... 10 Cara Mudah Membuat Ikat Kepala Tenun Sendiri: Panduan DIY Terperinci

Seni Tenun Kepala - Kecantikan dalam Karya Tangan Ikat

Sejarah Tenun Gringsing

Menurut legenda, Kain Tenun gringsing adalah pemberian Dewa Indra, Dewa dalam Agama Hindu yang merupakan Dewa Pelindung Manusia. Saat itu dewa Indra sedang mengagumi keindahan langit malam. Saking kagumnya, Ia mencoba menggambarkannya pada umat manusia pilihannya, yaitu masyarakat Tenganan, Bali.

Diajarkannya para wanita Tenganan untuk menguasai teknik menenun Kain tenun gringsing demi mengabadikan keindahan bintang, bulan, matahari, dan hamparan langit lainnya. Maka terciptalah ciri Kain Tenun Gringsing yang bernuansa gelap pekat seperti gelapnya malam.

Kain Tenun Gringsing digunakan dalam ritual adat dan keagamaan dalam masyarakat Bali. Kain Tenun ini dipercaya mengandung kesaktian Dewa Indra, Dewa pelindung umat manusia. Kain Tenun Gringsing dipercaya mempunyai kekuatan magis, yaitu mampu menyembuhkan penyakit dan penolak bala.

Proses Pembuatan Tenun Ikat Pakan

Tenun ikat pakan adalah tenun ikat yang benang dalam pada sehelai kain tenun letaknya searah dengan lebar kain atau tenun ini pembuatan motifnya dengan cara mengikat motif benang pakannya agar zat warna tidak masuk. Seperti inilah proses pembuatan tenun ikat pakan yang perlu sobat griya tenun ketahui.

1. Proses Plangkan

Proses plangkan pada tenun ikat pakan yaitu menyusun benang pakan dari bentuk streng atau kones ke dalam plangkan. Benang-benang ini tak perlu dikres karena akan dibuat untuk benang pakan. Benang-benang disusun secara teratur, dari streng pertama sampai streng terakhir, dari arah kiri ke kanan.

Jumlah susunan streng disesuaikan dengan lebar dan panjang kain yang akan dibuat, serta kerapatan sisir yang akan digunakan.

2. Proses Pengikatan

Proses yang menentukan pembuatan motif, apabila salah pada proses ini akan berakibat fatal yaitu akan merusak motif. Motif yang terbentuk jadi gak karuan atau abstrak. Sebelum mengikat, kita harus membuat pola lebih dulu di atas benang yang sudah diplangkan.

Pengikatan dilakukan mengikuti pola atau motif yang sudah digambar. Talinya menggunakan tali plastik atau tali rafia. Teknik ikatan harus benar, ikatan yang bagus adalah ikatan yang tepat pada garis pola dan ikatannya padat, sehingga warna tidak tembus pada benang yang sudah diikat. Mengingat tujuan pengikatan adalah untuk menghalangi zat pewarna masuk ke dalam benang.

3. Proses Pewarnaan

Cara pewarnaan benang pada tenun ikat pakan ini, secara prinsip tidak jauh berbeda dengan cara pewarnaan pada pembuatan tenun lurik, baik campuran zat pewarnanya maupun proses pencelupannya.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara pewarnaan pada tenun ikat harus dimulai dari warna tertua terlebih dahulu, karena teknik penghalang zat pewarnanya dengan teknik membuka ikatan, jangan sampai keliru ya.

4. Proses Pemaletan

Pemaletan adalah memindahkan benang pakan dari bentuk streng ke dalam kelenting sehingga menjadi benang dalam bentuk paletan dengan menggunakan alat pintal (erek). Benang yang dipalet tidak boleh melewati ujung kelenting karena dapat mengakibatkan benang dari teropong susah ditarik atan keluar.

Ragam Motif Tenun Gringsing

Motif kain gringsing hanya menggunakan tiga warna yang disebut tridatu. Pewarna alami yang digunakan dalam pembuatan motif kain gringsing adalah ‘babakan’ (kelopak pohon) Kepundung putih (Baccaurea racemosa) yang dicampur dengan kulit akar mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai warna merah, minyak buah kemiri berusia tua (± 1 tahun) yang dicampur dengan air serbuk/abu kayu sebagai warna kuning, dan pohon Taum untuk warna hitam.

Proses penataan benang, pengikatan, dan pewarnaan dilakukan pada sisi lungsi dan pakan, sehingga teknik tersebut disebut dobel ikat. Pada teknik tenun ikat biasa, umumnya hanya sisi pakan yang diberi motif, sedangkan sisi lungsi hanya berupa benang polos, atau sebaliknya.

1.Batun Tuung
Digambarkan sebagai biji terung dengan ukuran tidak besar. Digunakan sebagai senteng /selendang pada wanita dan sabuk/ikat pinggang tubumuhan pada pria. Motif ini dikabarkan hampir punah.

2.Cecempakaan
Digambarkan sebagai bunga cempaka. Digunakan sebagai busana adat dan upacara keagamaan. Adapun yang temasuk Gringsing Cecempakaan adalah Cecempakaan Putri, Geringsing Cecempakaan Pat Likur (ukuran 24 benang) dan Cecempakaan Petang Dasa (ukuran empat puluh).

3.Cemplong
Digambarkan sebagai bunga besar di antara bunga-bunga kecil sehingga terlihat ada kekosongan antara bunga yang menjadi cemplong. Gringsing Cemplong digunakan sebagai busana adat dan upacara keagamaan.

Jenis Gringsing Cemplong meliputi: senteng/anteng (busana di pinggang wanita), ukuran Pat Likur (24 benang) dan ukuran Petang Dasa (40 benang). Motif ini hampir punah.

4.Gringsing Isi
Digambarkan sebagai motif yang semuanya berisi/penuh. Tidak ada bagian kain yang kosong. Motif ini digunakan hanya untuk sarana upacara. Hanya terdapat dalam satu ukuran, yaitu ukuran Pat Likur (24 benang).

4.Lubeng
Digambarkan sebagai hewan kalajengking. Digunakan sebagai busana adat dan upacara keagamaan. Motif Lubeng meliputi: Lubeng Luhur, yang berukuran paling panjang. Digambarkan sebagai tiga bunga berbentuk kalajengking yang masih utuh

Penemuan benda-benda prasejarah

Pada beberapa situs yang terdapat di Gilimanuk, Sumba Timur, Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya di Indonesia ditemukan beberapa benda-benda prasejarah yang berkaitan dengan kain tenun berupa cap tenunan, alat untuk memintal / menenun, kain tenun dan bahan-bahan tenun yang terbuat dari kapas. Benda-benda ini diduga berusia lebih dari 3.000 tahun.

Selain itu di ditemukan pula alat pemukul kulit kayu dari batu yang digunakan oleh manusia purba untuk membuat kain dan juga pecahan tembikar yang didalamnya terdapat hiasan yang terbuat dari kain tenun kasar. Koleksi benda prasejarah ini masih dapat disaksikan di Museum Pusat Jakarta.

Penemuan benda-benda prasejarah ini menunjukkan cikal bakal kain tenun di Indonesia, terlihat bahwa pada masa itu kain tenun ditenun dengan menggunakan teknik yang sangat sederhana.


Tags: tenun ikat

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia