... Cara Menggunakan Bahan Pewarna Mengkilap untuk Kerajinan Keramik: Panduan DIY

Bahan Pewarna Mengkilap untuk Kerajinan Keramik

Persiapan Glasir

A. Proses Pencampuran Bahan Glasir

Proses pencampuran bahan glasir melibatkan beberapa langkah penting.

Pertama, bahan-bahan seperti silika, oksida logam, kaolin, feldspar, dan alumina harus diukur dengan tepat sesuai dengan resep glasir yang diinginkan.

Proses pencampuran ini sangat penting untuk menciptakan glasir yang memiliki konsistensi dan warna yang tepat.

B. Penyesuaian Konsistensi Glasir

Sebaliknya, jika glasir terlalu encer, bisa ditambahkan lebih banyak bahan glasir kering untuk mengentalkannya. Penyesuaian konsistensi ini penting untuk memastikan bahwa glasir dapat diterapkan dengan mudah dan merata pada permukaan keramik.

C. Pengujian Warna dan Kilap

Sebelum glasir diterapkan pada keramik, penting untuk melakukan pengujian warna dan kilap. Pengujian ini biasanya dilakukan dengan cara membuat sampel glasir kecil dan membakarnya dalam kiln.

Jika hasil pengujian tidak sesuai dengan yang diharapkan, resep glasir dapat disesuaikan dan diuji kembali hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.

Teknik Aplikasi Glasir pada Keramik

A. Metode Pencelupan (Dipping)

Metode pencelupan adalah teknik aplikasi glasir yang paling umum digunakan dalam keramik. Dalam metode ini, keramik yang belum dibakar dicelupkan langsung ke dalam wadah berisi glasir.

B. Penggunaan Kuas (Brushing)

Penggunaan kuas dalam aplikasi glasir memungkinkan kontrol yang lebih besar atas penempatan dan ketebalan glasir. Dengan kuas, glasir dapat diaplikasikan dengan lebih detail, memungkinkan penciptaan pola dan desain yang lebih kompleks.

Jenis dan ukuran kuas yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada efek yang diinginkan. Kuas dengan bulu lebar biasanya digunakan untuk menutupi area yang lebih besar, sementara kuas dengan ujung runcing digunakan untuk detail yang lebih halus.

C. Penyemprotan (Spraying)

Teknik penyemprotan glasir menggunakan alat semprot khusus untuk mengaplikasikan glasir pada permukaan keramik. Teknik ini memungkinkan penyebaran glasir yang sangat merata dan halus, dan biasanya digunakan untuk efek khusus atau pada keramik dengan bentuk yang kompleks yang sulit dicapai dengan metode pencelupan atau kuas. Namun, teknik ini memerlukan perlindungan tambahan untuk mencegah inhalasi partikel glasir yang mungkin berbahaya.

D. Teknik Khusus untuk Efek Dekoratif

Ada berbagai teknik khusus yang dapat digunakan untuk menciptakan efek dekoratif dengan glasir. Misalnya, teknik sgraffito, di mana lapisan glasir diaplikasikan dan kemudian sebagian dihapus untuk menciptakan pola atau desain.

Teknik lainnya termasuk pencelupan ganda, di mana keramik dicelupkan dalam satu warna glasir, diizinkan untuk mengering, dan kemudian dicelupkan lagi dalam warna glasir yang berbeda. Teknik ini dapat menciptakan efek gradasi warna atau pola yang menarik.

Proses Pengeringan dan Pembakaran

A. Tahap Pengeringan Glasir

Pengeringan biasanya dilakukan dengan cara membiarkan keramik berada di tempat yang kering dan hangat. Durasi pengeringan bisa bervariasi, tergantung pada ketebalan glasir dan kondisi lingkungan, tetapi biasanya membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari.

B. Pembakaran Bisque (Bisque Firing)

Tujuan dari pembakaran bisque adalah untuk memperkeras badan keramik tetapi tidak mematangkan badan keramik agar dapat diglasir.

C. Pembakaran Glasir (Glaze Firing)

  1. Suhu dan Durasi Pembakaran: Suhu pembakaran glasir biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan pembakaran bisque, yaitu sekitar 1150 derajat Celsius. Durasi pembakaran bisa bervariasi, tetapi biasanya membutuhkan beberapa jam. Suhu dan durasi pembakaran harus diatur dengan hati-hati untuk memastikan bahwa glasir meleleh dan menempel dengan baik pada permukaan keramik, serta menghasilkan warna dan kilau yang diinginkan.
  2. Pengaruh Atmosfer Pembakaran pada Hasil Akhir: Atmosfer dalam kiln selama proses pembakaran juga dapat mempengaruhi hasil akhir keramik. Misalnya, atmosfer oksidasi (kaya oksigen) atau reduksi (kurang oksigen) dapat mengubah warna dan tekstur glasir. Selain itu, posisi keramik dalam kiln juga dapat mempengaruhi hasil akhir, seperti tekanan suhu yang berbeda pada lantai ketiga kiln dapat menghasilkan glasir doff, sedangkan lantai kedua dan satu dapat menghasilkan warna glasir yang berkilau.
5) Teknik Putar

Teknik pembentukan badan keramik dengan menggunakan alat putar kaki (kickwheel) dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris.

Hasil karya tanah liat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Jika sudah kering, karya dapat dibakar menggunakan tungku keramik, dengan bahan bakar yang bervariasi seperti gas, kayu, minyak tanah atau listrik. Keramik yang dibentuk sudah dapat diberi dekorasi pada saat setengah kering atau saat sudah mengalami pembakaran pertama (bisque). Dekorasi bertujuan agar keramik tampak lebih indah dan kuat. Keramik dari tanah liat bakaran tinggi, dapat dihias dengan pewarna glasir. Glasir adalah lapisan keras yang berkilap pada lapisan produk keramik. Jika menggunakan pewarna glasur, keramik harus dibakar secara khusus, yaitu dibakar dua kali, pertama pembakaran bisquit hingga 900oC, lalu diglasir dan dibakar kembali hingga suhu 1.200o-1.300oC.

Demikian pembahasan mengenai eknik dalam pembuatan kerajinan keramik pijit tekan, pilin, lempengan, cetak, dan putar, rangkuman materi prakarya kelas 7 semester 1. Pelajari juga materi selanjutnya. Sekian, terimakasih.

2) Alat Pembuatan Keramik

Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual. Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan.

Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual caranya tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah.

Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi atau silinder.

Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi produk kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik cetak meliputi: cetak padat dengan teknik press (tekan) dan cetak basah atau cair dengan teknik cor.


Tags: kerajinan bahan yang produk pada

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia