Tidak Termasuk dalam Persyaratan Perancangan Kerajinan adalah...
Tahapan-tahapan Penerapan Design Thinking
Design thinking biasanya melibatkan sejumlah stage (tahapan), yang dapat bervariasi tergantung pada sumber dan interpretasinya.
Namun secara umum, tahapan-tahapan design thinking adalah sebagai berikut:
Empathize (Berempati)
Tahapan pertama dalam design thinking adalah empathize. Pada tahap ini, fokus utama teman-teman adalah untuk memahami seperti apa pengalaman, pandangan, dan kebutuhan user atau pihak-pihak lain yang terkait.
Kemudian orang atau tim yang bertanggungjawab terhadap design thinking berusaha melihat dunia dari perspektif user, mengidentifikasi masalah yang dihadapi, dan merasakan emosi serta tantangan yang mereka alami.
Dalam tahap empathize, berbagai metode mungkin saja untuk diterapkan, seperti wawancara, observasi, hingga studi kasus. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai user.
Apa tujuan metode-metode itu dilaksanakan?
Tujuan utamanya adalah untuk membangun empati yang kuat terhadap orang-orang yang terlibat, sehingga solusi yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Empathize menciptakan pondasi dasar yang kokoh untuk solusi inovatif yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap user.
Define (Definisi)
Define merupakan tahapan kedua dalam proses design thinking. Pada tahap ini, Anda akan menggunakan pemahaman yang diperoleh dari tahap empathize untuk merumuskan secara jelas permasalahan atau solusi yang ingin dipecahkan.
Tugas utama pada tahap define adalah mengartikan data yang diperoleh dari tahap empathize menjadi sebuah pernyataan masalah yang spesifik dan dapat dipahami.
Pernyataan masalah ini harus menggambarkan esensi dari apa yang ingin dicapai dan menetapkan batasan-batasan untuk fokus pada solusi.
Desain Ragam Hias
Desain ragam hias yang terdapat di wilayah Indonesia ini beberapa di antaranya sudah merupakan pola baku ragam hias wilayah tertentu. Desain ragam hias dapat dikelompokkan dalam jenis pola sebagai berikut.
- Jenis pola tunggal (pattern), yaitu bentuk pola yang disusun dengan ukuran yang berdiri sendiri tanpa diberi bentuk yang lain.
- Jenis pola ulang himpunan (assemblage), yaitu bentuk pola yang tiap bagian merupakan suatu kelompok dan kumpulan dari beberapa bentuk atau unsur yang masih bersifat satu-kesatuan.
- Jenis pola ulang menyeluruh, yaitu ragam hias dengan kombinasi-kombinasi ulangan disertai dengan membubuhkan bentuk lain yang tidak tercakup dalam kelompok tanpa merusak bentuk pokok dari ragam hias tersebut.
Pola pada ragam hias biasanya terdiri atas ragam hias pokok, ragam hias pendukung, dan ragam hias isian atau pelengkap. Proses penataan ragam hias secara garis besar dapat dikelompokkan dalam proses sebagai berikut:
- Proses pengulangan sejajar, baik secara vertikal maupun horizontal, disusun dalam posisi yang sama, jarak dan ukuran yang sama. Proses tersebut sangat mudah dijumpai dalam ragam hias geometris sebagai desain tepi maupun dalam susunan diagonal dan sudut.
- Proses pengulangan berpotongan, yaitu pada proses pembuatan motif saling bertumpangan dan berpotongan terhadap bidang gambar. Ragam hias pada tekstil tradisional pada umumnya menggunakan proses pengulangan yang disusun simetris. Pada tekstil modern, proses pengulangan ragam hias, baik yang sejajar maupun yang berpotongan, selain disusun secara simetris sering pula digunakan secara asimetris, bahkan bersifat acak.
Estetika
Perancangan benda kerajinan harus memperhatikan nilai estetika dari benda tersebut. Dalam hal ini, estetika tidak hanya dilihat dari segi keindahan tetapi juga fungsionalitasnya. Sebuah benda kerajinan harus mampu menarik perhatian dengan bentuknya yang unik, desain yang menawan, dan kreativitas yang tinggi.
Syarat utama dalam perancangan benda kerajinan adalah keunikan desain yang dimiliki, sehingga dapat membedakan satu produk dengan produk lainnya. Selain itu, desain yang dihasilkan harus mampu memberikan nilai tambah dan meningkatkan nilai estetika benda tersebut.
Desain benda kerajinan juga harus mampu mencerminkan identitas budaya Indonesia. Sebagai sebuah negara dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, Indonesia memiliki karakteristik yang unik dalam setiap daerahnya. Sebuah benda kerajinan yang baik harus mampu merefleksikan karakteristik budaya tersebut agar dapat diterima secara luas oleh masyarakat.
Estetika juga harus diperhatikan dari segi fungsionalitas. Sebuah benda kerajinan harus mampu memenuhi fungsi yang diinginkan, sehingga menjadi nilai tambah bagi konsumen. Oleh karena itu, dalam perancangan benda kerajinan harus mempertimbangkan faktor ergonomis dan kepraktisan penggunaan.
Selain itu, dalam perancangan benda kerajinan juga harus mempertimbangkan faktor ekonomi. Sebuah benda kerajinan harus mampu diproduksi dengan biaya yang efisien dan memiliki nilai jual yang sesuai dengan kualitas yang ditawarkan. Dalam hal ini, keberhasilan desain yang baik akan berdampak pada efisiensi produksi dan kemampuan bersaing di pasar.
Secara keseluruhan, estetika merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan benda kerajinan. Dalam hal ini, estetika harus dipandang secara holistik, yaitu tidak hanya dilihat dari segi keindahan, tetapi juga fungsionalitas, identitas budaya, faktor ergonomis, dan ekonomi. Sebuah desain yang baik dan menarik dapat meningkatkan nilai estetika benda tersebut, sehingga dapat bersaing di pasar dan menjadi pilihan yang diinginkan oleh konsumen.
Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Dalam proses pembuatan sebaiknya menggunakan berbagai jenis pahat ukir agar hasil ukiran maksimal. Kemudian tetap memperhatikan keselamatan kerja sehingga tercipta produk yang unggul dan berkualitas.
Teknik Kerja Bangku
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan produk kriya kayu. Pekerjaan kerjabangku penekanan pada pembuatan benda kontruksi dengan alattangan,dan dilakukan di bangku kerja. pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris, membuat geometris secara terukur,membuat sambungan, dan merakit beberapa komponen dengan bahan papan maupun balok kayu.
Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan , tingkat kesulitan produk yang dibuat, tingkat keapresisian hasil karya.
Untuk memperoleh hasil yang presisi pekerjaan kerja bangku biasanya dibantu dengan menggunakan alat-alat semi masinal,disamping untuk mempercepat proses kerja. Tingkat kejelasan gambar yang dipergunakan, kualitas peralatan baik alat potong, serut, pahat alat penghalus sangat menentukan hasil produk.
Teknik Bubut
Dalam pekerjaan membubut diperlukan alat pemotong yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/menggaruk dan membentuk benda. Proses Kerja Teknik Bubut:
- Potonglah kayu sesuai dengan ukuran pada gambar kerja ditambah 2 cm pada setiap ujungnya.
- Buatlah garis diagonal pada setiap ujung kayu dengan menggunakan penggaris dan pensil untuk menentukan titik senter. Tandailah titik senter dengan menggunakan drip atau palu besi.
- Ketamlah sudut-sudut kayu menjadi segi delapan dengan menggunakan ketam baja.
- Pasanglah benda kerja pada senter mesin bubut . Kemudian aturlah ketinggian penyangga pahat sesuai dengan senter mesin bubut 6 Mulailah pembubutan dari bentuk segi delapan menjadi silinder dengan menggunakan pahat kuku besar.
- Ratakan bentuk silinder dengan menggunakan pahat lurus atau pahat miring/sero.
Mengapa Design Thinking itu Penting?
Design thinking menjadi penting karena memungkinkan keterlibatan antara kreativitas, empati, dan analisis dalam menciptakan solusi inovatif.
Seperti yang sudah disebutkan di awal, pendekatan ini tidak hanya fokus pada estetika, tetapi juga memprioritaskan pemahaman mendalam terhadap user serta tantangan yang dihadapinya.
Dengan menggabungkan beberapa perspektif, design thinking dapat menghadirkan solusi yang lebih relevan dan mampu memberikan dampak yang positif.
Kemampuannya untuk merespons perubahan dan mengatasi hal-hal kompleks menjadikan design thinking “alat” yang efektif dalam mencapai tujuan bisnis dan memecahkan permasalahan di masyarakat.
Design thinking bukan hanya sekadar metode, tetapi juga filosofi yang mendorong inovasi berkelanjutan dan transformasi ke arah yang lebih positif.
Tags: kerajinan yang adalah syarat