menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan dalam negeri.
Baca Juga:

Sejarah Tari Tenun
Pementasan Tari Tenun. Foto: flickr.com
Pada zaman dulu, masyarakat Bali, terutama kaum perempuan masih aktif mengerjakan kerajinan tenun.
Akan tetapi, di beberapa daerah seperti Karangasem, Klungkung, dan Sidamen, masih banyak pengrajin tenun yang aktif bekerja sampai saat ini.
Para pengrajin tenun umumnya didominasi oleh kaum perempuan.
Lalu Gerakan yang mereka lakukan saat menenun memang sangat menarik untuk disaksikan. Hal inilah yang menginspirasi tercipatnya tari tenun.
Dari Tari Tenun pula, tergambar bahwa Bali merupakan daerah provinsi yang memiliki kebudayaan yang berorientasi pada masyarakat.

DISKUSI
Ulos Bolean Na.
Ulos Bolean Na Margatip merupakan ulos (kain wastra) yang digunakan pada saat acara berduka akan kematian atau musibah yang melanda. Ulos ini digunak.
Sangsang Horbo
Dalam pesta Batak, sangsang merupakan salah satu makanan yang biasa dihidangkan untuk para tamu, dan biasanya menggunakan daging babi. Namun ketika T.
Indahan Songko
Pada saat Tim Ekspedisi Batakologi menghadiri Acara Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak di Samosir, terdapat salah satu hidangan yang disajikan pad.
Ihan Batak Nani.
Naniura adalah makanan khas Batak yang bahan utamanya adalah ikan. Keunikan dari naniura adalah daging ikan yang tidak dimasak menggunakan panas, tet.
Pasahat Ulian
Pasahat Ulian merupakan salah satu dari beberapa rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak, dimana acara ini be.

Tags: dari tenun