... Belajar Seni Rupa DIY: Keindahan Ukiran Kayu Jepara dalam Karya Sulaman

Keindahan Ukiran Kayu Jepara - Inspirasi Seni Rupa dalam Kerajinan Sulam dan DIY

Fungsi Seni Ukir

Dalam karya seni ukir ada beberapa fungsi yang dimiliki, diantaranya :

Fungsi Hias

Karya seni ukir yang dibuat oleh para seniman hanya untuk hiasan, artinya motif ukir tersebut tidak mengandung makna tertentu. Contohnya ukiran hiasan dinding.

Fungsi Magis

Ukiran ini dibuat dengan mengandung simbol-simbol tertentu dan digunakan sebagai benda magis yang berhubungan dengan kepercayaan dan spiritual. Contohnya ukiran pada patung suku asmat yang bernilai magis.

Fungsi Simbolik

Fungsi ukiran simbolik biasanya terdapat pada ukiran tradisional yang unik yaitu untuk menyimbolkan hal-hal tertentu yang berkaitan dengan spiritual.

Contohnya seperti beberapa ornamen rumah adat di Indonesia, seperti simbol ornament rumah adat Jawa Tengah.

Pada beberapa bangunan di Jawa biasanya dapat kita jumpai kayu yang terukir. Pada ornament tersebut mengandung makna simbolis. Seperti ayam jago, gunungan ular naga, banyu tretes, banaspati dan sebagainya.

Jenis-jenis motif ukir

Di Indonesia banyak sekali daerah-daerah yang menghasilkan kerajinan seni ukir dan masing-masing daerah memiliki motif ukiran khas. Berikut motif ukiran serta asal daerahnya di Indonesia: Baca juga: Langkah-Langkah Membuat Ukiran

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Yatiman seniman seni ukir relief 3 dimensi asal Jepara saat menyelesaikan hasil karyanya di Tangerang, Banten, Rabu (17/01/2017). Yatiman menjadi seorang seniman ukir kayu sejak umur 19 tahun di Jepara Jawa Tengah.

Kota yang terkenal sebagai Kota ukiran di pulau Jawa adalah kota. Biasanya bahan yang digunakan sebagai media ukir adalah kayu. Sebagian besar masyarakatnya mempunyai usaha ukiran kayu. Sehingga, di kota tersebut banyak dijumpai tokoh-tokoh yang menyediakan berbagai macam ukiran. Dari perabotan rumah tangga berukuran besar hingga hiasan dengan ukuran yang paling kecil.

Sejarah Seni Ukir di Indonesia

Pada tahun 1500 SM, Indonesia mengenal seni ukir tepat sejak zaman batu muda. Pada saat itu, nenek moyang bangsa Indonesia sudah berhasil membuat ukiran dari bahan batu dan tempaan yang terbuat dari tanah liat.

Motif ukir yang digunakan masih sangat sederhana. Pada umumnya, motif ukiran bermotif geometris yang berupa garis, titik dan lengkungan.

Seiring perkembangan zaman, bahan membuat ukiran semakin berkembang dengan menggunakan perunggu, perak, emas dan lainnya. Teknik ukir yang digunakan menggunakan media cor.

Perkembangan seni ukir di Indonesia semakin pesat ketika agama Islam, agama Hindu dan agama Budha masuk ke Indonesia. Karya seni ukir yang dihasilkan dalam bentuk desain, motif dan produksi.

Jenis ukiran yang ditemukan pada badan candi dan prasasti yang dibuat pada masa itu untuk mengenang para raja-raja.

Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata tradisional (seperti keris dan tombak), alat musik tradisional (seperti gamelan dan wayang).

Motif ukiran pada masa itu, selain menggambarkan bentuk ukiran, terkadang berisi kisah para dewa dan mitos kepahlawanan.

Bukti sejarah peninggalan ukiran pada masa tersebut dapat ditemui pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan candi Mendut di Jawa Tengah.

Sedangkan motif ukir yang digunakan pada zaman perunggu yaitu motif ukir mender, motif ukir topeng pilin berganda, motif ukit topeng, motif ukir tumpal, motif ukir binatang dan motif ukir manusia.

  • Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari gunung merapi dekat Bima.
  • Motif tumpal ditemukan pada buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT).
  • Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu dari kerinci, Sumatera.
  • Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba, Nusa Tenggara. Dan pada kapak perunggu dari danau sentani, Irian Jaya, pada motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang sedang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kekuatan jahat
  • Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.

Sejarah Teknik Ukir

Teknik ukir adalah metode pembuatan seni rupa yang sejak dahulu sampai sekarang masih dijalankan secara turun temurun. Di Indonesia, teknik ini diperkirakan sudah ada sejak zaman prasejarah. Sekitar abad 1500 SM, nenek moyang kita sudah begitu mengenal yang namanya seni ukir.

Hal ini terbukti dari ditemukannya peninggalan prasejarah yang berhubungan dengan seni ukir. Contohnya adalah kapak batu, patung atau banguanan prasejarah seperti candid an lainnya. Meski sudah ditemukan pada beberapa contoh tersebut.

Teknik yang ada pada zaman dahulu terbilang masih meliputi bentuk-bentuk sederhana. Misalnya seni ukir dengan bentuk geometris seperti lingkaran, titik, garis, segitiga dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya zaman, seni ukir sudah mulai berkembang dan cukup bervariatif, baik dari bentuk, model ataupun desainnya.

Selain itu jika dilihat lagi, perkembangan seni ukir juga sudah mencakup ranah arsitektur. Contohnya adalah ukiran yang terdapat pada tempat ibadah seperti masjid, klenteng, pura dan lain sebagainya.

Di Balik Pena: dr. Andreas Kurniawan Berbagi Tutorial Melalui Duka dan Mencuci Piring

R. A Kartini dan seni ukir Jepara

Seni ukir Jepara | Foto: Indonesia.go.id

Sepeninggalan Ratu Kali Nyamat, perkembangan ukir Jepara terhenti dan stagnan. Kemudian, perkembangan mereka baru dimulai lagi pada masa Kartini. Sebagai tempat kelahirannya, Raden Ajeng Kartini membantu dan mengemabangakan bersama-sama seni ukir Jepara.

Kartini juga pernah menulis sebuah prosa berjudul Van een Vergeten Uithoekje atau Pojok yang Dilupakan. Prosa ini menceritakan mengenai tanah kelahirannya, Jepara, yang mempunyai banyak seniman ukir sejati. Ironisnya, banyak dilupakan orang dan tidak mendapatkan penghargaan yang berarti.

R. A. Kartini dan para perajin bersama-sama membuat ukiran, seperti meja kecil, pigura, tempat perhiasan, cenderamata dan lainnya yang kemudian dijual ke Batavia (Jakarta) dan Semarang. Hingga akhirnya, banyak masyarakat yang mengetahui kualitas karya ukir dari Jepara dan pesanan pun berdatangan.

Hasil produksi seni ukir Jepara pun semakin bertambah. R. A Kartini juga mulai memperkenalkan karya ukir Jepara ke luar negeri dengan memberikan cendera mata kepada teman-temannya di luar negeri.

Kartini pun gencar untuk terus mempromosikan dan menghubungi Oost en West (asosiasi kerajinan tangan) di Hindia. Kartini mendorong mereka semua untuk membantu mempromosikan produk seni ukir Jepara. Bahkan, R. A Kartini juga mengirimkan hadiah ulang tahun kepada Sri Baginda Ratu Wilhelmina di Belanda.

Seluruh upaya Kartini, berbuah manis. Permintaan melonjak berkali-kali lipat dan berhasil dijual dengan harga tinggi. Selain keberhasilan kerajinan ukir Jepara, kesejahteraan para seniman ukir di Jepara juga meningkat.


Tags: dari contoh adalah kayu ukiran

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia