... 10 Desain Tenun Songket Palembang yang Menginspirasi untuk Proyek Kerajinan DIY

Keindahan Tenun Songket Palembang - Seni Sulaman dan Karya DIY

Sejarah [ sunting | sunting sumber ]

Menurut cerita lisan yang berkembang di masyarakat Palembang, awal mula kain songket berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan timur tengah membawa emas sehingga terciptalah kain songket yang berlapis emas di tangan penduduk asli Melayu di Palembang. Keberadaan tradisi kain songket di Indonesia juga kerap dikaitkan dengan masa kemakmuran dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada abad ke-7- ke 13.

Songket Palembang dikenal dengan berbagai jenis dan fungsi yang ditampilkan dalam ragam motif dan ragam penggunaan benang. Motif yang tergambar dalam kain songket memiliki makna kehidupan dari masyarakat Palembang. Adapun ragam dan jenis Songket Palembang antara lain: [4]

  1. Songket Lepus. Songket ini dikenal sebagai songket pertama yang ada di Palembang. Makna harfiah dari lepus ialah menutupi sehingga Songket Lepus berarti kain songket yang tertutupi oleh anyaman benang emas. Hampir seluruh kain Songket Lepus tertutupi oleh benang emas. Songket Lepus dibagi menjadi tiga, dasar pembedaan ini bergantung pada motif dan benang yang digunakan: Lepus Berekam, Lepus Berantai, dan Lepus Penuh.
  2. Songket Tabur. Sesuai dengan namannya, songket ini dikenal dengan motif tabur yang memiliki ciri bertaburan, menyebar, dan motif dengan bentuk kecil-kecil seperti bunga dan bintang. Dikena tiga jenis yang tergolong dalam songket tabur yaitu: Songket Tawur Lintang, Songket Tawur Nampan Perak, dan Songket Tawur Tampak Magis.
  3. Songket Bunga. Terdapat dua jenis songket bunga yaitu Songket Bunga Emas dan Songket Bunga Pacik. Kedua jenis songket ini dibedakan atas penggunaan jenis benang. Songket Bunga Emas banyak digunakan oleh penduduk berketurunan Tionghoa sedangkan Songket Bunga Pacik dibuat menggunakan benang kapas putih yang banyak digunakan oleh penduduk berketurunan Arab.
  4. Songket Limar. Songket ini dikenal dengan jenis songket warna-warni, merujuk pada kata limar yang memiliki makna etimologis warna-warni. Untuk menghasilkan benang yang berwarna-warni, harus dilakukan pencelupan. Motif songket ini juga biasanya digabungkan dengan benang emas.
  5. Songket Tretes. Songket ini hanya memiliki motif di bagian ujung-ujung kain sedangkan pada bagian tengah dibiarkan kosong tanpa motif. Ada juga kreasi Songket Tretes yang mengisi area kosong ditengah kai dengan sejenis motif tabur.
  6. Songket Rumpak. Songket ini merupakan bagian dari pakaian pengantin laki-laki Palembang. Motif Songket Rumpak ini hampir sama dengan Songket Tretes, akan tetapi kain yang digunakan sudah memilik dasar motif berbentuk kotak-kotak seperti kain sarung.

Kerajinan tenun songket merupakan salah satu ciri khas di Desa Tanjung Laut, Sumatera Selatan. Para pengrajin tenun songket umumnya adalah perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Meski masih dikerjakan secara tradisional, namun motif pada songket makin mengalami perkembangan. Tidak sedikit orang yang menyadari bahwa kerajinan tenun songket potensial dalam memajukan perekonomian masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana dampak kerajinan tenun songket bagi kehidupan perekonomian masyarakat Desa Tanjung Laut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode Sejarah. Hasil penelitian didapatkan bahwa latar belakang munculnya tenun songket ini diawali dengan kurangnya minat pada kain gebeng, sehingga berkembang menjadi tenun songket yang diperoleh ilmunya dari Palembang. Kerajinan tenun songket mengalami perkembangan dalam hal motif dan bahan kain. Kerajinan tenun songket dilestarikan dengan cara mengajarkan ke generasi muda setempat dan melakukan promosi. Dampak kerajinan tenun songket bagi masyarakat di Desa Tanjung Laut ini meliputi tiga hal yaitu ekonomi, sosial dan budaya, namun dampak bagi perekonomian masyarakat cukup mendominasi.

Sejarah Kain Songket Palembang

Sejarah kain songket tidak terlepas dari legenda kerajaan Sriwijaya. Pada jaman kerajaan Sriwijaya meninggalkan sebuah warisan yaitu kain tenun yang biasa disebut songket. Kain songket merupakan kain khas dari masyarakat daerah Sumatra Selatan.

Bukti dari kain songket sudah ada sejak jaman kerajaan sriwijaya yaitu adanya arca yang menggunakan kain songket. Menurut sebagian masyarakat Sumatra, kain songket ini dipengaruhi oleh perdagangan tiongkok yang membawa benang sutra oleh pedagang India.

Ada juga benang perak untuk mempercantik. Semua benang tersebut di tenun menggunakan pola yang rumit dengan alat tenun. Menenun merupakan kegiatan turun temurun pada masyarakat sumatra selatan.

Belajar menenun secara singkat akan sangat sulit, maka dari itu masyarakat sumatra selatan mengajarkan anak anak mereka terutama kaum perempuan untuk belajar menenun sejak kecil.

Kain songket ini memiliki kualitas yang bagus dan dapat bertahan selama berpuluh puluh tahun, biasanya kain songket warisan turun temurun. Hingga saat ini kain songket masih bisa kita temukan, dikarenakan kain ini diwariskan secara turun temurun. Maka dari itu keberadaannya masih tetap dijaga dan dilestarikan.

Keywords
Kerajinan, Tenun, Songket, Tanjung Laut, Tanjung Batu, Ogan Ilir

Abdurrahman, Dudung. (2011). Metodelogi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Group

Adie. (2022). Festival Burai 2022, Pertunjukan Seni Budaya Terbesar di Ogan Ilir Siap Digelar.https://beritaanda.net/festival-burai-2022-pertunjukan-seni-budaya-terbesar-di-ogan-ilir-siap-digelar/

Agustini. (2004). Tenun Sutera dan Songket Sambas. Semarang: Ombak.

Aryani, Dwi, Kusuma. (2022). Jenis-jenis Motif Tenun Songket. Hasil Wawancara Pribadi 23 Mei 2022.

Bahtra, Ahmad. (2022). Dampak Kerajinan Tenun Songket Bagi Masyarakat. Hasil Wawancara Pribadi. 24 Mei 2022.

Berlian, Z. (2018). Strategi Promosi Songket Palembang (Studi Kasus Kerajian Songket Cek Ipah). An Nisa'a, 13(1).

BPS Kabupaten Ogan Ilir. (2018). Jumlah Penduduk Kecamatan Tanjung Batu Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin (Jiwa) 2015-2018. https://oganilirkab.bps.go.id/indicator/12/76/1/jumlah-penduduk-kecamatan-tanjung-batu-menurut-kelurahan-dan-jenis-kelamin-jiwa-.html

Chavoshbashi, F., Ghadami, M., Broumand, Z., & Marzban, F. (2012). Designing dynamic model for measuring the effects of cultural values on Iran’s economic growth. African Journal of Business Management, 6 (26), 7799–7815.

Daldjoeni. (1982). Pengantar Geografi. Bandung: Alumni.

Dumairy. (1996(. Perekonomian indonesia. Jakarta: Erlangga.

Efriyanto. (2021). Songket Palembang, Seminar sehari. Workshop songket Palembang di Museum Negeri Sumatera Selatan, Rabu 01 Desember 2021.

Giharni. (2022). Tahapan Pembuatan Songket. Hasil Wawancara Pribadi. 13 April 2022

Hasan, M. A., & Liliana, D. Y. (2020). Pengenalan Motif Songket Palembang Menggunakan Deteksi Tepi Canny, PCA dan KNN. Jurnal Multinetics, vol, 6, 1-7.

Irmeilyana, I., & Desiani, A. (2018). Analisis perbandingan profil pengrajin di tiga sentra kerajinan tenun songket Palembang. Jurnal Infomedia: Teknik Informatika, Multimedia & Jaringan, 3(2), 58-63.

Inilah Keunikan Kain Tenun Khas Palembang “Ratu Segala Kain”

Palembang adalah sebuah kota terbesar kedua di Pulau Sumatera yang dulunya merupakan tempat dimana Kerajaan Sriwijaya berdiri, Kerajaan Buddha terbesar di Asia Tenggara.

Tidak hanya itu, kota ini juga sangat dikenal untuk salah satu kerajinan seni kriyanya, yaitu kerajinan kain tenun songket.

Kain tenun songket khas Palembang merupakan kain yang paling diminati saat ini karena memiliki tampilan yang sangat berkelas dan terbilang cukup mewah, seperti halnya Kain Tenun Bali.

Sehingga, sangat sering dipilih oleh banyak orang untuk dijadikan sebagai kain bawahan untuk menghadiri acara-acara yang bersifat formal maupun semi-formal.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia