Tidak Termasuk dalam Persyaratan Perancangan Kerajinan adalah...
Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Dalam proses pembuatan sebaiknya menggunakan berbagai jenis pahat ukir agar hasil ukiran maksimal. Kemudian tetap memperhatikan keselamatan kerja sehingga tercipta produk yang unggul dan berkualitas.
Teknik Kerja Bangku
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan produk kriya kayu. Pekerjaan kerjabangku penekanan pada pembuatan benda kontruksi dengan alattangan,dan dilakukan di bangku kerja. pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris, membuat geometris secara terukur,membuat sambungan, dan merakit beberapa komponen dengan bahan papan maupun balok kayu.
Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan , tingkat kesulitan produk yang dibuat, tingkat keapresisian hasil karya.
Untuk memperoleh hasil yang presisi pekerjaan kerja bangku biasanya dibantu dengan menggunakan alat-alat semi masinal,disamping untuk mempercepat proses kerja. Tingkat kejelasan gambar yang dipergunakan, kualitas peralatan baik alat potong, serut, pahat alat penghalus sangat menentukan hasil produk.
Teknik Bubut
Dalam pekerjaan membubut diperlukan alat pemotong yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/menggaruk dan membentuk benda. Proses Kerja Teknik Bubut:
- Potonglah kayu sesuai dengan ukuran pada gambar kerja ditambah 2 cm pada setiap ujungnya.
- Buatlah garis diagonal pada setiap ujung kayu dengan menggunakan penggaris dan pensil untuk menentukan titik senter. Tandailah titik senter dengan menggunakan drip atau palu besi.
- Ketamlah sudut-sudut kayu menjadi segi delapan dengan menggunakan ketam baja.
- Pasanglah benda kerja pada senter mesin bubut . Kemudian aturlah ketinggian penyangga pahat sesuai dengan senter mesin bubut 6 Mulailah pembubutan dari bentuk segi delapan menjadi silinder dengan menggunakan pahat kuku besar.
- Ratakan bentuk silinder dengan menggunakan pahat lurus atau pahat miring/sero.
Tahapan-tahapan Penerapan Design Thinking
Design thinking biasanya melibatkan sejumlah stage (tahapan), yang dapat bervariasi tergantung pada sumber dan interpretasinya.
Namun secara umum, tahapan-tahapan design thinking adalah sebagai berikut:
Empathize (Berempati)
Tahapan pertama dalam design thinking adalah empathize. Pada tahap ini, fokus utama teman-teman adalah untuk memahami seperti apa pengalaman, pandangan, dan kebutuhan user atau pihak-pihak lain yang terkait.
Kemudian orang atau tim yang bertanggungjawab terhadap design thinking berusaha melihat dunia dari perspektif user, mengidentifikasi masalah yang dihadapi, dan merasakan emosi serta tantangan yang mereka alami.
Dalam tahap empathize, berbagai metode mungkin saja untuk diterapkan, seperti wawancara, observasi, hingga studi kasus. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai user.
Apa tujuan metode-metode itu dilaksanakan?
Tujuan utamanya adalah untuk membangun empati yang kuat terhadap orang-orang yang terlibat, sehingga solusi yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Empathize menciptakan pondasi dasar yang kokoh untuk solusi inovatif yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap user.
Define (Definisi)
Define merupakan tahapan kedua dalam proses design thinking. Pada tahap ini, Anda akan menggunakan pemahaman yang diperoleh dari tahap empathize untuk merumuskan secara jelas permasalahan atau solusi yang ingin dipecahkan.
Tugas utama pada tahap define adalah mengartikan data yang diperoleh dari tahap empathize menjadi sebuah pernyataan masalah yang spesifik dan dapat dipahami.
Pernyataan masalah ini harus menggambarkan esensi dari apa yang ingin dicapai dan menetapkan batasan-batasan untuk fokus pada solusi.
Tags: kerajinan yang adalah syarat