Keindahan Ukiran Kayu Jepara - Inspirasi Seni Rupa dalam Kerajinan Sulam dan DIY
Macam Macam Seni Ukir
Jenis ukiran cembung adalah bentuk ukiran cembung, jenis ukiran ini seringkali digunakan pada pembuatan relief.
Apa yang dimaksud relief ?
Relief adalah seni pahat dan jenis ukiran tiga dimensi yang dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini dapat dijumpai pada candi, kuil atau monumen bersejarah kuno.
Jenis ukiran cekung adalah hasil karya seni yang bentuknya cekung.
Jenis ukiran susun adalah ukiran yang bentuknya bersusun-susun. Contoh ukiran daun besar dibawah ukiran daun sedang dan kecil yang bentuknya indah.
Jenis ukiran garis adalah bentuk ukiran yang diukir pada garis-garis gambarnya. Jenis ukiran garis banyak digunakan pada logam sebagai ukiran guratan.
Jenis ukiran takokan adalah bentuk ukiran yang tidak menggunakan bingkai, yang diperlihatkan hanya tepi-tepi batas ukiran saja.
Ukiran takokan erat kaitannya dengan motif ukiran Krawang.
- Jenis Ukiran Tembus atau Jenis Ukiran Krawangan
Jenis ukiran tembus atau ukiran krawangan adalah bentuk ukiran yang tidak menerapkan dasar-dasar ukiran, jadi jenis ukiran ini tembus. Sehingga sering digunakan untuk penyekat ruang, kursi, ukir tempel dan lainnya.
Kayu adalah salah satu media bahan utama ukiran, berperan penting dalam pengerjaan suatu karya seni ukiran.
Untuk mendapatkan jenis kayu tertentu dalam pembuatan sebuah hasil karya akan menghasilkan hasil karya seni ukir yang menakjubkan.
Dijelaskan lebih detail lagi oleh Bastomi (1982) bahwa jenis ukiran yang dihasilkan para seniman atau perajin ada enam macam, diantaranya :
Macam ukiran rendah adalah gambar yang timbul pad ukira separuhnya terpisah dari bentuk utuhnya.
Seni Ukir: Pengertian, Jenis Motif, dan Fungsinya
Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi KOMPAS.com - Pada zaman dahulu, seni ukir dibuat untuk menciptakan simbol-simbol kepercayaan dan pesan pada sebuah ritual. Bahan pembuatan seni ukir tidak hanya dari tanah liat, tetapi berkembang ke bahan lain seperti pelepah daun, kayu, batu, tulang, dan lain-lain. Baca juga: 9 Unsur Seni Rupa Pengertian seni ukir adalah termasuk seni krita yang umumnya digunakan untuk melengkapi serta memperindah sebuah benda. Ukiran merupakan seni yang membentuk gambar hias pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.
Bentuk ukiran dengan bagian-bagian cekung dan cembung yang menyusun suatu gambar yang indah. Ornamen dari ragam hias ini merupakan hasil rangkaian yang berelung-relung, saling menjalin, berulang, dan sambung menyambung sehingga mewujudkan hiasan.
Sejarah Teknik Ukir
Teknik ukir adalah metode pembuatan seni rupa yang sejak dahulu sampai sekarang masih dijalankan secara turun temurun. Di Indonesia, teknik ini diperkirakan sudah ada sejak zaman prasejarah. Sekitar abad 1500 SM, nenek moyang kita sudah begitu mengenal yang namanya seni ukir.
Hal ini terbukti dari ditemukannya peninggalan prasejarah yang berhubungan dengan seni ukir. Contohnya adalah kapak batu, patung atau banguanan prasejarah seperti candid an lainnya. Meski sudah ditemukan pada beberapa contoh tersebut.
Teknik yang ada pada zaman dahulu terbilang masih meliputi bentuk-bentuk sederhana. Misalnya seni ukir dengan bentuk geometris seperti lingkaran, titik, garis, segitiga dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya zaman, seni ukir sudah mulai berkembang dan cukup bervariatif, baik dari bentuk, model ataupun desainnya.
Selain itu jika dilihat lagi, perkembangan seni ukir juga sudah mencakup ranah arsitektur. Contohnya adalah ukiran yang terdapat pada tempat ibadah seperti masjid, klenteng, pura dan lain sebagainya.
Di Balik Pena: dr. Andreas Kurniawan Berbagi Tutorial Melalui Duka dan Mencuci Piring
Sejarah Jepara Dijuluki Kota Ukir Berkelas Dunia
Lantas, bagaimana sejarah jepara dijuluki kota ukir berkelas dunia ?
Mengutip dari laman resmi Indonesia.go.id, sejarah kota Jepara mendapat julukan kota ukir karena dahulu kala Prabangkara, ahli lukis dan ukir itu, dipanggil oleh Raja Brawijaya untuk melukis istrinya dalam keadaan tanpa busana sebagai wujud cinta sang raja. Sebagai pelukis, ia harus melukis melalui imajinasinya tanpa boleh melihat permaisuri dalam keadaan tanpa busana.
Prabangkara melakukan tugasnya dengan sempurna sampai kotoran seekor cicak jatuh mengenai lukisan itu sehingga lukisan permaisuri mempunyai tahi lalat. Raja sangat puas dengan hasil karya Prabangkara namun begitu melihat tahi lalat tersebut, maka marahlah sang raja dan menuduh Prabangkara melihat permaisuri tanpa busana karena lokasi tahi lalatnya persis dengan kenyataannya.
Prabangkara pun dihukum dengan diikat di layang-layang, diterbangkan, dan kemudian jatuh di belakang gunung yang kini bernama Mulyoharjo. Prabangkara kemudian mengajarkan ilmu ukir kepada warga Jepara dan kemahiran ukir warga Jepara bertahan hingga sekarang.
Ukiran Jepara sudah ada sejak zaman pemerintahan Ratu Kalinyamat sekitar tahun 1549. Anak perempuan ratu bernama Retno Kencono mempunyai peranan yang besar bagi perkembangan seni ukir. Di zaman ini kesenian ukir berkembang dengan sangat pesat ditambah dengan adanya seorang menteri bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa dan sangat ahli dalam seni ukir. Sementara daerah belakang Gunung diceritakan terdapat sekelompok pengukir yang bertugas untuk melayani kebutuhan ukir keluarga kerajaan.
Semakin hari kelompok ini berkembang menjadi semakin banyak karena desa-desa tetangga mereka pun ikut belajar mengukir. Namun, sepeninggal Ratu Kalinyamat, perkembangan mereka terhenti dan baru berkembang kemudian di era Kartini, pahlawan wanita yang lahir di Jepara.
Peranan Raden Ajeng Kartini dalam pengembangan seni ukir sangat besar. Ia melihat kehidupan para pengrajin ukir yang tidak beranjak dari kemiskinan dan hal ini sangat mengusik batinnya. Ia kemudian memanggil beberapa pengrajin dari daerah belakang Gunung untuk bersama-sama membuat ukiran seperti peti jahitan, meja kecil, figura, tempat perhiasan, dan barang cinderamata lainnya, yang kemudian dijual oleh Raden Ajeng Kartini ke Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), sehingga akhirnya diketahuilah kualitas karya seni ukir dari Jepara ini.
Sejarah Seni Ukir di Indonesia
Pada tahun 1500 SM, Indonesia mengenal seni ukir tepat sejak zaman batu muda. Pada saat itu, nenek moyang bangsa Indonesia sudah berhasil membuat ukiran dari bahan batu dan tempaan yang terbuat dari tanah liat.
Motif ukir yang digunakan masih sangat sederhana. Pada umumnya, motif ukiran bermotif geometris yang berupa garis, titik dan lengkungan.
Seiring perkembangan zaman, bahan membuat ukiran semakin berkembang dengan menggunakan perunggu, perak, emas dan lainnya. Teknik ukir yang digunakan menggunakan media cor.
Perkembangan seni ukir di Indonesia semakin pesat ketika agama Islam, agama Hindu dan agama Budha masuk ke Indonesia. Karya seni ukir yang dihasilkan dalam bentuk desain, motif dan produksi.
Jenis ukiran yang ditemukan pada badan candi dan prasasti yang dibuat pada masa itu untuk mengenang para raja-raja.
Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata tradisional (seperti keris dan tombak), alat musik tradisional (seperti gamelan dan wayang).
Motif ukiran pada masa itu, selain menggambarkan bentuk ukiran, terkadang berisi kisah para dewa dan mitos kepahlawanan.
Bukti sejarah peninggalan ukiran pada masa tersebut dapat ditemui pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan candi Mendut di Jawa Tengah.
Sedangkan motif ukir yang digunakan pada zaman perunggu yaitu motif ukir mender, motif ukir topeng pilin berganda, motif ukit topeng, motif ukir tumpal, motif ukir binatang dan motif ukir manusia.
- Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari gunung merapi dekat Bima.
- Motif tumpal ditemukan pada buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT).
- Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu dari kerinci, Sumatera.
- Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba, Nusa Tenggara. Dan pada kapak perunggu dari danau sentani, Irian Jaya, pada motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang sedang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kekuatan jahat
- Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.
Tags: dari contoh adalah kayu ukiran