... Tari Tenun Songket: Seni Sulaman Jarum Tradisional Indonesia

Tari Tenun Songket - Karya Seni Jarum yang Memukau dalam Dunia Kerajinan dan DIY

Kain songket adalah kain tradisional yang ditempa dengan tangan menggunakan berbagai macam benang seperti benang emas, perak, sutera berwarna, benang sulam, benang katun berwarna, dll.

Proses penenunan dilakukan menggunakan alat panta yang terbuat dari kayu. Benang tambahan yang digunakan untuk menghias permukaan kain dikenal sebagai “songket” karena diproses dengan cara menyungkit benang dasar dalam membuat motif. Daerah Pandai Sikek dan Silungkang di Sumatra Barat terkenal sebagai produsen songket berkualitas.

Kain songket adalah bahan tenunan tradisional yang memerlukan benang emas asli. Biasanya digunakan sebagai pakaian oleh keluarga kerajaan seperti sultan, pangeran, dan bangsawan.

Motif atau ragam hias pada songket Minangkabau tidak hanya sekedar tampilan estetika. Motif pada songket memiliki makna dan tradisi tersendiri yang menjadi ciri khas budaya wilayah asal kain tersebut.

Motif-motif tersebut biasanya berupa bentuk-bentuk geometri, bentuk-bentuk tumbuhan, dan salur-salur, menunjukkan pentingnya alam bagi keberlangsungan hidup manusia. Ada juga motif-motif yang terinspirasi dari makanan khas Melayu, seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang diyakini merupakan makanan favorit raja.

Kain songket memiliki berbagai motif tradisional yang menjadi ciri khas budaya daerah penghasil kerajinan ini. Beberapa contohnya adalah motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak, Silala Rabah, dan Simasam yang terkait dengan songket Pandai Sikek, Minangkabau.

Sementara 49 motif lain belum terdaftar, termasuk motif Berante Berakam pada seragam resmi Sriwijaya Football Club, Songket Lepus Bintang Berakam, Nago Besaung, Limar Tigo Negeri Tabur Intan, Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh, Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah motif lain.

7 Tarian Sumatra Selatan dengan Ciri Khasnya

Tarian Sumatra Selatan tersebar diberbagai daerah kabupaten dan kota. Masing-masing tarian memiliki ciri khas dan bentuknya yang berbeda-beda juga unik. Sejalan dengan perkembangan nila dan budaya di Pulau Sumatra, semakin banyak jenis dan warisan budaya tari yang terus coba dilestarikan baik oleh masyarakat maupun pemerintah provinsi dan daerah.

Tarian-tarian tersebut ada yang mengalami pergeseran baik secara fungsi, bentuk, warna, bahkan nilai. Akan tetapi, tidak sedikit juga dari tarian-tarian tersebut yang berhasil berkembang dan dipertahankan sampai sekarang.

Sejarah Kain Songket

Secara historis, penenunan kain Songket dikaitkan dengan wilayah dan budaya Palembang dan Minangkabau yang berasal dari pulau Sumatera. Menurut Hikayat Palembang, asal mula Songket bermula dari kemahkotaan Sriwijaya. Bahan utama dari pembuatan kain songket biasanya adalah seperti sutra dan umumnya diproduksi oleh petani ulat sutra lokal.

Namun, untuk menghasilkan kualitas Songket yang lebih baik, masyarakat lokal juga mengekspor bahan sutra dari Tiongkok. Sementara itu, benang emas biasanya diproduksi oleh masyarakat setempat dengan memproses emas yang diambil dari beberapa daerah di pulau Sumatra.

Songket ditempa pada mesin tenun bingkai dan pola-pola rumit dibuat dengan menambahkan benang emas atau perak dengan menggunakan jarum.

Kain songket berasal dari Palembang dan menyebar ke wilayah yang dikuasai Sriwijaya, seperti Sumatra, Kepulauan Riau, Kalimantan, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, dan sebagian Jawa. Ada dua versi cerita tentang asal muasal teknik menenun kain songket.

Menurut tradisi Kelantan, teknik ini berasal dari Chaiya, Thailand, yang merupakan bagian dari Sriwijaya, dan berkembang ke selatan hingga sampai ke Kelantan dan Terengganu pada abad ke-16.

Namun, menurut penenun Terengganu, teknik menenun ini pertama kali dikenalkan oleh pedagang Minangkabau, Palembang, dan India yang berlayar dari Palembang sejak zaman kejayaan Sriwijaya.

Menurut tradisi Indonesia, kain songket yang berlapis-lapis emas sering dikaitkan dengan kejayaan Sriwijaya, sebuah kerajaan perdagangan maritim yang makmur dan kaya yang berdiri pada abad 7 hingga 14 di Sumatra.

Hingga saat ini, tradisi songket tetap terjaga dan terpelihara dengan baik di Palembang, yang dikenal sebagai pusat produksi kain songket terkenal di Indonesia. Songket adalah kain mewah yang aslinya membutuhkan benang emas asli yang ditenun tangan menjadi kain yang indah.

Secara sejarah, tambang emas di Sumatera terdapat di Sumatra Selatan dan bagian dalam dataran tinggi Minangkabau. Ditemukannya benang emas di situs bekas Sriwijaya di Sumatra, bersama dengan batu merah delima yang belum dipoles, dan potongan lempeng emas, menunjukkan bahwa tenun lokal sudah menggunakan benang emas sejak abad ke-6 hingga ke-7 Masehi di Sumatra.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia